Ratusan Warga Bekasi Mengidap Sakit Jantung
A
A
A
BEKASI - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi mencatat warganya yang mengidap sakit jantung sangat tinggi. Pasalnya, dalam sehari jumlahnya mencapai 200 orang yang melakukan pemeriksaan.
"Rata-rata usia penderita jantung mencapai 40 tahunan," ujar Direktur RSUD Kota Bekasi Titi Masrifahati di Bekasi, Senin 23 Maret 2015.
Menurutnya, karena semakin meningkat, RSUD harus menambah fasilitas medis. Selama ini, kata dia, pasien jantung selalu dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Pasalnya, peralatan medis RSUD Kota Bekasi masih terbatas. Karena, sekitar 30 persen dari total jumlah kasus jantung itu memerlukan tindakan lanjut seperti operasi bedah.
Saat ini, lanjut dia, di RSUD Kota Bekasi baru menyiapkan pusat layanan jantung di lantai 4 gedung baru atau laboratorium kateterisasi yang menangani pemeriksaan jantung tanpa pemedahan, seperti pemasangan ring melalui pembuluh darah dari paha.
Fasilitas tersebut dilengkapi satu unit terpadu, yakni, ruang persiapan tindakan, ruang penindakan, dan ruang penangan pasca tindakan.
"Tahun ini kami sudah bisa melakukan pemasangan ring melalui pembuluh darah," tambahnya.
Titi menambahkan, penanganan sakit jantung selalu dilakukan dengan bekerja sama operasional dengan rumah sakit lain karena teknologi tinggi, berbiaya besar, sementara Sumber Daya Manusia (SDM) masih terbatas.
Dengan adanya fasilitas penanganan jantung ini RSUD diharapkan mampu melakukan penanganan medis secara mandiri tanpa merujuk ke rumah sakit lainya. "Sekarang sedang kami lelang kepada pihak ketiga," ujarnya.
Titi menjelaskan, RSUD Kota Bekasi masih tipe B sehingga belum bisa menyediakan fasilitas bedah untuk sakit jantung. Saat ini, manajemen RSUD Kota Bekasi sedang menyekolahkan sejumlah dokter spesialis agar nantinya peningkatan status ke type A.
Kepala Ruangan ICU RSUD Kota Bekasi Mulyono mengatakan, untuk perawatannya belum bisa dilakukan. Karena, khusus untuk pasien jantung sepatutnya harus memiliki intensive coronary care uni (ICCU).
"Jadi khusus untuk pasien jantung harus ada instalasi ini. Sehingga, pantauan jantung bisa termonitor," katanya.
Di RSUD, untuk dokter yang disiapkan untuk memberikan penanganan cepat pasien jantung berjumlah tiga orang.
Biasanya, para dokter paling banyak hanya memberikan pelayanan resep obat-obatan, tidak melakukan pembedahan. Karena terkendala peralatan yang memadai untuk bedah. "Pasien jantung sangat tinggi di Bekasi," tukasnya.
"Rata-rata usia penderita jantung mencapai 40 tahunan," ujar Direktur RSUD Kota Bekasi Titi Masrifahati di Bekasi, Senin 23 Maret 2015.
Menurutnya, karena semakin meningkat, RSUD harus menambah fasilitas medis. Selama ini, kata dia, pasien jantung selalu dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Pasalnya, peralatan medis RSUD Kota Bekasi masih terbatas. Karena, sekitar 30 persen dari total jumlah kasus jantung itu memerlukan tindakan lanjut seperti operasi bedah.
Saat ini, lanjut dia, di RSUD Kota Bekasi baru menyiapkan pusat layanan jantung di lantai 4 gedung baru atau laboratorium kateterisasi yang menangani pemeriksaan jantung tanpa pemedahan, seperti pemasangan ring melalui pembuluh darah dari paha.
Fasilitas tersebut dilengkapi satu unit terpadu, yakni, ruang persiapan tindakan, ruang penindakan, dan ruang penangan pasca tindakan.
"Tahun ini kami sudah bisa melakukan pemasangan ring melalui pembuluh darah," tambahnya.
Titi menambahkan, penanganan sakit jantung selalu dilakukan dengan bekerja sama operasional dengan rumah sakit lain karena teknologi tinggi, berbiaya besar, sementara Sumber Daya Manusia (SDM) masih terbatas.
Dengan adanya fasilitas penanganan jantung ini RSUD diharapkan mampu melakukan penanganan medis secara mandiri tanpa merujuk ke rumah sakit lainya. "Sekarang sedang kami lelang kepada pihak ketiga," ujarnya.
Titi menjelaskan, RSUD Kota Bekasi masih tipe B sehingga belum bisa menyediakan fasilitas bedah untuk sakit jantung. Saat ini, manajemen RSUD Kota Bekasi sedang menyekolahkan sejumlah dokter spesialis agar nantinya peningkatan status ke type A.
Kepala Ruangan ICU RSUD Kota Bekasi Mulyono mengatakan, untuk perawatannya belum bisa dilakukan. Karena, khusus untuk pasien jantung sepatutnya harus memiliki intensive coronary care uni (ICCU).
"Jadi khusus untuk pasien jantung harus ada instalasi ini. Sehingga, pantauan jantung bisa termonitor," katanya.
Di RSUD, untuk dokter yang disiapkan untuk memberikan penanganan cepat pasien jantung berjumlah tiga orang.
Biasanya, para dokter paling banyak hanya memberikan pelayanan resep obat-obatan, tidak melakukan pembedahan. Karena terkendala peralatan yang memadai untuk bedah. "Pasien jantung sangat tinggi di Bekasi," tukasnya.
(mhd)