Head to Head dengan Anies, Elektabilitas Ridwan Kamil Selisih Tipis

Kamis, 25 Juli 2024 - 17:55 WIB
Hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia, Ridwan Kamil (RK) menjadi figur yang paling kompetitif untuk melawan Anies. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Elektabilitas Anies Baswedan di DKI Jakarta masih paling tinggi. Meski demikian potensi munculnya kuda hitam di Pilgub DKI Jakarta 2024 masih terbuka.

Berdasar hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia, Ridwan Kamil (RK) menjadi figur yang paling kompetitif untuk melawan Anies. Bukan hanya punya modal elektabilitas, hasil survey menyatakan RK bisa mengambil suara figur lain seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dalam survei dengan margin of error lebih kurang 3,5% dan tingkat kepercayaan 95% itu, Indikator Politik Indonesia melakukan survei dengan beberapa simulasi. Mulai simulasi top of mind, simulasi 40 nama, simulasi 16 nama, simulasi tiga nama, sampai simulasi dua nama.





Dalam simulasi Anies melawan RK, elektabilitas RK naik signifikan. Dari angka 18,9% menjadi 38,8% . RK dinilai mampu mengambil suara pemilih Ahok.

”Dari data yang kami punya, berbagai simulasi itu, dalam simulasi head to head nama-nama tadi (suaranya) cenderung nambah ke Ridwan Kamil. Makanya saya mengatakan Ridwan Kamil punya potensi sebagai calon yang lebih inklusif karena dia narik (suara) dari pendukung yang lain,” ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Kamis (25/7/2024).



Dalam simulasi tersebut, elektabilitas Anies berada pada angka 50,1%. Sedangkan elektabilitas RK 38,8%. Mengingat RK belum melakukan aktivitas politik secara intens di Jakarta, gap atau selisih elektabilitas tersebut tipis dan tidak terlalu jauh. Burhanuddin mengakui, elektabilitas RK di Jakarta masih struggling. Namun demikian, hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia melihat ada peluang untuk mantan gubernur Jawa Barat tersebut.

”Tetapi, lagi-lagi di Jakarta (RK) bukan tanpa peluang. Ridwan Kamil masih terbuka peluangnya meskipun peluangnya tidak sebesar di Jawa barat. Tetapi, bukan berarti dia kartu mati di Jakarta. Karena kemampuan Ridwan Kamil untuk menarik pendukung yang lain itu lebih kuat,” terang dia.

Contoh paling sederhana adalah pendukung Ahok. Burhanuddin menyebutkan pendukung Ahok cenderung mengalihkan dukungannya kepada RK bila figur yang mereka dukung tidak maju di pilkada Jakarta. Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Anies ada pada angka 43,8%, Ahok dengan 32,1%, dan RK 18,9%.

Saat Ahok dihilangkan dan tersisa Anies melawan RK, elektabilitas RK naik signifikan dan selisih elektabilitas RK dengan Anies semakin tipis.

”Ketika Ahok tidak masuk dalam simulasi, saya asumsikan Anies versus RK, secara langsung suara pemilih Ahok itu cenderung lari ke RK, suara RK awalnya sekitar 18% langsung melonjak 20% jadi 38,8%. Jadi, meskipun Ahok nomor dua di bawah Anies dalam segala simulasi dan di atas Ridwan Kamil, tetapi kalau melihat tren ini sepertinya RK lebih kompetitif melawan Anies ketimbang Ahok,” jelas Burhanuddin.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More