2029, Pengguna Angkutan Massal Ditarget 60%
Sabtu, 25 Juli 2020 - 07:05 WIB
BOGOR - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Banguningsih Pramesti menargetkan angka pengguna transportasi umum sekitar 60 persen pada 2029.
"Ini memang target yang sangat optimis dan itu tertuang dalam dokumen rencana induk transportasi Jabodetabek. Berdasarkan perhitungan, pada 2018 di Jabodetabek itu dengan penduduk kira-kira 30 juta jiwa, pergerakan manusia mencapai 88 juta per hari," ujarnya, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: Trans Pakuan Jadi Feeder Bus JR Connexion)
Dengan pergerakan demikian, apabila saat ini masih lebih banyak menggunakan angkutan pribadi dengan asumsi ini sudah pernah dihitung bisa mengalami kerugian akibat macet sebesar Rp1 triliun per tahun.
Untuk itu, BPTJ mendorong penumpang atau yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi untuk menggunakan kendaraan umum.
"Salah satunya dengan JR Connexion. Layanan ini merupakan inovasi dan banyak diminati oleh kalangan yang sering menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan kendaraan umum. Layanan JRC merupakan layanan premium yang tidak singgah di terminal atau simpul transportasi, dilayani dari kantong-kantong permintaan tinggi dalam hal ini permukiman atau pusat-pusat kegiatan," ungkap Polana. (Baca juga: Depok dan Jakpus Penyumbang Pelanggaran Terbanyak Operasi Patuh Jaya)
Lihat Juga: Jakarta Habiskan Rp3,5 Triliun Setiap Tahun Subsidi Transjakarta dan Rp800 Miliar untuk MRT
"Ini memang target yang sangat optimis dan itu tertuang dalam dokumen rencana induk transportasi Jabodetabek. Berdasarkan perhitungan, pada 2018 di Jabodetabek itu dengan penduduk kira-kira 30 juta jiwa, pergerakan manusia mencapai 88 juta per hari," ujarnya, Jumat (24/7/2020). (Baca juga: Trans Pakuan Jadi Feeder Bus JR Connexion)
Dengan pergerakan demikian, apabila saat ini masih lebih banyak menggunakan angkutan pribadi dengan asumsi ini sudah pernah dihitung bisa mengalami kerugian akibat macet sebesar Rp1 triliun per tahun.
Untuk itu, BPTJ mendorong penumpang atau yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi untuk menggunakan kendaraan umum.
"Salah satunya dengan JR Connexion. Layanan ini merupakan inovasi dan banyak diminati oleh kalangan yang sering menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih menggunakan kendaraan umum. Layanan JRC merupakan layanan premium yang tidak singgah di terminal atau simpul transportasi, dilayani dari kantong-kantong permintaan tinggi dalam hal ini permukiman atau pusat-pusat kegiatan," ungkap Polana. (Baca juga: Depok dan Jakpus Penyumbang Pelanggaran Terbanyak Operasi Patuh Jaya)
Lihat Juga: Jakarta Habiskan Rp3,5 Triliun Setiap Tahun Subsidi Transjakarta dan Rp800 Miliar untuk MRT
(jon)
tulis komentar anda