Upah Pembantu Rumah Tangga dan Kenaikan BBM Penyumbang Inflasi Jakarta
Senin, 03 April 2023 - 21:33 WIB
JAKARTA - Kenaikan upah pekerja rumah tangga/pembantu menjelang Idulfitri dan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Maret 2023 lalu menjadi penyebab kenaikan inflasi Jakarta. Bank Indonesia (BI) perwakilan Jakarta mengklaim inflasi Jakarta pada Maret 2023 masih terkendali.
Kendati mengalami kenaikan 0,36 persen MtM (Month to Month) dibandingkan tahun lalu 0,19 persen MtM.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan pada bulan ini pihaknya mencatat share mencapai 26,7 persen terhadap nasional.
“Namun, secara tahunan inflasi Jakarta masih terkendali sebesar 4,00 persen YoY (Years of Years). Bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 4,97 persen YoY dan inflasi gabungan kota/provinsi di Pulau Jawa,” ujarnya, Senin (3/4/2023).
Baca juga: Kendalikan Inflasi, Pemprov DKI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta
Peningkatan inflasi diukur dari harga pada kelompok makanan, minuman, tembakau, kelompok transportasi, kelompok perlengkapan, peralatan, serta pemeliharaan rutin rumah tangga.
Secara spesifik, sisi kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi sumbangsih besar dengan catatan sebesar 0,60 persen MtM dengan andil sebesar 0,13 persen terhadap inflasi Jakarta. Kenaikan itu bersumber dari kenaikan harga kangkung, bayam, dan rokok putih.
Sementara itu, kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,51 persen MtM dengan andil sebesar 0,06 persen terhadap inflasi Jakarta, terutama disebabkan kenaikan harga pada bensin dan angkutan udara sejalan dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi (Pertamax dan Pertamax Turbo) pada 1 Maret 2023.
Di sisi lain, meningkatnya permintaan masyarakat akan jasa angkutan udara pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri juga ikut menyumbang kenaikan inflasi.
Kendati mengalami kenaikan 0,36 persen MtM (Month to Month) dibandingkan tahun lalu 0,19 persen MtM.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan pada bulan ini pihaknya mencatat share mencapai 26,7 persen terhadap nasional.
“Namun, secara tahunan inflasi Jakarta masih terkendali sebesar 4,00 persen YoY (Years of Years). Bisa dikatakan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 4,97 persen YoY dan inflasi gabungan kota/provinsi di Pulau Jawa,” ujarnya, Senin (3/4/2023).
Baca juga: Kendalikan Inflasi, Pemprov DKI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta
Peningkatan inflasi diukur dari harga pada kelompok makanan, minuman, tembakau, kelompok transportasi, kelompok perlengkapan, peralatan, serta pemeliharaan rutin rumah tangga.
Secara spesifik, sisi kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi sumbangsih besar dengan catatan sebesar 0,60 persen MtM dengan andil sebesar 0,13 persen terhadap inflasi Jakarta. Kenaikan itu bersumber dari kenaikan harga kangkung, bayam, dan rokok putih.
Sementara itu, kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,51 persen MtM dengan andil sebesar 0,06 persen terhadap inflasi Jakarta, terutama disebabkan kenaikan harga pada bensin dan angkutan udara sejalan dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi (Pertamax dan Pertamax Turbo) pada 1 Maret 2023.
Di sisi lain, meningkatnya permintaan masyarakat akan jasa angkutan udara pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri juga ikut menyumbang kenaikan inflasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda