Profil Sjamsuridjal, Mantan Gubernur DKI dari Masyumi yang Miliki Gagasan Bangun Subway

Rabu, 01 Februari 2023 - 10:55 WIB
Sjamsuridjal, mantan Gubernur DKI Jakarta yang berasal dari parpol Masyumi. Foto: Djawatan Penerangan Kotapradja Djakarta-Raja, 1953
JAKARTA - Sjamsuridjal merupakan wali kota pertama DKI Jakarta yang berasal dari parpol Masyumi . Saat itu, jabatan wali kota setara dengan gubernur . Dia menjabat periode Juni 1951 hingga November 1953.

Sjamsuridjal lahir di Karanganyar, 11 Oktober 1903. Dia bergabung Masyumi, partai politik yang didirikan tanggal 7 November 1945 pada Kongres Umat Islam. Di awal kemerdekaan, Masyumi didirikan sebagai wadah perjuangan umat Islam dalam membentuk konsep negara.

Sebelum menjadi orang nomor satu di Jakarta, Sjamsuridjal pernah menjabat Wali Kota Solo sejak 14 November 1946 hingga 13 Januari 1949. Sebelumnya, dia juga menjadi Wali Kota Bandung dalam waktu singkat periode 1945-1946.



Baca juga: Profil Soewirjo, Gubernur Pertama DKI Jakarta yang Menggaungkan Demam Kemerdekaan RI

Dia memulai masa jabatannya dengan membangun stadion nasional Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) pada 18 Juli 1950 untuk keperluan Pekan Olahraga Nasional ke-2 (PON II) yang digelar Oktober 1951.

Saat pidato pengukuhannya, Sjamsuridjal ingin mengembangkan Jakarta menjadi kota yang indah dan terkenal. Kebijakan yang cukup terkenal terkait masalah kelistrikan.

Tak lupa, dia juga memprioritaskan isu mengenai air minum, layanan kesehatan, pendidikan, dan kebijakan pertanahan.

Cara Sjamsuridjal mengatasi seringnya pemadaman listrik dengan membangun pembangkit listrik di Ancol. Kemudian, untuk menambah pasokan air minum, dia membangun penyaringan air di Karet, menambah pipa, serta menambah pasokan air ke Bogor.

Sjamsuridjal memiliki program lain yaitu membangun perumahan sosial di Bendungan Hilir, Karet, Pasar Baru, dan Jembatan Duren yang menampung 33.000 orang.

Dia juga memiliki visi menyediakan angkutan umum yang layak bagi penduduk kota. Pada Oktober 1951, dia mempunyai gagasan mewujudkan kereta bawah tanah (subway) di Kota Jakarta.

Tak hanya itu, Sjamsuridjal memberikan perhatian pada sektor pendidikan sejak masa kepemimpinannya. Salah satunya dia mendukung pengembangan perguruan tinggi Universitas Indonesia (UI) dan memberikan berbagai program edukasi di sekolah.

Selain pendidikan, dia juga memperhatikan bidang kesehatan dengan membangun 2 rumah sakit. Sjamsuridjal wafat saat berusia 61 tahun pada 29 Desember 1964 di Surabaya, Jawa Timur.
(jon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More