23 Desa di Bekasi Jadi Titik Prioritas Penanganan Stunting
Rabu, 12 Agustus 2020 - 21:00 WIB
BEKASI - Sebanyak 23 desa di wilayah Kabupaten Bekasi menjadi titik prioritas penanganan kasus gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi atau lokus stunting khususnya di masa pandemi COVID-19. Sebab, dalam beberapa tahun mendatang menargetkan wilayahnya bebas dari stunting.
"Tahun ini ada 23 desa yang menjadi prioritas penanganan intervensi penurunan stunting, desa tersebut sudah ditunjuk menjadi lokus stunting," ungkap Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supridinata kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).
Menurut dia, desa itu menjadi prioritas penanganan penurunan stunting tahun 2020 berdasarkan SK Bupati Bekasi. 23 desa ini merupakan rangking teratas berdasarkan prevalensi kasus stunting tertinggi dari total 75 desa yang masuk locus stunting tahun 2020 hingga 2022.
Desa-desa itu di antaranya Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan yang menjadi urutan teratas kasus stunting tertinggi di Kabupaten Bekasi dengan 700 lebih kasus. Kemudian Desa Sukakarya Kecamatan Karangbahagia dan Desa Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong.
Selanjutnya Desa Ridomanah, Cibarusah Jaya, Sirnajati, Cibarusah Kota, Wibawa Mulya, Ridogalih, dan Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah. Desa Setia Mekar Kecamatan Tambun Selatan, Desa Bojongsari, Karang Sambung, dan Karang Harum Kecamatan Kedungwaringin. (Baca: 17 Agustusan di Masa Pandemi, Pemkot Jakut: Warga Lomba Secara Virtual Saja)
Dilanjutkan Desa Sarimukti Kecamatan Cibitung, Desa Wangunharja, Harjamekar, Mekarmukti, dan Desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara. Lalu Desa Nagasari dan Jayasampurna Kecamatan Serang Baru, Desa Samudrajaya Kecamatan Tarumajaya, serta Desa Sukamaju Kecamatan Tambelang.
"23 desa ini prioritas pemerintah daerah tahun ini sedangkan 52 desa lainnya menjadi lokus stunting tahun depan hingga 2022," ungkapnya. Dimasa pandemi ini, pihaknya melakukan langkah-langkah konkret mulai dari pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil secara berkesinambungan.
Berdasarkan catatan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, ada 10.348 kasus stunting di wilayahnya berdasarkan hasil penimbangan yang dilakukan pada Februari 2020 terhadap 230.654 balita."Penimbangan balita dilakukan pada Februari dan Agustus setiap tahunnya," jelasnya.
Bahkan, kata dia, data terbaru sebanyak 4,48% prevalensi stunting berdasarkan hasil penimbangan balita se-Kabupaten Bekasi. Saat ini, penanganan stunting merupakan salah satu program nasional dalam pembangunan sumber daya manusia dengan delapan aksi integrasi intervensi penurunan angka stunting.
"Tahun ini ada 23 desa yang menjadi prioritas penanganan intervensi penurunan stunting, desa tersebut sudah ditunjuk menjadi lokus stunting," ungkap Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supridinata kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).
Menurut dia, desa itu menjadi prioritas penanganan penurunan stunting tahun 2020 berdasarkan SK Bupati Bekasi. 23 desa ini merupakan rangking teratas berdasarkan prevalensi kasus stunting tertinggi dari total 75 desa yang masuk locus stunting tahun 2020 hingga 2022.
Desa-desa itu di antaranya Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan yang menjadi urutan teratas kasus stunting tertinggi di Kabupaten Bekasi dengan 700 lebih kasus. Kemudian Desa Sukakarya Kecamatan Karangbahagia dan Desa Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong.
Selanjutnya Desa Ridomanah, Cibarusah Jaya, Sirnajati, Cibarusah Kota, Wibawa Mulya, Ridogalih, dan Desa Sindang Mulya Kecamatan Cibarusah. Desa Setia Mekar Kecamatan Tambun Selatan, Desa Bojongsari, Karang Sambung, dan Karang Harum Kecamatan Kedungwaringin. (Baca: 17 Agustusan di Masa Pandemi, Pemkot Jakut: Warga Lomba Secara Virtual Saja)
Dilanjutkan Desa Sarimukti Kecamatan Cibitung, Desa Wangunharja, Harjamekar, Mekarmukti, dan Desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara. Lalu Desa Nagasari dan Jayasampurna Kecamatan Serang Baru, Desa Samudrajaya Kecamatan Tarumajaya, serta Desa Sukamaju Kecamatan Tambelang.
"23 desa ini prioritas pemerintah daerah tahun ini sedangkan 52 desa lainnya menjadi lokus stunting tahun depan hingga 2022," ungkapnya. Dimasa pandemi ini, pihaknya melakukan langkah-langkah konkret mulai dari pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil secara berkesinambungan.
Berdasarkan catatan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, ada 10.348 kasus stunting di wilayahnya berdasarkan hasil penimbangan yang dilakukan pada Februari 2020 terhadap 230.654 balita."Penimbangan balita dilakukan pada Februari dan Agustus setiap tahunnya," jelasnya.
Bahkan, kata dia, data terbaru sebanyak 4,48% prevalensi stunting berdasarkan hasil penimbangan balita se-Kabupaten Bekasi. Saat ini, penanganan stunting merupakan salah satu program nasional dalam pembangunan sumber daya manusia dengan delapan aksi integrasi intervensi penurunan angka stunting.
(hab)
Lihat Juga :
tulis komentar anda