Sikap Ahok Jadi Pemicu Kisruh dengan DPRD
A
A
A
JAKARTA - Kisruh antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD muncul lantaran sikap Ahok yang kurang beretika.
Hal ini diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Harapan Emros Sihombing dalam diskusi publik dengan tema, "Konflik Gubernur DKI Jakarta vs DPRD: Benarkah Hanya Masalah Anggaran Siluman?". Emron mengatakan, seorang pemimpin yang baik, seharusnya memiliki etika komunikasi yang baik juga dalam menyampaikan pesannya.
Jika tidak, pesan yang akan disampaikannya itu akan dicerna oleh penerima dengan respons kurang baik. Seperti kisruh yang terjadi antara Ahok dengan DPRD, kisruh itu muncul lantaran sikap Ahok yang dinilai kurang beretika.
Emrus menilai, kisruh tersebut lantaran Ahok yang kerap memaki dan melontarkan kata-kata buruk pada semua orang yang ditemuinya, baik itu pada bawahannya maupun lawan politiknya."Ketika dilakukan mediasi saja, Gubernur DKI Jakarta menunjuk-nunjuk pada anggota DPRD. Itu tidak baik. Dengan bawahannya pun, kerap berkata-kata keras. Secara etika saja, kita berbuat seperti itu dengan pembantu kita itu sudah sangat tidak baik, termasuk dengan lawan-lawan politik. Padahal, segala macam tindakan, itu harus disertai dengan etika yang baik agar etika berkomunikasi dapat tercipta," ujarnya di forum diskusi yang diprakarasai Ikatan Warga Djakarta di Hotel Mega Proklamasi, Kamis (12/3/2015) siang.
Bahkan, terang Emrus, setiap segi pembangunan, baik itu pembangunan ekonomi dan pendidikan akan berpengaruh buruk jika tidak diimbangi dengan etika komunikasi yang baik."Dalam hal pendidikan misalnya, jika gubernurnya saja mencontohkan etika berkomunikasi yang buruk seperti itu (Ahok). Generasi muda kita pun akan berpikir, orang gubernurnya saja begitu dan bisa begitu, kenapa kita tidak bisa. Ini tentu akan membuat generasi kita menjadi rusak cara berkomunikasinya nanti," paparnya.
Hal ini diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Harapan Emros Sihombing dalam diskusi publik dengan tema, "Konflik Gubernur DKI Jakarta vs DPRD: Benarkah Hanya Masalah Anggaran Siluman?". Emron mengatakan, seorang pemimpin yang baik, seharusnya memiliki etika komunikasi yang baik juga dalam menyampaikan pesannya.
Jika tidak, pesan yang akan disampaikannya itu akan dicerna oleh penerima dengan respons kurang baik. Seperti kisruh yang terjadi antara Ahok dengan DPRD, kisruh itu muncul lantaran sikap Ahok yang dinilai kurang beretika.
Emrus menilai, kisruh tersebut lantaran Ahok yang kerap memaki dan melontarkan kata-kata buruk pada semua orang yang ditemuinya, baik itu pada bawahannya maupun lawan politiknya."Ketika dilakukan mediasi saja, Gubernur DKI Jakarta menunjuk-nunjuk pada anggota DPRD. Itu tidak baik. Dengan bawahannya pun, kerap berkata-kata keras. Secara etika saja, kita berbuat seperti itu dengan pembantu kita itu sudah sangat tidak baik, termasuk dengan lawan-lawan politik. Padahal, segala macam tindakan, itu harus disertai dengan etika yang baik agar etika berkomunikasi dapat tercipta," ujarnya di forum diskusi yang diprakarasai Ikatan Warga Djakarta di Hotel Mega Proklamasi, Kamis (12/3/2015) siang.
Bahkan, terang Emrus, setiap segi pembangunan, baik itu pembangunan ekonomi dan pendidikan akan berpengaruh buruk jika tidak diimbangi dengan etika komunikasi yang baik."Dalam hal pendidikan misalnya, jika gubernurnya saja mencontohkan etika berkomunikasi yang buruk seperti itu (Ahok). Generasi muda kita pun akan berpikir, orang gubernurnya saja begitu dan bisa begitu, kenapa kita tidak bisa. Ini tentu akan membuat generasi kita menjadi rusak cara berkomunikasinya nanti," paparnya.
(whb)