Epidemiolog Nilai PSBB Transisi di Jakarta Belum Ideal Dilakukan
Selasa, 13 Oktober 2020 - 07:07 WIB
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai Pembatasan Sosial Bersekala Besar ( PSBB) Transisi yang kembali diterapkan oleh Pemprov DKI Jakart a sejatinya belum ideal dilakukan saat pandemi COVID-19 .
“Dari sudut pandang data epidemiologi ya belum ideal untuk dilakukan transisi,” ujar Dicky saat dihubungi, Selasa (13/10/2020). (Baca juga: PSBB Transisi, Penentuan Operasional Bioskop di Jakarta Hari Ini)
Dia menjelaskan mengapa PSBB Transisi belum ideal diterapkan lantaran dari sisi angka kasus aktif per hari di Ibu Kota masih terbilang tinggi. “Kalau kita lihat angka kasus harian masih tinggi kan rata-rata belum pernah di bawah 800 (kasus baru) dan banyak juga di hari-hari dimana PSBB juga itu meningkat,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Dicky, positivity rate di Jakarta masih berada di angka 10% walaupun angka kematian mengalami penurunan. Artinya dari tiga data itu sudah menunjukkan bahwa kasus pertumbuhan di masyarakat masih cukup serius.
"Belum mereda secara signifikan walaupun angka reproduksinya sudah jadi 1,07 persen dan juga tingkat hunian ICU menurun,” paparnya.
Namun demikian, menurut Dicky pastinya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempunyai pertimbangan lain mengapa Ibu Kota kembali menerapkan PSBB Transisi. (Baca juga: PSBB Transisi, MPR Minta Masyarakat Lebih Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan)
“Artinya secara global kembali belum ideal untuk transisi dari sudut epidemiologi belum ideal. Namun ada pertimbangan lain ya,” tandasnya.
“Dari sudut pandang data epidemiologi ya belum ideal untuk dilakukan transisi,” ujar Dicky saat dihubungi, Selasa (13/10/2020). (Baca juga: PSBB Transisi, Penentuan Operasional Bioskop di Jakarta Hari Ini)
Dia menjelaskan mengapa PSBB Transisi belum ideal diterapkan lantaran dari sisi angka kasus aktif per hari di Ibu Kota masih terbilang tinggi. “Kalau kita lihat angka kasus harian masih tinggi kan rata-rata belum pernah di bawah 800 (kasus baru) dan banyak juga di hari-hari dimana PSBB juga itu meningkat,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Dicky, positivity rate di Jakarta masih berada di angka 10% walaupun angka kematian mengalami penurunan. Artinya dari tiga data itu sudah menunjukkan bahwa kasus pertumbuhan di masyarakat masih cukup serius.
"Belum mereda secara signifikan walaupun angka reproduksinya sudah jadi 1,07 persen dan juga tingkat hunian ICU menurun,” paparnya.
Namun demikian, menurut Dicky pastinya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempunyai pertimbangan lain mengapa Ibu Kota kembali menerapkan PSBB Transisi. (Baca juga: PSBB Transisi, MPR Minta Masyarakat Lebih Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan)
“Artinya secara global kembali belum ideal untuk transisi dari sudut epidemiologi belum ideal. Namun ada pertimbangan lain ya,” tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda