Kondisi Bioskop Terakhir di Jakarta, Bertahan dengan Film Esek-esek

Sabtu, 11 April 2015 - 07:47 WIB
Kondisi Bioskop Terakhir di Jakarta, Bertahan dengan Film Esek-esek
Kondisi Bioskop Terakhir di Jakarta, Bertahan dengan Film Esek-esek
A A A
GEMPURAN 21 Cineplex dan Blitzmegaplex membuat sejumlah bioskop yang sempat merajai Jakarta mulai berguguran. Dari puluhan bioskop di Jakarta, kini hanya tinggal beberapa bioskop yang masih eksis dengan kondisi apa adanya.

Jika warga melintas di Kawasan Senen, Jakarta Pusat pasti terlihat jelas posisi bioskop yang berada tak jauh dari perempatan Senen, tepatnya dipertemuan Jalan Kramat Bunder dan Jalan Kramat Raya.

Disini, sejumlah spanduk film Indonesia terpampang jelas di sisi sebelah utara dan barat. Mulia Agung dan Grand Theater merupakan dua bioskop tua yang menjadi satu pengelolaannya. Sindonews mencoba mengunjungi bioskop yang pernah menjadi saksi kejayaan film Indonesia di era tahun 1970 hingga 1980-an.

Tiba di depan gedung bioskop terlihat beberapa pedagang seperti pedagang minuman, koran dan makanan membuka lapak dagangannya. Bagian luar dipasang beberapa spanduk film-film terkini namun jangan berharap bisa menonton film yang terpampang di spanduk itu.

Mulai memasuki lantai satu, ada bioskop bernama Grand. Di depan loket penjualan tiket sepi hanya ada beberapa orang gelandangan yang tidur di lantai.

Kondisi Bioskop Terakhir di Jakarta, Bertahan dengan Film <em>Esek-esek</em>


Dibanding Cinpelex 21, harga tiket di bioskop ini sangat murah. Harga tiket di bioskop Grand Rp5.000, sedangkan di Mulia Agung Rp6.000. Sindonews mendekat ke loket penjualan tiket lantai dua. Ada beberap tempat penjualan tiket disini. Lampu penerangan tidak terlalu terang. Bangku-bangku untuk menunggu juga sederhana dan hanya berjumlah tiga.

Kondisi Bioskop Terakhir di Jakarta, Bertahan dengan Film <em>Esek-esek</em>


Pukul 17.00 WIB Senin 6 April 2015, Sindonews masuk ke dalam bioskop 1. Asyiknya menonton di biokop ini, dengan sekali beli tiket seharga Rp6.000, penonton bisa keluar - masuk ke tiga teater tanpa ada biaya tambahan.

Saat masuk ke dalam teater jangan harap akan merasa nyaman menonton. Karena begitu masuk bioskop aroma pesing menyengat, sampah-sampah seperti bekas makanan, kulit kacang dan puntung rokok berserakan disemua sudut.

Kursi berbusa tipis dan sobek dibagian sarungnya, hawa panas menyebar karena bioskop ini hanya dilengkapi kipas angin. Tak betah, Sindonews mencoba beralih ke teater 2, sayangnya teater ini sedang mengalami kerusakan sehingga tertutup rapat.

Masuk ke teater 3, ternyata kondisinya juga sama dengan teater 1. Spanduk film terbaru yang dipasang di luar gedung ternyata hanya sebatas promosi. Film yang diputar adalah film jadul yang berbau esek-esek dan berasal dari negeri Tiongkok. Justru film ini yang ternyata dimintai penonton bioskop tersebut.

Kondisi Bioskop Terakhir di Jakarta, Bertahan dengan Film <em>Esek-esek</em>


Di lantai 3 gedung ini ternyata ruang operator bioskop tempat film ini diputar. Sindonews meminta untuk bisa berbincang dengan pengelolanya, namun pengelola bioskop tersebut sedang tidak ada ditempat.

"Wah pengelolanya paling kita-kita juga, kantor juga sepi. Maaf mas kita gak berani ngasih informasi apa-apa," ujar salah satu operator film.

Karena tidak ada pengelola, akhirnya Sindonews turun ke lantai 1. Di lantai 1 ini, sejumlah PSK masih berada di teras-teras bioskop dengan tampang lesu. Suara klakson dan teriakan kenek Metro Mini di jalan Kramat Bunder makin memeriahkan suasana.

Berdasarkan penelusuran Sindonews, bioskop Grand dan Mulia Agung ini bisa dibilang bioskop terakhir di Jakarta yang masih eksis. Sebenarnya ada beberapa bioskop yang masih berdiri namun kini sudah tidak beroperasi.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3442 seconds (0.1#10.140)