Genjot Kunjungan Wisatawan, Kemenparekraf Gelar Gerakan BISA di Puncak Bogor
Selasa, 08 September 2020 - 19:45 WIB
BOGOR - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berupaya memulihkan ekonomi dengan cara menggenjot tingkat kunjungan sejumlah objek wisata melalui gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) di Puncak, Bogor , pada Senin, 7 September 2020 kemarin.
Koordinator Promosi Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, Afrida Pelitasari menerangkan, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini guna mempromosikan dan mensosialisasikan gerakan BISA diseluruh objek wisata. "Agar masyarakat dapat membudayakan, memelihara dan menjaga lingkungan disekitar objek wisata tersebut. Diantaranya, tidak membuang sampah sembarangan, selalu menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan apabila mengunjungi objek wisata," kata Afrida.
Kemudian, lanjut dia, juga menerapkan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Intinya, program ini guna mempersiapkan semua masyarakat, pelaku dan pengusaha pariwisata untuk AKB dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Sementara itu, Wakil Bupati Bogor , Iwan Setiawan menuturkan, dilaksanakannya kegiatan BISA di Puncak ini sebagai upaya untuk mempersiapkan destinasi wisata dan para pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif di sekitar lokasi agar beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. "Sektor pariwisata merupakan salah satu garda terdepan yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi khususnya di Kabupaten Bogor. Karenanya, saya sangat mengapresiasi gerakan BISA sebagai bagian dari rebound strategy protokol kesehatan berbasis cleanliness, healthy, safety and environmental (CHSE) untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata," tuturnya.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Bogor tengah menyiapkan kembali destinasi wisata, salah satunya Gunung Mas agar BISA dikunjungi kembali oleh para wisatawan. Dalam situasi pandemi, lanjut Iwan, kemampuan menangani pandemi dan beradaptasi dengan kebiasaan baru menjadi tolak ukur pemulihan ekonomi, termasuk sektor pariwisata. Apalagi, sekarang ini kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Bogor serta berbagai daerah lainnya masih mengalami peningkatan.
"Kabupaten Bogor berada pada zona oranye Covid-19 di Jawa Barat. Penyebabnya, karena masih rendah kesadaran masyarakat akan bahaya Covid serta kewajiban menerapkan protokol kesehatan," ujarnya. (Baca: Kasus Meninggal Terkait Covid-19 di Kabupaten Bogor Bertambah 2 Orang)
"Oleh sebabnya, menjelang diterapkannya fase AKB di Kabupaten Bogor, saya ingatkan agar AKB jangan diartikan sebagai pelonggaran protokol kesehatan. Justru harus semakin disiplin menerapkannya. Dengan begitu aktifitas dapat berjalan produktif dan kesehatan masyarakat tetap terlindungi," ucapnya.
Iwan pun berharap segala upaya yang dilakukannya dapat menekan laju penyebaran Covid-19. Sekaligus mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata."Saya berharap, para pelaku pariwisata mampu meraih kepercayaan dan meyakinkan kembali masyarakat bahwa lokasi wisatanya telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat berwisata dengan aman dan terlindung dari ancaman penyebaran atau penularan Covid-19," ujarnya.
Koordinator Promosi Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, Afrida Pelitasari menerangkan, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini guna mempromosikan dan mensosialisasikan gerakan BISA diseluruh objek wisata. "Agar masyarakat dapat membudayakan, memelihara dan menjaga lingkungan disekitar objek wisata tersebut. Diantaranya, tidak membuang sampah sembarangan, selalu menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan apabila mengunjungi objek wisata," kata Afrida.
Kemudian, lanjut dia, juga menerapkan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Intinya, program ini guna mempersiapkan semua masyarakat, pelaku dan pengusaha pariwisata untuk AKB dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Sementara itu, Wakil Bupati Bogor , Iwan Setiawan menuturkan, dilaksanakannya kegiatan BISA di Puncak ini sebagai upaya untuk mempersiapkan destinasi wisata dan para pelaku pariwisata serta ekonomi kreatif di sekitar lokasi agar beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. "Sektor pariwisata merupakan salah satu garda terdepan yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi khususnya di Kabupaten Bogor. Karenanya, saya sangat mengapresiasi gerakan BISA sebagai bagian dari rebound strategy protokol kesehatan berbasis cleanliness, healthy, safety and environmental (CHSE) untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata," tuturnya.
Saat ini Pemerintah Kabupaten Bogor tengah menyiapkan kembali destinasi wisata, salah satunya Gunung Mas agar BISA dikunjungi kembali oleh para wisatawan. Dalam situasi pandemi, lanjut Iwan, kemampuan menangani pandemi dan beradaptasi dengan kebiasaan baru menjadi tolak ukur pemulihan ekonomi, termasuk sektor pariwisata. Apalagi, sekarang ini kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Bogor serta berbagai daerah lainnya masih mengalami peningkatan.
"Kabupaten Bogor berada pada zona oranye Covid-19 di Jawa Barat. Penyebabnya, karena masih rendah kesadaran masyarakat akan bahaya Covid serta kewajiban menerapkan protokol kesehatan," ujarnya. (Baca: Kasus Meninggal Terkait Covid-19 di Kabupaten Bogor Bertambah 2 Orang)
"Oleh sebabnya, menjelang diterapkannya fase AKB di Kabupaten Bogor, saya ingatkan agar AKB jangan diartikan sebagai pelonggaran protokol kesehatan. Justru harus semakin disiplin menerapkannya. Dengan begitu aktifitas dapat berjalan produktif dan kesehatan masyarakat tetap terlindungi," ucapnya.
Iwan pun berharap segala upaya yang dilakukannya dapat menekan laju penyebaran Covid-19. Sekaligus mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata."Saya berharap, para pelaku pariwisata mampu meraih kepercayaan dan meyakinkan kembali masyarakat bahwa lokasi wisatanya telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat berwisata dengan aman dan terlindung dari ancaman penyebaran atau penularan Covid-19," ujarnya.
(hab)
tulis komentar anda