Saluran Air Ditutup, Warga dan Puluhan Santri di Tangsel Nyaris Bentrok
Minggu, 08 November 2020 - 01:09 WIB
TANGERANG SELATAN - Sejumlah santri dari salah satu pondok pesantren di Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terlibat keributan dengan warga. Pemicunya, penutupan saluran air di area yang berbatasan dengan perumahan sekitar.
Informasi dihimpun kejadian itu berlangsung pada Kamis 5 November 2020 malam. Awalnya sekitar 20-an santri mendatangi lokasi saluran air yang sengaja disumbat warga perumahan. Mereka ingin mengecek sekaligus membongkar material coran agar saluran air menjadi lancar kembali. (Baca juga: 2 Warga Terluka, Polisi Selidiki Kasus Penyerangan di Tanah Sareal Bogor)
Kerumunan puluhan santri di titik saluran air yang disumbat itu mengundang keresahan warga. Mereka mempertanyakan niatan sepihak santri yang membongkar saluran air tanpa izin terlebih dahulu dulu kepada pengurus lingkungan.
Silang pendapat pun terjadi. Pihak santri merasa penyumbatan saluran itu membuat area pondok pesantren tergenang air. Sementara di sisi lain, pihak warga mengklaim sengaja menutupnya lantaran sampah dan kotoran kerap terbawa saluran air dari dalam gedung asrama hingga mengotori permukiman.
"Ketika lagi membongkar tiba-tiba ada satpam tanya lagi ngapain. Terus saya jelasin lagi nemenin temen bongkar selokan. Tapi, dari satpamnya ngelarang, jangan dibongkar dulu karena mau laporan ke Pak RT dan komandannya.
Saya tetap bilang sambil dibongkar aja dulu soalnya bikin banjir. Setelah satpam melarang tiba-tiba muncul warga tanya ada apa ramai-ramai," ujar koordinator santri berinisial FS (20), Sabtu (7/11/2020).
Terjadilah perdebatan serius malam itu di lokasi. Entah siapa yang memicu saling melontarkan kata-kata kasar pun sempat terdengar. Tak ingin cekcok berubah menjadi kontak fisik, salah satu tokoh di perumahan warga melerai dan meminta seluruh santri kembali ke pondok.
Sekitar pukul 21.00 WIB seluruh santri pulang ke asrama pondok. Di lokasi hanya tersisa warga perumahan yang masih tetap berkumpul. Insiden pun terjadi, sebuah batu melayang dari lokasi yang diduga tempat aktivitas para santri di bagian atas. Lemparan batu tepat mengenai kepala salah satu warga berinisial FG (47).
"Begitu bubar tiba-tiba ada lemparan dari atas sekitar pukul 22.00 WIB. Korbannya 1 orang, batunya ada masih saya simpan buat bukti. Korban sudah visum ke Hermina, dari situ warga ramai, cuma saya tahan-tahan biar nggak meluas," tutur tokoh warga perumahan, MB (58). (Baca juga: Pelaku Begal Sepeda Anggota Marinir Dibekuk Polisi)
Informasi dihimpun kejadian itu berlangsung pada Kamis 5 November 2020 malam. Awalnya sekitar 20-an santri mendatangi lokasi saluran air yang sengaja disumbat warga perumahan. Mereka ingin mengecek sekaligus membongkar material coran agar saluran air menjadi lancar kembali. (Baca juga: 2 Warga Terluka, Polisi Selidiki Kasus Penyerangan di Tanah Sareal Bogor)
Kerumunan puluhan santri di titik saluran air yang disumbat itu mengundang keresahan warga. Mereka mempertanyakan niatan sepihak santri yang membongkar saluran air tanpa izin terlebih dahulu dulu kepada pengurus lingkungan.
Silang pendapat pun terjadi. Pihak santri merasa penyumbatan saluran itu membuat area pondok pesantren tergenang air. Sementara di sisi lain, pihak warga mengklaim sengaja menutupnya lantaran sampah dan kotoran kerap terbawa saluran air dari dalam gedung asrama hingga mengotori permukiman.
"Ketika lagi membongkar tiba-tiba ada satpam tanya lagi ngapain. Terus saya jelasin lagi nemenin temen bongkar selokan. Tapi, dari satpamnya ngelarang, jangan dibongkar dulu karena mau laporan ke Pak RT dan komandannya.
Saya tetap bilang sambil dibongkar aja dulu soalnya bikin banjir. Setelah satpam melarang tiba-tiba muncul warga tanya ada apa ramai-ramai," ujar koordinator santri berinisial FS (20), Sabtu (7/11/2020).
Terjadilah perdebatan serius malam itu di lokasi. Entah siapa yang memicu saling melontarkan kata-kata kasar pun sempat terdengar. Tak ingin cekcok berubah menjadi kontak fisik, salah satu tokoh di perumahan warga melerai dan meminta seluruh santri kembali ke pondok.
Sekitar pukul 21.00 WIB seluruh santri pulang ke asrama pondok. Di lokasi hanya tersisa warga perumahan yang masih tetap berkumpul. Insiden pun terjadi, sebuah batu melayang dari lokasi yang diduga tempat aktivitas para santri di bagian atas. Lemparan batu tepat mengenai kepala salah satu warga berinisial FG (47).
"Begitu bubar tiba-tiba ada lemparan dari atas sekitar pukul 22.00 WIB. Korbannya 1 orang, batunya ada masih saya simpan buat bukti. Korban sudah visum ke Hermina, dari situ warga ramai, cuma saya tahan-tahan biar nggak meluas," tutur tokoh warga perumahan, MB (58). (Baca juga: Pelaku Begal Sepeda Anggota Marinir Dibekuk Polisi)
tulis komentar anda