Psikolog: PSK-nya Artis Cantik Pasti Konsumen Banyak yang Mau Meski Lebih Mahal
Selasa, 14 Juli 2020 - 08:33 WIB
DEPOK - Artis cantik berinisial HH diduga terlibat kasus prostitusi . Ini kesekian kalinya artis bersinggungan dengan bisnis esek-esek. Alasannya praktik ini lebih mudah dan cepat menghasilkan uang dalam jumlah besar.
Menurut Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta, bisnis prostitusi sudah terjadi lama. Bahkan, prostitusi tetap ada dalam kondisi apapun karena adanya kebutuhan. (Baca juga: Prostitusi Artis Jadi Ancaman untuk Para Penggemarnya)
“Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara Covid-19 dengan prostitusi. Prostitusi sudah ada sejak lama dan tetap ada karena adanya kebutuhan. Sangat mungkin bukan karena situasi ini, tetapi sangat mungkin sudah memiliki track record atau pengalaman sebelumya, hanya sekarang mungkin baru tampil/dipublikasikan,” ujar Shinta, Selasa (13/7/2020).
Bahkan, prostitusi di kalangan artis pun bukan hal baru. “Apalagi dengan label artis, konsumen pasti banyak yang mau meski harga menjadi mahal,” katanya.
Menurut dia, bisnis ini sebenarnya minim risiko karena tidak menimbulkan kerugian pada siapapun. “Tidak ada yang tersakiti dan sama-sama senang sehingga banyak orang tergiur untuk melakukan pekerjaan ini untuk mengumpulkan uang dengan cara instan,” ungkapnya. (Baca juga: Artis HH dan Teman Pria Dalam Keadaan Tanpa Busana saat Digerebek Polisi)
Shinta menilai jika secara fisik pekerja seks komersil (PSK) memiliki modal penampilan atau fisik bagus pastinya lebih mudah mendapatkan pelanggan. Terlebih dengan label artis cantik tentunya konsumen banyak yang mau. “Jika dipikir dengan logika sebenarnya tidak ada yang dirugikan dari kegiatan ini. Suka sama suka, bayar dan selesai. Ya kebutuhan untuk mendapat uang besar dalam waktu instan,” ucapnya.
“Tuntutan gaya hidup tak sedikit membuat banyak perempuan tergiur agar mendapat uang dalam waktu cepat. Bahkan, banyak ABG yang rela menjual diri hanya untuk membeli gadget yang dia inginkan. Artinya, nilai-nilai sudah bergeser dari kesucian ke materialisme,” tambahnya.
Menurut Psikolog Universitas Pancasila (UP) Aully Grashinta, bisnis prostitusi sudah terjadi lama. Bahkan, prostitusi tetap ada dalam kondisi apapun karena adanya kebutuhan. (Baca juga: Prostitusi Artis Jadi Ancaman untuk Para Penggemarnya)
“Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara Covid-19 dengan prostitusi. Prostitusi sudah ada sejak lama dan tetap ada karena adanya kebutuhan. Sangat mungkin bukan karena situasi ini, tetapi sangat mungkin sudah memiliki track record atau pengalaman sebelumya, hanya sekarang mungkin baru tampil/dipublikasikan,” ujar Shinta, Selasa (13/7/2020).
Bahkan, prostitusi di kalangan artis pun bukan hal baru. “Apalagi dengan label artis, konsumen pasti banyak yang mau meski harga menjadi mahal,” katanya.
Menurut dia, bisnis ini sebenarnya minim risiko karena tidak menimbulkan kerugian pada siapapun. “Tidak ada yang tersakiti dan sama-sama senang sehingga banyak orang tergiur untuk melakukan pekerjaan ini untuk mengumpulkan uang dengan cara instan,” ungkapnya. (Baca juga: Artis HH dan Teman Pria Dalam Keadaan Tanpa Busana saat Digerebek Polisi)
Shinta menilai jika secara fisik pekerja seks komersil (PSK) memiliki modal penampilan atau fisik bagus pastinya lebih mudah mendapatkan pelanggan. Terlebih dengan label artis cantik tentunya konsumen banyak yang mau. “Jika dipikir dengan logika sebenarnya tidak ada yang dirugikan dari kegiatan ini. Suka sama suka, bayar dan selesai. Ya kebutuhan untuk mendapat uang besar dalam waktu instan,” ucapnya.
“Tuntutan gaya hidup tak sedikit membuat banyak perempuan tergiur agar mendapat uang dalam waktu cepat. Bahkan, banyak ABG yang rela menjual diri hanya untuk membeli gadget yang dia inginkan. Artinya, nilai-nilai sudah bergeser dari kesucian ke materialisme,” tambahnya.
(jon)
tulis komentar anda