Kisah Unik Masjid Al-Alam Marunda, Masjid Wali Allah yang Dibangun Dalam Semalam
Minggu, 29 November 2020 - 07:22 WIB
Setelah melakukan strategi yang matang dan istirahat yang cukup, penyerangan kembali dilakukan. Pasukan Mataram dan pasukan Batavia kala itu memiliki kesempatan untuk kembali menyerang penjajah Portugis. Dan benar saja, saat kembali menyerang, pasukan Portugis mengalami kekalahan total.
Kisah istirahat dan tempat yang dijadikan markas sementara Pangeran Batavia dan Adipati Bahurekso di Masjid Al-Alam tentu saja menyisakan sejarah dan istilah baru. Menurut Kusnadi, penamaan Marunda dari para pemimpin pasukan tersebut. "Disebut Marunda karena Markas Penundaan pada saat itu. Makanya hingga kini disebutkan Masjid Al-Alam Marunda," tuturnya.
Empat Kali Ganti Nama
Menurut Kusnadi, nama masjid ini sebenarnya bukanlah Al-Alam. Dari cerita para orang tua zaman dulu, masjid ini dinamakan Masjid Agung Aulia. "Karena didirikan oleh para Aulia, seperti itu, dan dulu daerah ini merupakan wilayah Jawa Barat, Bekasi," tuturnya.
Hingga akhirnya pada tahun 1974, wilayah Masjid Agung Aulia berubah nama setelah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menjadi Masjid Al-Alam. Seiring berjalannya waktu, nama masjid ini berubah lagi dengan ditemukannya Rumah Si Pitung.
"Sebenarnya Rumah Si Pitung dari dulu sudah ada cuman orang lebih mudah mengenali Masjid Al-Alam Si Pitung. Karena kalau di bilang Masjid Al Alam itu banyak, di Cilincing saja ada. Jadi kalau dibilang Masjid Al Alam Si Pitung sudah jelas di Marunda," ucap Kusnadi.
Belajar dari cerita sejarah yang ada dan tidak ingin melupakan pesan orang tua, Masjid Al Alam Si Pitung akhirnya berubah nama hingga saat ini menjadi Masjid Aulia Al Alam Sipitung.
"Jangan sampai kita meninggalkan sejarah terdahulu. Jadi kita ambil nama Aulianya, jadi berubah lagi namanya jadi Masjid Aulia Al Alam Si Pitung sampai sekarang. Itu kita yang menamakan karena kita tahu sejarahnya," ungkap Kusnadi.
Bangunan Empat Budaya
Kisah istirahat dan tempat yang dijadikan markas sementara Pangeran Batavia dan Adipati Bahurekso di Masjid Al-Alam tentu saja menyisakan sejarah dan istilah baru. Menurut Kusnadi, penamaan Marunda dari para pemimpin pasukan tersebut. "Disebut Marunda karena Markas Penundaan pada saat itu. Makanya hingga kini disebutkan Masjid Al-Alam Marunda," tuturnya.
Empat Kali Ganti Nama
Menurut Kusnadi, nama masjid ini sebenarnya bukanlah Al-Alam. Dari cerita para orang tua zaman dulu, masjid ini dinamakan Masjid Agung Aulia. "Karena didirikan oleh para Aulia, seperti itu, dan dulu daerah ini merupakan wilayah Jawa Barat, Bekasi," tuturnya.
Hingga akhirnya pada tahun 1974, wilayah Masjid Agung Aulia berubah nama setelah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menjadi Masjid Al-Alam. Seiring berjalannya waktu, nama masjid ini berubah lagi dengan ditemukannya Rumah Si Pitung.
"Sebenarnya Rumah Si Pitung dari dulu sudah ada cuman orang lebih mudah mengenali Masjid Al-Alam Si Pitung. Karena kalau di bilang Masjid Al Alam itu banyak, di Cilincing saja ada. Jadi kalau dibilang Masjid Al Alam Si Pitung sudah jelas di Marunda," ucap Kusnadi.
Belajar dari cerita sejarah yang ada dan tidak ingin melupakan pesan orang tua, Masjid Al Alam Si Pitung akhirnya berubah nama hingga saat ini menjadi Masjid Aulia Al Alam Sipitung.
"Jangan sampai kita meninggalkan sejarah terdahulu. Jadi kita ambil nama Aulianya, jadi berubah lagi namanya jadi Masjid Aulia Al Alam Si Pitung sampai sekarang. Itu kita yang menamakan karena kita tahu sejarahnya," ungkap Kusnadi.
Bangunan Empat Budaya
Lihat Juga :
tulis komentar anda