Warga Muara Angke Mengeluh, Ambil Bansos Covid-19 Harus Bayar
Senin, 23 November 2020 - 22:01 WIB
JAKARTA - Permasalahan paket bantuan sosial (bansos) Covid-19 untuk masyarakat kembali muncul. Kali ini warga di permukiman Muara Angke, RT 02/RW 022, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara , mengeluhkan adanya persoalan dalam pendistribusian paket sembako.
Salah satu warga, Tari (45), mengaku harus membayar untuk bisa mendapatkan paket sembako yang dikirimkan pemerintah. "Ngambilnya pakai KK, bayarnya Rp15 ribu, kadang Rp20 ribu. Kalau enggak bayar, enggak dapat," ujar Tari saat dikonfirmasi di permukiman RT 02/RW 022 Pluit, Senin (23/11/2020).
Tari mengatakan, pada awal masa pandemi Covid-19, warga masih merasakan bantuan sosial yang langsung dikirimkan ke rumah masing masing. Akan tetapi, dalam beberapa bulan terakhir, warga mulai merasakan adanya perbedaan sistem distribusi. (Baca juga: Warga Curigai Penyimpangan Bansos, Lurah Kapuk Ingatkan RW dan RT)
Beberapa hari yang lalu, warga mengetahui bahwa kiriman paket sembako sudah masuk. Namun, sejumlah paket sembako tersebut masih ditahan di rumah Ketua RT setempat.
"Sudah lama, tapi belum dibagiin. Kalau saya nanya ke RT kadang-kadang jawabannya; tahu apa sih? Selama ini warga sudah ngeluh, tapi susah kalau dilaporin, bilangnya belum waktunya keluar," imbuh Tari.
Hal serupa dikatakan warga lainnya, Nurmiyati (50). Dia mengatakan ada sekitar 200 KK di RT 02/RW 022 Pluit yang belum mendapatkan paket sembako yang terakhir kali diterima pihak RT setempat.
"Ya, maunya jangan ditahan-tahan, langsung dibagiin kayak RT-RT lainnya. Kalau di RT 02 ini enggak gitu, dua kali datang (paket sembako), baru dibagiin," Kata Nurmiyati.
Ketua RT 02 Aris Andi mengakui telah menerima bantuan dari Kementerian Sosial. "Sudah terima 109 paket, sedangkan warga kami 136 KK yang khusus domisili di RT 02. Itupun pengontrak belum terhitung," ujar Aris saat dikonfirmasi. (Baca juga: Data Penerima Bansos Bikin Puyeng Sri Mulyani, Terutama UMKM)
Salah satu warga, Tari (45), mengaku harus membayar untuk bisa mendapatkan paket sembako yang dikirimkan pemerintah. "Ngambilnya pakai KK, bayarnya Rp15 ribu, kadang Rp20 ribu. Kalau enggak bayar, enggak dapat," ujar Tari saat dikonfirmasi di permukiman RT 02/RW 022 Pluit, Senin (23/11/2020).
Tari mengatakan, pada awal masa pandemi Covid-19, warga masih merasakan bantuan sosial yang langsung dikirimkan ke rumah masing masing. Akan tetapi, dalam beberapa bulan terakhir, warga mulai merasakan adanya perbedaan sistem distribusi. (Baca juga: Warga Curigai Penyimpangan Bansos, Lurah Kapuk Ingatkan RW dan RT)
Beberapa hari yang lalu, warga mengetahui bahwa kiriman paket sembako sudah masuk. Namun, sejumlah paket sembako tersebut masih ditahan di rumah Ketua RT setempat.
"Sudah lama, tapi belum dibagiin. Kalau saya nanya ke RT kadang-kadang jawabannya; tahu apa sih? Selama ini warga sudah ngeluh, tapi susah kalau dilaporin, bilangnya belum waktunya keluar," imbuh Tari.
Hal serupa dikatakan warga lainnya, Nurmiyati (50). Dia mengatakan ada sekitar 200 KK di RT 02/RW 022 Pluit yang belum mendapatkan paket sembako yang terakhir kali diterima pihak RT setempat.
"Ya, maunya jangan ditahan-tahan, langsung dibagiin kayak RT-RT lainnya. Kalau di RT 02 ini enggak gitu, dua kali datang (paket sembako), baru dibagiin," Kata Nurmiyati.
Ketua RT 02 Aris Andi mengakui telah menerima bantuan dari Kementerian Sosial. "Sudah terima 109 paket, sedangkan warga kami 136 KK yang khusus domisili di RT 02. Itupun pengontrak belum terhitung," ujar Aris saat dikonfirmasi. (Baca juga: Data Penerima Bansos Bikin Puyeng Sri Mulyani, Terutama UMKM)
tulis komentar anda