Sulit Diberantas, Hipnosis Bisa Positif dan Negatif
A
A
A
DEPOK - Meski di zaman modern sekarang ini, praktik kejahatan dengan cara hipnosis tidak sulit untuk dihilangkan. Karena, hipnosis ini bisa digunakan untuk hal yang negatif maupun positif tergantung orangnya.
"Sampai kapan pun praktik hipnosis masih saja terjadi. Praktik ini juga semakin berkembang, bisa positif ataupun negatif," kata psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko di Depok, Sabtu (13/12/2014).
Kasus hipnosis yang terjadi di Jakarta Selatan, hingga merugikan korbannya miliaran rupiah, kata Farida, terjadi karena korban tidak memiliki kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
"Biasanya kalau nenek-nenek itu kalau diajak ngobrol saja sudah senang. Apalagi obrolan itu berlanjut, jadi korban semakin merasa senang karena ada kebutuhan (sosial) yang terpenuhi," tukasnya.
Dia menuturkan, dengan mudahnya diajak mengobrol, korban tidak sadar kalau dirinya sudah jadi target pelaku kejahatan dengan cara hipnosis. "Pelaku masuk dengan memenuhi kebutuhan korbannya," ujar Farida.
Untuk menghindari hal tersebut, kata dia, masyarakat harus kritis dengan orang yang baru dikenalnya. Karena, hal itu bisa menghindari dari pikiran yang kosong.
"Jadi kalau orang asing dia sudah memiliki kewaspdaan dan akhirnya bisa kendalikan dan lebih kritis. Jadi dia tidak akan menjadi korban," tutupnya.
"Sampai kapan pun praktik hipnosis masih saja terjadi. Praktik ini juga semakin berkembang, bisa positif ataupun negatif," kata psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Farida Haryoko di Depok, Sabtu (13/12/2014).
Kasus hipnosis yang terjadi di Jakarta Selatan, hingga merugikan korbannya miliaran rupiah, kata Farida, terjadi karena korban tidak memiliki kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
"Biasanya kalau nenek-nenek itu kalau diajak ngobrol saja sudah senang. Apalagi obrolan itu berlanjut, jadi korban semakin merasa senang karena ada kebutuhan (sosial) yang terpenuhi," tukasnya.
Dia menuturkan, dengan mudahnya diajak mengobrol, korban tidak sadar kalau dirinya sudah jadi target pelaku kejahatan dengan cara hipnosis. "Pelaku masuk dengan memenuhi kebutuhan korbannya," ujar Farida.
Untuk menghindari hal tersebut, kata dia, masyarakat harus kritis dengan orang yang baru dikenalnya. Karena, hal itu bisa menghindari dari pikiran yang kosong.
"Jadi kalau orang asing dia sudah memiliki kewaspdaan dan akhirnya bisa kendalikan dan lebih kritis. Jadi dia tidak akan menjadi korban," tutupnya.
(mhd)