Langka! Tinggi Muka Air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa 0 Cm, BMKG: Sudah Masuk Kemarau

Kamis, 27 Juli 2023 - 11:39 WIB
Kejadian langka terlibat di aliran Sungai Ciliwung Bendung Katulampa, Bogor. Tinggi muka air menurun drastis mencapai titik terendah hingga di angka 0 cm. Foto: Antara
BOGOR - Kejadian langka terlibat di aliran Sungai Ciliwung Bendung Katulampa, Bogor. Tinggi muka air menurun drastis mencapai titik terendah hingga di angka 0 cm.

Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Citeko menyebutkan, curah hujan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, memang sangat rendah beberapa hari terakhir. Hal itu menyebabkan debit air di aliran Sungai Ciliwung yang melintasi Bendung Katulampa, menurun drastis.



"Di wilayah Puncak tadi malam sih ada hujan, tapi enggak signifikan. Artinya mungkin untuk pengisian debit di daerah tangkapan hujan DAS Ciliwung tidak signifikan jumlah curah hujannya," kata Kepala Stasiun BMKG Citeko, Fatuhri Syabani, Kamis (27/7/2023).

Kondisi tersebut, kata dia, sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Artinya, wilayah Bogor memang sudah memasuki musim kemarau.





"Jadi kalau kita lihat ke belakang, sudah lebih dari satu minggu tidak ada hujan. Bahkan mungkin hampir dua minggu tidak ada hujan di wilayah Puncak. Artinya memang sudah kemarau kan sebagaian wilayah Jawa Barat," jelasnya.

Kata dia, walaupun Kota Bogor dan Puncak dikenal tidak ada perbedaan antara musim hujan dan kemarau, tapi dampak berkurangnya curah hujan cukup memengaruhi daerah alisan sungai (DAS) Ciliwung.

"Jadi, walaupun kemarau masih ada hujan. Tapi memang intensitasnya pada saat kemarau menurun curah hujannya," ucapnya.

Sedianya, kata dia, musim kemarau akan mencapai puncaknya pada Agustus-September 2023. Tetapi, kondisi tersebut masih dapat berubah atau meleset.

"Kalau mengacu prakiraan dari Stasiun Klimatologi Jawa Barat, itu Agustus-September kita bisa puncak kemaraunya. Nanti kembali hujan lagi Oktober-November. Tapi masih dinamis, karena pengaruh dari El Nino sekarang juga masih belum masuk. Belum tahu akan menguat atau moderat, kita tunggu," pungkas Syabani.
(thm)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More