Tunggu Hasil Visum, Polisi Belum Bisa Pastikan Penyebab Kematian Anak Dibanting Ibunya
Rabu, 07 Agustus 2024 - 14:12 WIB
JAKARTA - Kasat Reksrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro mengaku kesulitan untuk mencari tahu penyebab pasti kematian anak berusia 1 tahun 5 bulan, AK, yang tewas dibanting ibunya, TY (36) di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pasalnya, keluarga korban enggan dilakukannya autopsi.
"Saat ini keterangan dokter belum ada, kita masih mintakan hasil visum. Kendala kami dari pihak keluarga, pelapor eyangnya dan keluarga yang lain keberatan untuk dilakukan autopsi, sehingga untuk penyebab meninggalnya belum dipastikan," ujarnya pada wartawan, Rabu (7/8/2024).
Menurutnya, saat peristwa terjadi, eyang korban atau mertua pelaku bersama 3 saksi lainnya, D, A, dan AN tengah mengobrol di teras rumahnya. Mendadak, ibu rumah tangga, TY yang berada di dalam rumah mengamgkat anaknya, AK dan membantingnya ke ubin.
"Korban jatuh, setelah itu mereka masuk ke dalam melihat korban dalam artian kepalanya korban yang terbentur mengalami benjol. Aelanjutnya dibawa ke RS, korban meninggal dunia di hari Senin, jadi satu hari dirawat di sana," tuturnya.
Dia menerangkan, anak AK tersebut memang mengalami kekerasan fisik berupa penganiayaan dengan cara dibanting ke ubin lantai. Alhasil, diduga anak AK mengalami gegar otak dan pendarahan di bagian kepalanya tersebut berdasarkan keterangan dokter.
"Jadi, kena kepalanya sehingga kepalanya mengalami gegar otak, itu ada benjolan di kepalanya, itu yang kami dapatkan informasi dari dokter, hanya untuk penyebab kematiannya kami belum bisa memastikan karena dari pihak keluarga korban keberatan untuk dilaksanakan autopsi," katanya.
Lihat Juga: Kapolri Janji Pecat Oknum Polisi yang Terbukti Minta Uang Damai Rp50 Juta ke Guru Supriyani
"Saat ini keterangan dokter belum ada, kita masih mintakan hasil visum. Kendala kami dari pihak keluarga, pelapor eyangnya dan keluarga yang lain keberatan untuk dilakukan autopsi, sehingga untuk penyebab meninggalnya belum dipastikan," ujarnya pada wartawan, Rabu (7/8/2024).
Menurutnya, saat peristwa terjadi, eyang korban atau mertua pelaku bersama 3 saksi lainnya, D, A, dan AN tengah mengobrol di teras rumahnya. Mendadak, ibu rumah tangga, TY yang berada di dalam rumah mengamgkat anaknya, AK dan membantingnya ke ubin.
"Korban jatuh, setelah itu mereka masuk ke dalam melihat korban dalam artian kepalanya korban yang terbentur mengalami benjol. Aelanjutnya dibawa ke RS, korban meninggal dunia di hari Senin, jadi satu hari dirawat di sana," tuturnya.
Dia menerangkan, anak AK tersebut memang mengalami kekerasan fisik berupa penganiayaan dengan cara dibanting ke ubin lantai. Alhasil, diduga anak AK mengalami gegar otak dan pendarahan di bagian kepalanya tersebut berdasarkan keterangan dokter.
"Jadi, kena kepalanya sehingga kepalanya mengalami gegar otak, itu ada benjolan di kepalanya, itu yang kami dapatkan informasi dari dokter, hanya untuk penyebab kematiannya kami belum bisa memastikan karena dari pihak keluarga korban keberatan untuk dilaksanakan autopsi," katanya.
Lihat Juga: Kapolri Janji Pecat Oknum Polisi yang Terbukti Minta Uang Damai Rp50 Juta ke Guru Supriyani
(maf)
tulis komentar anda