Pembangunan Jalan Layang Transjakarta Ciledug-Tendean Dimulai
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan jalan layang khusus bus Transjakarta Koridor XIII (Ciledug-Kapten Tendean) dimulai pada Maret mendatang. Proyek jalan layang ini ditargetkan akan rampung pada akhir 2016 mendatang.
Kabid Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, pembangunan jalan layang tersebut saat ini dalam tahap penyesuaian kedalaman tanah oleh masing-masing kontraktor yang telah memenangi lelang delapan paket pengerjaan jalan layang sepanjang 9,3 km tersebut.
Pengerjaan jalan layang Transjakarta itu terbagi delapan paket, di mana masing-masing paket dikerjakan oleh kontraktor berbeda. Mereka telah menandatangani perjanjian kerja sama pada 15 Desember 2014 lalu dengan anggaran tahun jamak sebesar Rp2,5 triliun.
Delapan paket tersebut yaitu, paket Tendean (1.000 meter) dikerjakan PT Adhi Karya; paket Santa (1.250 meter) PT Yasa Patrisia Perkasa; paket Trunojoyo (1.3750 meter) PT Jaya Kontruksi; paket Taman Puring (1.200 meter) dikerjakan PT Hutama Karya. Paket Kemayoran Lama (1.300 meter) PT Pembangunan Perumahan; Paket Kostrad (1.400 meter) dikerjakan PT Istaka Karya CO bersama dengan PT Agra Budi; Kemudian paket Cileduk (1.500 meter) dikerjakan PT Waskita Karya; sementara paket Seskoal (1.500 meter) akhir bulan ini baru akan dilelang lantaran pada akhir tahun lalu ada kesalahan dalam pelelangan.
"Masing-masing kontraktor tengah mengukur kedalaman tanah untuk melengkapi desain yang akan diserahkan akhir bulan ini. Desain tersebut nantinya akan kami koreksi. Bagi proyek yang sudah siap, mereka akan mengerjakannya. Maret kami kira sudah ada yang dimulai," kata Heru Suwondo saat dihubungi Kamis 19 Februari kemarin.
Heru menjelaskan, proyek pembangunan jalan layang sepanjang 9,3 km itu akan memiliki lebar 9 meter yang terbagi dua arah dengan ketinggian bervariasi antara 18 hingga 23 meter sesuai dengan letak dan tata ruang kondisi ruas jalan di bawahnya. Selain itu, kata Heru, jalan layang tersebut juga akan dibangun 12 halte busway.
"Jalan layang ini nantinya juga terintegrasi dengan Mass Rapid Transit (MRT). Misalnya di Sisingamaharaja itu nanti ada halte yang bisa terintegrasi dengan MRT," ungkapnya.
Kabid Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo mengatakan, pembangunan jalan layang tersebut saat ini dalam tahap penyesuaian kedalaman tanah oleh masing-masing kontraktor yang telah memenangi lelang delapan paket pengerjaan jalan layang sepanjang 9,3 km tersebut.
Pengerjaan jalan layang Transjakarta itu terbagi delapan paket, di mana masing-masing paket dikerjakan oleh kontraktor berbeda. Mereka telah menandatangani perjanjian kerja sama pada 15 Desember 2014 lalu dengan anggaran tahun jamak sebesar Rp2,5 triliun.
Delapan paket tersebut yaitu, paket Tendean (1.000 meter) dikerjakan PT Adhi Karya; paket Santa (1.250 meter) PT Yasa Patrisia Perkasa; paket Trunojoyo (1.3750 meter) PT Jaya Kontruksi; paket Taman Puring (1.200 meter) dikerjakan PT Hutama Karya. Paket Kemayoran Lama (1.300 meter) PT Pembangunan Perumahan; Paket Kostrad (1.400 meter) dikerjakan PT Istaka Karya CO bersama dengan PT Agra Budi; Kemudian paket Cileduk (1.500 meter) dikerjakan PT Waskita Karya; sementara paket Seskoal (1.500 meter) akhir bulan ini baru akan dilelang lantaran pada akhir tahun lalu ada kesalahan dalam pelelangan.
"Masing-masing kontraktor tengah mengukur kedalaman tanah untuk melengkapi desain yang akan diserahkan akhir bulan ini. Desain tersebut nantinya akan kami koreksi. Bagi proyek yang sudah siap, mereka akan mengerjakannya. Maret kami kira sudah ada yang dimulai," kata Heru Suwondo saat dihubungi Kamis 19 Februari kemarin.
Heru menjelaskan, proyek pembangunan jalan layang sepanjang 9,3 km itu akan memiliki lebar 9 meter yang terbagi dua arah dengan ketinggian bervariasi antara 18 hingga 23 meter sesuai dengan letak dan tata ruang kondisi ruas jalan di bawahnya. Selain itu, kata Heru, jalan layang tersebut juga akan dibangun 12 halte busway.
"Jalan layang ini nantinya juga terintegrasi dengan Mass Rapid Transit (MRT). Misalnya di Sisingamaharaja itu nanti ada halte yang bisa terintegrasi dengan MRT," ungkapnya.
(whb)