Pengamat Minta Polisi Tindak Tegas Preman Pasar di Jalan Merdeka Bogor

Sabtu, 14 September 2024 - 22:32 WIB
Keberadaan Pasar Tumpah di Jalan Merdeka, Bogor Tengah mulai dikeluhkan warga. Satu sisi, pedagang juga mengaku takut diintimidasi dan aksi premanisme yang dilakukan oknum ormas. Foto: Ist
BOGOR - Keberadaan Pasar Tumpah di Jalan Merdeka, Bogor Tengah mulai dikeluhkan warga. Satu sisi, pedagang juga mengaku takut diintimidasi dan aksi premanisme yang dilakukan oknum ormas jika bersedia direlokasi Pemkot Bogor.

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mengatakan, untuk penyelesaian persoalan tersebut, Pemkot Bogor harus berani tegas hingga lakukan penyelidikan ulah premanisme oleh ormas.

"Aparat Penegak Hukum (APH) harus investigasi dengan (oknum-oknum) termasuk preman yang bermain di situ," ujar Trubus, Sabtu (14/9/2024).



Menurut dia, Pemkot Bogor harus berkolaborasi dengan aparat penegak hukum lainnya. Dalam hal ini, Polresta Bogor juga harus mendampingi relokasi pedagang di pasar Jalan Merdeka, Kota Bogor.

Trubus mengatakan, pintu masuk pengambilan kebijakan dengan sikap berani Pemkot Bogor harus melalui investigasi. Hasil investigasi itu dilaporkan ke aparat penegak hukum.

"Laporkan pihak-pihak yang terlibat, kalau ada pelanggaran hukum. Apalagi jika sampai ada pungli kepada pedagang," katanya.

Sebagaimana diketahui sudah 20 tahun keberadaan pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kampung Ciwaringin, Bogor Tengah tidak dapat teratasi. Boy, warga Kampung Ciwaringin mengaku dapat informasi ada oknum ormas yang memanfaatkan pedagang pasar. "Kami sudah laporkan ke Pemkot tetapi tidak ada tindakan tegas," ujar Boy.

Keberadaan ormas di pasar tumpah tidak saja buat resah pedagang, tetapi juga warga sekitar. Bahkan ormas tersebut berani secara terang-terangan melakukan premanisme.

"Mereka sampai berani bawa-bawa senjata tajam dan senjata api. Polisi seolah tutup mata begitu aja. Bahkan info yang kami dapat ada pedagang yang dibacok hingga meninggal dan pelakunya masih bebas berkeliaran," ujarnya.

Usut punya usut, sebagian pedagang juga diketahui bayar sejumlah uang kepada ormas untuk bisa jualan. Awalnya pedagang diminta kecil, namun lambat laun ormas itu mematok tarif besar.

"Kalau tidak bayar mereka marah, mereka acak-acak lapaknya," ucap Hendri, salah satu pedagang pasar.

Saat itu pernah ada relokasi yang dilakukan Pemkot Bogor. Namun akibat intimidasi ormas sebagian pedagang yang telah direlokasi kembali lagi jalan. "Waktu itu cuma berapa bulan bertahan di lokasi relokasi, sebagian balik karena ancaman, jadi takut," ujarnya.
(jon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More