Unjuk Rasa Mahasiswa Kelewat Batas, Kapolsek Ini Akan Temui Rektor
Kamis, 15 Oktober 2020 - 22:15 WIB
JAKARTA - Unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja yang dilakulan mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun, mengganggu keteriban umum di sekitar ruas Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (15/10/2020).
Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, Kapolsek Pulogadung Kompol Beddy Suwendi berencana menemui Rektor Ibnu Chaldun dalam waktu dekat. (Baca juga Tutup Jalan Pemuda Pas Jam Pulang Kerja, Mahasiswa dan Polisi Perang Mulut)
Menurut dia, apa yang dilakukan mahasiswa Ibnu Chaldun sudah kelewat batas. Sebab, aksi unjuk rasa yang dimotori sejumlah mahasiswa yang tergabung dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada sore tadi itu membuat ruas Jalan Pemuda mengalami kemacetan yang cukup panjang.
Hal itu terjadi karena mahasiswa ini menutup jalan tersebut di waktu jam pulang kerja. "Kita akan menemui rektor dan perwakilan mahasiswa untuk membicarakan masalah ini. Karena kita banyak menerima keluhan dari masyarakat atas penutupan jalan yang memgakibatkan kemacetan," kata Beddy di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (15/10/2020).
Dia menerangkan, tujuan menemui rektor dan perwakilan mahasiswa yakni meminta mahasiswa untuk tidak lagi melakukan aksi unjuk rasa yang mengganggu ketertiban umum.
"Tujuannya agar mahasiswa tidal lagi melakukan unjuk rasa dengan cara menutup jalan," ucapnya. (Baca juga: Tim Siber Polda Metro Jaya Telusuri Aktor Intelektual Kerusuhan Demo 1310 )
Menurut Beddy, polisi telah memberikan kelonggaran dengan memberikan izin menyampaikan pendapat di muka umum. Namun, sejumlah mahasiswa Ibnu Chaldun secara sengaja membuat kemacetan degan membakar ban dan menutup jalan.
"Seharus unjuk rasa ini tidal boleh, karena tidak ada izin, tapi kami tidak langsung membubarkan karena kami menghargai mereka," tukasnya.
Untuk mencegah hal serupa terjadi kembali, Kapolsek Pulogadung Kompol Beddy Suwendi berencana menemui Rektor Ibnu Chaldun dalam waktu dekat. (Baca juga Tutup Jalan Pemuda Pas Jam Pulang Kerja, Mahasiswa dan Polisi Perang Mulut)
Menurut dia, apa yang dilakukan mahasiswa Ibnu Chaldun sudah kelewat batas. Sebab, aksi unjuk rasa yang dimotori sejumlah mahasiswa yang tergabung dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada sore tadi itu membuat ruas Jalan Pemuda mengalami kemacetan yang cukup panjang.
Hal itu terjadi karena mahasiswa ini menutup jalan tersebut di waktu jam pulang kerja. "Kita akan menemui rektor dan perwakilan mahasiswa untuk membicarakan masalah ini. Karena kita banyak menerima keluhan dari masyarakat atas penutupan jalan yang memgakibatkan kemacetan," kata Beddy di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (15/10/2020).
Dia menerangkan, tujuan menemui rektor dan perwakilan mahasiswa yakni meminta mahasiswa untuk tidak lagi melakukan aksi unjuk rasa yang mengganggu ketertiban umum.
"Tujuannya agar mahasiswa tidal lagi melakukan unjuk rasa dengan cara menutup jalan," ucapnya. (Baca juga: Tim Siber Polda Metro Jaya Telusuri Aktor Intelektual Kerusuhan Demo 1310 )
Menurut Beddy, polisi telah memberikan kelonggaran dengan memberikan izin menyampaikan pendapat di muka umum. Namun, sejumlah mahasiswa Ibnu Chaldun secara sengaja membuat kemacetan degan membakar ban dan menutup jalan.
"Seharus unjuk rasa ini tidal boleh, karena tidak ada izin, tapi kami tidak langsung membubarkan karena kami menghargai mereka," tukasnya.
(thm)
tulis komentar anda