Bekasi Cabut Status Siaga Banjir
A
A
A
BEKASI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencabut status siaga banjir. Pasalnya, dalam sebulan terakhir intensitas hujan semakin jarang dan tidak ada lagi kawasan terendam banjir.
"Status siaga banjir sudah tidak berlaku di wilayah Kota Bekasi," ujar Kepala BPBD Kota Bekasi Heri Ismiardi di Bekasi, Rabu (18/3/2015).
Meski status dicabut, kata dia, pihaknya terus melakukan pemantauan setiap waktu di wilayah yang disinyalir rawan terjadinya banjir.
Bahkan, lanjut dia, sejumlah personel sudah ditarik dari posko banjir yang berada di titik rawan banjir. Adapun, posko banjir sebagian masih berdiri dengan perlengkapan yang cukup.
"Kedaruratan banjir sudah mulai berkurang, tapi kami tetap waspada banjir," katanya.
Menurutnya, posko banjir yang belum dibongkar berada di Pondok Gede Permai. Karena wilayah tersebut titik paling rawan akibat kiriman air dari Bogor melalui Kali Cileungsi, dan Cikeas yang menyatur di Kali Bekasi. Namun, tinggi muka air sempat naik hingga 170 centimeter.
Menyusul intensitas hujan yang sudah menurun, pemerintah setempat mulai mengerjakan proyek infrastuktur. Sebab, jika dikerjakan pada saat hujan masih tinggi dikhawatirkan proyek tersebut tak bertahan lama.
"Kegiatannya sudah mulai dilelang," tambah Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu.
Kegiatan infrastuktur itu antara lain perbaikan jalan dan pembuatan tandon air. Tahun ini, Disbimarta mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp720 miliar dari APBD 2015 dengan target bisa mengurangi banjir sekitar 30 persen dari 49 titik banjir.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai mendesak agar proyek yang sudah dilelang segera diselesaikan. Khususnya perbaikan jalan rusak karena rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
"Jangan sampai diulur-ulur, seperti perbaikan jalan dan pengentasan banjir," tegasnya.
"Status siaga banjir sudah tidak berlaku di wilayah Kota Bekasi," ujar Kepala BPBD Kota Bekasi Heri Ismiardi di Bekasi, Rabu (18/3/2015).
Meski status dicabut, kata dia, pihaknya terus melakukan pemantauan setiap waktu di wilayah yang disinyalir rawan terjadinya banjir.
Bahkan, lanjut dia, sejumlah personel sudah ditarik dari posko banjir yang berada di titik rawan banjir. Adapun, posko banjir sebagian masih berdiri dengan perlengkapan yang cukup.
"Kedaruratan banjir sudah mulai berkurang, tapi kami tetap waspada banjir," katanya.
Menurutnya, posko banjir yang belum dibongkar berada di Pondok Gede Permai. Karena wilayah tersebut titik paling rawan akibat kiriman air dari Bogor melalui Kali Cileungsi, dan Cikeas yang menyatur di Kali Bekasi. Namun, tinggi muka air sempat naik hingga 170 centimeter.
Menyusul intensitas hujan yang sudah menurun, pemerintah setempat mulai mengerjakan proyek infrastuktur. Sebab, jika dikerjakan pada saat hujan masih tinggi dikhawatirkan proyek tersebut tak bertahan lama.
"Kegiatannya sudah mulai dilelang," tambah Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syaikhu.
Kegiatan infrastuktur itu antara lain perbaikan jalan dan pembuatan tandon air. Tahun ini, Disbimarta mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp720 miliar dari APBD 2015 dengan target bisa mengurangi banjir sekitar 30 persen dari 49 titik banjir.
Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai mendesak agar proyek yang sudah dilelang segera diselesaikan. Khususnya perbaikan jalan rusak karena rawan terjadi kecelakaan lalu lintas.
"Jangan sampai diulur-ulur, seperti perbaikan jalan dan pengentasan banjir," tegasnya.
(mhd)