Suasana Panik Saat Ledakan di Laboratorium Kimia UI

Selasa, 17 Maret 2015 - 16:08 WIB
Suasana Panik Saat Ledakan...
Suasana Panik Saat Ledakan di Laboratorium Kimia UI
A A A
DEPOK - Sebanyak 70 mahasiswa mengetahui persis situasi panik saat ledakan terjadi di laboratorium kimia Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI). Sedikitnya terdapat 10 kelompok yang melakukan praktikum di laboratorium tersebut

Salah satu mahasiswa yang mengetahui persis kejadian tersebut, Aulia Dwi Rahmi menuturkan peristiwa yang membuat 15 temannya luka-luka. Beruntung saat kejadian, Aulia agak sedikit jauh dari jarak labu destilasi yang meledak.

"Saya ada di kelompok yang berbeda. Saat itu saya jaraknya 2-3 meter dari terdengarnya bunyi ledakan, kencang banget sampai kuping sempat enggak bisa dengar," katanya di Kampus FFUI, Selasa (17/3/2015).

Saat terjadi ledakan, pihak dosen dan pengawas langsung mengevakuasi mahasiswa dengan tertib. Seluruh korban langsung dilarikan ke rumah sakit.

"Langsung saya disuruh keluar sama teman, pas keluar lihat sejumlah teman wajahnya berdarah kena pecahan kaca cukup histeris suasananya. Langsung berhamburan keluar dan turun, hanya panik saja," ungkapnya.

Menurut Aulia, praktikum destilasi untuk angkatannya baru pertama kali dilakukan. Hanya ada satu mahasiswa di kelompok korban luka yang tak terkena pecahan labu destilasi, yakni Clara.

"Kalau untuk destilasi baru pertama kali, mungkin saat itu teman - teman yang menjadi korban enggak tanya harusnya 60-70 derajat, mereka sampai 100 derajat. Ada satu teman yang enggak kena karena lagi balik badan yaitu Clara. Saat itu sih kita semua lagi menguji coba reaksi dan menunggu labu destilasi," jelasnya.

Aulia mengaku kejadian tersebut cukup membuat ia dan teman - temannya trauma. Namun banyak pelajaran yang bisa diambil untuk lebih hati - hati dan menuruti perintah dosen.

"Iya trauma orangtua di Padang sempat nanyain kenapa. Tentu hikmahnya yang pertama dengerin dosen, jangan cuma ngobrol aja saat responsi. Yang kedua jangan sotoy harus tanya laboran kalau enggak mengerti. Lalu terakhir harus pakai alat pelindung diri. Memang saat kejadian masker enggak pakai, sarung tangan, google glass gak pakai. Kita bandel. Apalagi untuk praktikum destilasi ini pakai api kan lebih risiko," tuturnya.

Pihak mahasiswa sudah menjenguk teman - temannya yang menjadi korban luka. Mahasiswa mengaku belum siap untuk melakukan praktikum destilasi lagi lantaran masih trauma.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0727 seconds (0.1#10.140)