COVID-19 di Bogor Tak Mereda, Bima Bakal Tutup Seluruh Fasilitas Publik
Jum'at, 18 September 2020 - 19:50 WIB
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana menutup total sejumlah fasilitas publik di pusat kota, mulai dari taman hingga fasilitas (pedestrian) pejalan kaki dan jalur sepeda di lingkar Kebun Raya. Penutupan total fasilitas publik di seputaran jalur Sistem Satu Arah (SSA) ini diberlakukan saat akhir pekan di masa Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK).
Sebab, aktivitas di kawasan Kebun Raya dan Istana Bogor saat akhir pekan selalu padat dikunjungi masyarakat, baik dalam maupun luar kota. Hal itu menyebabkan potensi atau risiko penularan COVID-19 cukup tinggi.
“Untuk hari biasa dipersilakan karena tidak terlalu ramai, namun berbeda kondisinya jika di akhir pekan, kondisinya sudah tidak jelas,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya, Jumat (18/9/2020). (Baca juga; Kasus Corona di Bogor Terus Naik, Bima Arya: Akibat Kurang Edukasi dan Penegakan Hukum )
Menurut Bima Arya, saat akhir pekan ri warga di pedestrian Sistem Satu Arah banyak yang memanfaatkan sambil merokok, makan makanan ringan, memberi makan Uncal, bahkan terlihat berkumpul atau berkerumun.
Hal itu menurutnya cukup berbahaya mengingat kasus COVID-19 Kota Bogor meningkat. Selain itu, terlihat tidak sedikit warga luar Kota Bogor yang datang untuk bersepeda atau gowes sehingga menjadi semakin krodit.
Kepada Satpol PP Kota Bogor, Bima Arya memerintahkan untuk membuat barikade mulai subuh hingga malam hari. “Saya akan turun langsung,” tegasnya. (Baca juga; Bima Arya Minta APBD Harus Fokus Penanganan dan Pencegahan Covid-19 )
Sebelumnya, Bima Arya menyebutkan ada tiga penyebab kasus COVID-19 di Kota Bogor meningkat, yakni pergerakan atau mobilitas warga tinggi, tingkat kesadaran warga yang masih rendah, dan tindakan pengawasan protokol kesehatan yang masih lemah.
Untuk menekan meningkatnya kasus COVID-19 akibat mobilitas warga, maka Pemkot Bogor memberlakukan pembatasan jam operasional dan pembatasan jam aktivitas warga di malam hari.
Kepada jajaran aparat wilayah ia meminta untuk All Out dan maksimal turun ke lapangan mengawasi warga, khususnya di waktu-waktu strategis seperti jam makan siang, waktu sore, tempat ngopi dan waktu malam selama dua minggu ke depan. “Silakan berbagi tugas dengan jajaran. Saya bersama Pak wakil akan berbagi tugas dan kita turun setiap hari,” jelas Bima Arya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemkot Bogor untuk Siaga Corona, Sri Nowo Retno menyebutkan data terbaru hingga Jumat (12/09/2020) pukul 14.00 WIB, jumlah kasus positif COVID-19 bertambah 23 orang.
"Sehingga total kasus positif di Kota Bogor mendekati angka 1.000 jiwa atau 987 orang. Dengan rincian meninggal 39 orang, selesai isolasi/sembuh 634 orang dan masih sakit atau positif aktif 314 orang," ungkapnya.
Sebab, aktivitas di kawasan Kebun Raya dan Istana Bogor saat akhir pekan selalu padat dikunjungi masyarakat, baik dalam maupun luar kota. Hal itu menyebabkan potensi atau risiko penularan COVID-19 cukup tinggi.
“Untuk hari biasa dipersilakan karena tidak terlalu ramai, namun berbeda kondisinya jika di akhir pekan, kondisinya sudah tidak jelas,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya, Jumat (18/9/2020). (Baca juga; Kasus Corona di Bogor Terus Naik, Bima Arya: Akibat Kurang Edukasi dan Penegakan Hukum )
Menurut Bima Arya, saat akhir pekan ri warga di pedestrian Sistem Satu Arah banyak yang memanfaatkan sambil merokok, makan makanan ringan, memberi makan Uncal, bahkan terlihat berkumpul atau berkerumun.
Hal itu menurutnya cukup berbahaya mengingat kasus COVID-19 Kota Bogor meningkat. Selain itu, terlihat tidak sedikit warga luar Kota Bogor yang datang untuk bersepeda atau gowes sehingga menjadi semakin krodit.
Kepada Satpol PP Kota Bogor, Bima Arya memerintahkan untuk membuat barikade mulai subuh hingga malam hari. “Saya akan turun langsung,” tegasnya. (Baca juga; Bima Arya Minta APBD Harus Fokus Penanganan dan Pencegahan Covid-19 )
Sebelumnya, Bima Arya menyebutkan ada tiga penyebab kasus COVID-19 di Kota Bogor meningkat, yakni pergerakan atau mobilitas warga tinggi, tingkat kesadaran warga yang masih rendah, dan tindakan pengawasan protokol kesehatan yang masih lemah.
Untuk menekan meningkatnya kasus COVID-19 akibat mobilitas warga, maka Pemkot Bogor memberlakukan pembatasan jam operasional dan pembatasan jam aktivitas warga di malam hari.
Kepada jajaran aparat wilayah ia meminta untuk All Out dan maksimal turun ke lapangan mengawasi warga, khususnya di waktu-waktu strategis seperti jam makan siang, waktu sore, tempat ngopi dan waktu malam selama dua minggu ke depan. “Silakan berbagi tugas dengan jajaran. Saya bersama Pak wakil akan berbagi tugas dan kita turun setiap hari,” jelas Bima Arya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemkot Bogor untuk Siaga Corona, Sri Nowo Retno menyebutkan data terbaru hingga Jumat (12/09/2020) pukul 14.00 WIB, jumlah kasus positif COVID-19 bertambah 23 orang.
"Sehingga total kasus positif di Kota Bogor mendekati angka 1.000 jiwa atau 987 orang. Dengan rincian meninggal 39 orang, selesai isolasi/sembuh 634 orang dan masih sakit atau positif aktif 314 orang," ungkapnya.
(wib)
tulis komentar anda