Pembangunan Koridor XIII Transjakarta Terlambat 1Tahun

Kamis, 11 Desember 2014 - 08:19 WIB
Pembangunan Koridor...
Pembangunan Koridor XIII Transjakarta Terlambat 1Tahun
A A A
JAKARTA - Pembangunan koridor XIII (Ciledug-Blok M) yang sedianya dimulai sejak awal 2014 hingga kini belum terlaksana.

Belum keluarnya surat keputusan (SK) multiyears dari DPRD DKI Jakarta menjadi alasan lambatnya pembangunan koridor XIII tersebut.

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi mengungkapkan, pembangunan tiga koridor busway menggunakan konstruksi layang (elevated) yang dimulai dari koridor XIII, memang tidak bisa selesai satu tahun anggaran alias harus dijalankan secara tahun jamak (multiyears).

Salah satu syarat pekerjaan Pemprov DKI yang dilakukan multiyears, harus ada surat keputusan (SK) multiyears dari dewan.

"Sebenarnya SK itu sudah ada sejak awal 2014. Sejak surat itu turun, Dinas Pekerjaan Umum (PU) sudah bisa menjalankan prosesnya," ungkap politisi Partai Gerindra DKI Jakarta itu.

Dia menegaskan, penambahan koridor busway ini sangat penting, karena menjadi janji dari Joko Widodo maupun Basuki Tjahaja Purnama saat kampanye di Pilkada 2012 lalu.

Dalam pola transportasi makro (PTM), jumlah koridor bus Transjakarta sebanyak 15 koridor. Pada awal 2013 baru diresmikan koridor XI (Tanjung Priok-Pluit).

Di samping menjadi bagian dari janji Basuki Tjahaja Purnama, saat ini rasio jalan di Jakarta baru 6,9%. Jumlah itu jauh di bawah ideal untuk sebuah kota.

Apalagi jalan itu khusus dipakai oleh bus Transjakarta. Koridor XIII itu dapat membantu pergerakan warga Jakarta dari arah Ciledug Tangerang menuju tengah kota.

Selama warga di sana hanya dilayani oleh angkutan reguler. Waktu tempuh dari area tersebut relatif lama, karena ruas jalan yang begitu sempit.

Di tempat lain, Kepala Dinas PU DKI Jakarta Agus Priyono mengungkapkan, pelaksanaan pembangunan jalan layang Ciledug-Tandean dimulai dari 2015. Jalur itu akan digunakan untuk koridor XIII.

Di ruas Jalan Tandean untuk menghubungkan koridor XV (Pondok Kelapa-Blok M). Pekerjaan berlangsung sebanyak delapan paket.
Enam paket telah selesai dilelang Badan Layanan Pengadaan (BLP) Barang Jasa. "Ada dua paket yang belum dilelang," sebut Agus Priyono.

Pembangunan jalan ini menelan anggaran Rp2,5 triliun. Ditargetkan dalam tempo waktu dua tahun. Ketinggian jalan layang yang 10 meter dari atas pemukaan jalan itu khusus hanya diperuntukan pada bus Transjakarta.

Nantinya juga dilengkapi dengan halte. Para penumpang untuk ke halte akan ditunjang oleh fasilitas tangga berjalan atau eskalator.

Ke depan jalan itu dapat dikembangkan lebarnya. Penambahan lebar jalan itu untuk kendaraan non Transjakarta.

"Pengembangannya ke kiri dan ke kanan jalan. Area penambahan itu telah disiapkan, tapi belum dibangun sekarang, ungkap mantan Wakil Kepala Dinas PU DKI Jakarta itu.

Sebelumnya, Manggas Rudy Siahaan saat masih menjabat sebagai Kepala Dinas PU mengaku pembangunan jalan layang itu belum dapat dilakukan 2014, karena masih menunggu SK multiyears.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1423 seconds (0.1#10.140)