Diskusi Publik Ahok vs DPRD Diwarnai Kericuhan

Kamis, 12 Maret 2015 - 15:23 WIB
Diskusi Publik Ahok vs DPRD Diwarnai Kericuhan
Diskusi Publik Ahok vs DPRD Diwarnai Kericuhan
A A A
JAKARTA - Diskusi publik yang diselenggarakan oleh Ikatan Warga Djakarta ricuh. Sebab, belasan mahasiwa menilai kalau diskusi tersebut hanya dilakukan secara sepihak.

Bahkan, diskusi itu dianggap telah memberikan doktrin pada mereka untuk membenci Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Berdasarkan pantauan di lapangan, diskusi dengan tema, "Konflik Gubernur DKI Jakarta vs DPRD: Benarkah Hanya Masalah Anggaran Siluman?" yang berlangsung sejak sekira pukul 11.00 WIB awalnya berjalan lancar.

Diskusi ini menghadirkan nara sumber, pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing dan Ketua Umum Forum Pemuda Betawi Rahmat HS. Sejumlah peserta diskusi yang di antaranya Forum Pemuda Betawi, mahasiswa Universitas Nasional, Universitas Indonesia, Universitas Esa Unggul, Universitas Sahid, Universitas Al Azhar, dan Universitas Negeri Islam Jakarta.

Saat diskusi tersebut baru berjalan sekira 30 menitan, suasana di dalam forum diskusi diwarnai aksi teriakan sejumlah mahasiswa dan anggota LSM yang mengingkan agar Ahok dilengserkan. Teriakan tersebut muncul akibat ucapan salah seorang nara sumber yang menyatakan kalau dirinya tidak menyukai cara kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang dinilai arogan, selalu melanggar aturan, dan sombong.

"Kami mengecap Ahok sebagai pemimpin yang sombong, arogansi, dan enggak sesuai aturan," ujar nara sumber Ketua Umum Forum Pemuda Betawi Rahmat HS di Hotel Mega Proklamasi, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2015).

Begitu juga dengan nara sumber lainnya, yakni pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing yang mengkritisi etika Ahok dalam berkomunikasi dengan siapa pun, baik dengan bawahannya maupun dengan lawan-lawan politiknya.

Kericuhan mulai terjadi ketika salah seorang mahasiswi dari Univeraitas Sahid bernama Tuti memberikan pernyataan bila diskusi yang dilakukan tersebut bukanlah diskusi yang mendidik."Ini bukan diskusi mendidik. Semua pembicara juga hanya memberikan pelabelan saja pada satu pihak. Semua mennyatakan Ahok tidak baik. Tapi dengan semua tindakan ini, yang menganggap Ahok tidak baik, kita itu sama saja tidak baiknya dengan Ahok," ucapnya di forum diskusi.

Usai Tuti menyampaikan pernyataan itu belasan peserta diskusi dari mahasiswa UI, Esa Unggul, dan Universitas Sahid pun lantas berbondong-bondong keluar ruangan. Saat berada di luar ruangan, mereka pun mendamprat panitia lantaran telah dianggap menyeting diskusi tersebut untuk mendoktrin mereka agar membenci Ahok.

"Pematerinya dari orang-orang pro DPRD semua, tidak ada dari Pemprov DKI. Ini tidak seimbang, kita ke sini bukan mau didoktrin untuk membenci Ahok. Kita tidak mendukung DPRD atau Ahok. Kita mau mencari kejelasan tentang permasalahan antara DPRD dan Ahok, bukan mendengarkan pernyataan-pernyataan yang menjelek-jelekan salah satu pihak," tegas salah seorang mahasiswa pada panitia oenyelenggara diakusi.

Menanggapi kekesalan mahasiswa, panitia pun mengatakan kalau semua pembicara itu tidak dapat hadir karena berhalangan. Bahkan, panitia menujukan SMS dari pembicara yang mengatakan kalau dtidak dapat hadir.

"Kita mengundnag kedua pihak, Sekda dan pengamat tapi enggak pada datang. Kita enggak berpihak ke mana pun, kami sudah mengundang dari kepemerintahan, tapi juga tidak datang," kata panitia pada mahasiswa.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3585 seconds (0.1#10.140)