Ketua RT Curiga Motif Ekonomi di Balik Tewasnya 4 Bocah di Jagakarsa
Kamis, 07 Desember 2023 - 11:50 WIB
Polisi masih mendalami kasus tewasnya 4 bocah sekeluarga di kawasan Jagakarsa. Ketua RT setempat, Yacob, curiga adanya motif ekonomi dalam kasus tersebut. Foto: MPI/Ari Sandita
JAKARTA - Polisi masih mendalami kasus tewasnya 4 bocah sekeluarga di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ketua RT setempat, Yacob, curiga adanya motif ekonomi dalam kasus tersebut.
Pasalnya, orang tua 4 bocah tersebut, P dan D, telah menunggak bayaran kontrakan selama enam bulan.
"Mungkin faktor ekonomi juga, karena sudah 6 bulan belom dibayar ini kontrakan, baru 3 bulan dia bayar," ujarnya kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya, pasangan suami istri tersebut baru 9 bulan lamanya mengontrak di Jalan Kebagusan Raya, Gang Langgar III, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun, selama tinggal mengontrak itu, mereka dikenal sebagai pribadi tertutup lantaran tak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. Termasuk dengannya selaku Ketua RT setempat.
"Tadinya sopir (profesi P), sekarang menganggur. Kalau istrinya kerja swasta, enggak tahu dimana," tuturnya.
Yacob sejatinya tidak mengharapkan ada peristiwa seperti itu di lingkungannya. Seharusnya, manakala ada warga mengalami kesulitan, bisa bercerita dengannya sebagai Ketua RT sehingga bisa membantunya.
"Kalau memang tidak punya (uang) kan bisa dibantu, banyak tetangga di sini, bisa urunan. Emang orangnya tidak pernah sosialisasi, apalagi sama RT. Kalau warga kan kadang bilang 'pak saya enggak ada uang buat makan'. Kan tugas RT bantu-bantu yang susah," katanya.
Pasalnya, orang tua 4 bocah tersebut, P dan D, telah menunggak bayaran kontrakan selama enam bulan.
"Mungkin faktor ekonomi juga, karena sudah 6 bulan belom dibayar ini kontrakan, baru 3 bulan dia bayar," ujarnya kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya, pasangan suami istri tersebut baru 9 bulan lamanya mengontrak di Jalan Kebagusan Raya, Gang Langgar III, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun, selama tinggal mengontrak itu, mereka dikenal sebagai pribadi tertutup lantaran tak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. Termasuk dengannya selaku Ketua RT setempat.
"Tadinya sopir (profesi P), sekarang menganggur. Kalau istrinya kerja swasta, enggak tahu dimana," tuturnya.
Yacob sejatinya tidak mengharapkan ada peristiwa seperti itu di lingkungannya. Seharusnya, manakala ada warga mengalami kesulitan, bisa bercerita dengannya sebagai Ketua RT sehingga bisa membantunya.
"Kalau memang tidak punya (uang) kan bisa dibantu, banyak tetangga di sini, bisa urunan. Emang orangnya tidak pernah sosialisasi, apalagi sama RT. Kalau warga kan kadang bilang 'pak saya enggak ada uang buat makan'. Kan tugas RT bantu-bantu yang susah," katanya.
(thm)
tulis komentar anda