PSBB Transisi Diperpanjang, Fahira Idris: Terus Tingkatkan Kapasitas Tes
Minggu, 02 Agustus 2020 - 21:40 WIB
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terus meningkatkan kapasitas tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan metode active case finding (tes PCR tidak hanya dilakukan terhadap pasien di rumah sakit atau yang datang ke rumah sakit karena ada keluhan, tetapi Pemprov DKI melalui puskesmas proaktif melakukan tes ke komunitas atau orang yang kemungkinan besar punya potensi tertular).
Hal itu sejalan dengan keputusan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi selama dua pekan ke depan. Perpanjangan PSBB Transisi akan sangat mendukung kegiatan active case finding sebagai jalan mengendalikan transmisi penyebaran virus.
Anggota DPD Fahira Idris mengungkapkan, masa dua pekan ke depan menjadi fase yang sangat penting bagi warga Jakarta untuk bahu membahu dan berkolaborasi mengendalikan pandemi. Caranya sangat sederhana yaitu prioritaskan melakukan aktivitas di rumah dan saat harus keluar rumah patuhi protokol kesehatan. (Baca juga: Penerapan Ganjil Genap di Tengah Pandemi, DPRD: Mungkin Pak Anies Lelah dan Bingung)
Jika disiplin menerapkan protokol kesehatan semakin meningkat ditambah kapasitas tes PCR yang juga semakin meningkat, maka mengendalikan pandemi di ibu kota bukan sekadar angan-angan tetapi akan mampu menjadi kenyataan.
“Peningkatan kapasitas tes di Jakarta yang sudah hampir 4 kali lipat standar yang dianjurkan WHO adalah modal utama mengendalikan pandemi. Modal itu semakin kuat jika ditambah peningkatan disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan terutama pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak. Alhamdulillah keinginan Jakarta mengendalikan pandemi ini dilakukan dengan cara tepat yaitu terus meningkatkan kapasitas tes,” ujar Fahira di Jakarta, Jumat (31/7/2020).
Metode active case finding yang dijadikan strategi utama Pemprov DKI adalah cara yang paling ilmiah dan efektif untuk mencegah dan mengunci penyebaran virus Corona sehingga pandemi dapat dikendalikan. (Baca juga: Layanan MRT Diperpanjang saat Ganjil Genap Diberlakukan Lagi)
Dalam situasi wabah seperti ini, paradigma yang harus dibangun terutama para pengambil kebijakan baik di pusat maupun daerah adalah siapa saja bisa tertular dan menularkan.
Terlebih dalam perkembangannya virus ini ternyata tidak menimbulkan gejala di banyak orang. Jika orang-orang tanpa gejala ini tidak ditemukan dan dilakukan tindakan medis maka akan sangat berbahaya karena bisa melahirkan ledakan kasus. Jika sudah begini sampai kapan pun pandemi ini tidak akan bisa dikendalikan.
“Ingin mengendalikan pandemi dengan jumlah tes yang minim hanya akan menjadi angan-angan karena tidak akan pernah terjadi. Semakin banyak ditemukan kasus positif dan segera dilakukan tindakan medis maka virus dapat segera dicegah meluas dan pandemi ini dapat dikendalikan,” ujar Senator Jakarta itu.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
Hal itu sejalan dengan keputusan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi selama dua pekan ke depan. Perpanjangan PSBB Transisi akan sangat mendukung kegiatan active case finding sebagai jalan mengendalikan transmisi penyebaran virus.
Anggota DPD Fahira Idris mengungkapkan, masa dua pekan ke depan menjadi fase yang sangat penting bagi warga Jakarta untuk bahu membahu dan berkolaborasi mengendalikan pandemi. Caranya sangat sederhana yaitu prioritaskan melakukan aktivitas di rumah dan saat harus keluar rumah patuhi protokol kesehatan. (Baca juga: Penerapan Ganjil Genap di Tengah Pandemi, DPRD: Mungkin Pak Anies Lelah dan Bingung)
Jika disiplin menerapkan protokol kesehatan semakin meningkat ditambah kapasitas tes PCR yang juga semakin meningkat, maka mengendalikan pandemi di ibu kota bukan sekadar angan-angan tetapi akan mampu menjadi kenyataan.
“Peningkatan kapasitas tes di Jakarta yang sudah hampir 4 kali lipat standar yang dianjurkan WHO adalah modal utama mengendalikan pandemi. Modal itu semakin kuat jika ditambah peningkatan disiplin masyarakat mematuhi protokol kesehatan terutama pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak. Alhamdulillah keinginan Jakarta mengendalikan pandemi ini dilakukan dengan cara tepat yaitu terus meningkatkan kapasitas tes,” ujar Fahira di Jakarta, Jumat (31/7/2020).
Metode active case finding yang dijadikan strategi utama Pemprov DKI adalah cara yang paling ilmiah dan efektif untuk mencegah dan mengunci penyebaran virus Corona sehingga pandemi dapat dikendalikan. (Baca juga: Layanan MRT Diperpanjang saat Ganjil Genap Diberlakukan Lagi)
Dalam situasi wabah seperti ini, paradigma yang harus dibangun terutama para pengambil kebijakan baik di pusat maupun daerah adalah siapa saja bisa tertular dan menularkan.
Terlebih dalam perkembangannya virus ini ternyata tidak menimbulkan gejala di banyak orang. Jika orang-orang tanpa gejala ini tidak ditemukan dan dilakukan tindakan medis maka akan sangat berbahaya karena bisa melahirkan ledakan kasus. Jika sudah begini sampai kapan pun pandemi ini tidak akan bisa dikendalikan.
“Ingin mengendalikan pandemi dengan jumlah tes yang minim hanya akan menjadi angan-angan karena tidak akan pernah terjadi. Semakin banyak ditemukan kasus positif dan segera dilakukan tindakan medis maka virus dapat segera dicegah meluas dan pandemi ini dapat dikendalikan,” ujar Senator Jakarta itu.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(jon)
tulis komentar anda