Dilema Pembukaan Bioskop pada Masa Pandemi Covid-19
Rabu, 09 September 2020 - 07:49 WIB
JAKARTA - Masih bertambahnya kasus Covid-19 dan rendahnya kesadaran masyarakat menjalani protokol kesehatan membuat pemerintah urung membuka operasional bioskop pada pertengahan bulan ini.
Tidak kunjung dibukanya bioskop memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pelaku film Tanah Air. Salah satunya membuat ratusan judul film nasional tidak dapat diputar.
Demikian pula distributor film impor yang terpaksa menghentikan kegiatan. Sebagai dampaknya, perekonomian di lingkaran perfilman Indonesia mati suri, termasuk UMKM yang melekat pada usaha bioskop, menyebabkan kerugian materi yang sangat besar. (Baca: Gugus Tugas Waspadai Klaster Pilkada Serentak di Jabar)
Sejak ditutupnya bioskop pada 23 Maret silam, sineas film Tanah Air pun terpaksa harus menghentikan kegiatan syuting yang membuat ratusan artis dan kru film terpaksa kehilangan pekerjaan. Demikian pula karyawan bioskop terpaksa menerima surat PHK atau dirumahkan. Belum lagi, perawatan bioskop seperti perawatan proyektor membutuhkan biaya yang tinggi.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan, pihaknya tentu akan mengikuti ketentuan pemerintah. Namun, dia mengakui, pengusaha bioskop merasa lelah sendiri karena izin pembukaan yang diberikan selalu berakhir dibatalkan sehingga dia pun meminta pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta, untuk segera memberikan izin beroperasinya kembali bioskop yang ada di Indonesia.
"Dari dulu juga kami berharap (agar bioskop bisa dibuka lagi). Sudah lima bulan bioskop ditutup. Sudah capek kami berharap terus, padahal dampak penutupan bioskop luar biasa untuk perputaran ekonomi dan ekosistem yang ada di industri film," ujarnya kepada KORAN SINDO dalam diskusi bertajuk "Recovery Industri Hiburan pada Era New Normal" yang digelar PWI Jaya Seksi Musik, Film, dan Lifestyle di Jambuluwuk Resort, Ciawi, Bogor, beberapa waktu lalu.
Dalam pemaparannya, Djony ingin pemerintah segera memberikan izin agar bioskop bisa beroperasi kembali. Sebab, dengan dibukanya bioskop, tidak hanya masyarakat bisa menonton kembali film di bioskop, tetapi juga menghidupkan kembali UMKM yang melekat pada usaha bioskop.
ā€¯Intinya kami ingin agar pemerintah daerah segera mengizinkan bioskop dibuka dan beroperasi kembali, kalau yang lain bisa, kenapa bioskop gak bisa?" kata Djonny. (Baca juga: Berat, ternyata Banyak Masalah yang Menghadang UMKM)
Kerugian akibat penutupan bioskop ini bukan hanya dirasakan pengusaha bioskop, tetapi juga produser film dan UMKM lainnya. Karena itu, Djonny meminta para pemangku kepentingan melibatkan GPBSI dalam mengambil keputusan kebijakan perizinan operasional bioskop.
Tidak kunjung dibukanya bioskop memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pelaku film Tanah Air. Salah satunya membuat ratusan judul film nasional tidak dapat diputar.
Demikian pula distributor film impor yang terpaksa menghentikan kegiatan. Sebagai dampaknya, perekonomian di lingkaran perfilman Indonesia mati suri, termasuk UMKM yang melekat pada usaha bioskop, menyebabkan kerugian materi yang sangat besar. (Baca: Gugus Tugas Waspadai Klaster Pilkada Serentak di Jabar)
Sejak ditutupnya bioskop pada 23 Maret silam, sineas film Tanah Air pun terpaksa harus menghentikan kegiatan syuting yang membuat ratusan artis dan kru film terpaksa kehilangan pekerjaan. Demikian pula karyawan bioskop terpaksa menerima surat PHK atau dirumahkan. Belum lagi, perawatan bioskop seperti perawatan proyektor membutuhkan biaya yang tinggi.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengatakan, pihaknya tentu akan mengikuti ketentuan pemerintah. Namun, dia mengakui, pengusaha bioskop merasa lelah sendiri karena izin pembukaan yang diberikan selalu berakhir dibatalkan sehingga dia pun meminta pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta, untuk segera memberikan izin beroperasinya kembali bioskop yang ada di Indonesia.
"Dari dulu juga kami berharap (agar bioskop bisa dibuka lagi). Sudah lima bulan bioskop ditutup. Sudah capek kami berharap terus, padahal dampak penutupan bioskop luar biasa untuk perputaran ekonomi dan ekosistem yang ada di industri film," ujarnya kepada KORAN SINDO dalam diskusi bertajuk "Recovery Industri Hiburan pada Era New Normal" yang digelar PWI Jaya Seksi Musik, Film, dan Lifestyle di Jambuluwuk Resort, Ciawi, Bogor, beberapa waktu lalu.
Dalam pemaparannya, Djony ingin pemerintah segera memberikan izin agar bioskop bisa beroperasi kembali. Sebab, dengan dibukanya bioskop, tidak hanya masyarakat bisa menonton kembali film di bioskop, tetapi juga menghidupkan kembali UMKM yang melekat pada usaha bioskop.
ā€¯Intinya kami ingin agar pemerintah daerah segera mengizinkan bioskop dibuka dan beroperasi kembali, kalau yang lain bisa, kenapa bioskop gak bisa?" kata Djonny. (Baca juga: Berat, ternyata Banyak Masalah yang Menghadang UMKM)
Kerugian akibat penutupan bioskop ini bukan hanya dirasakan pengusaha bioskop, tetapi juga produser film dan UMKM lainnya. Karena itu, Djonny meminta para pemangku kepentingan melibatkan GPBSI dalam mengambil keputusan kebijakan perizinan operasional bioskop.
tulis komentar anda