Kesadaran ODHA Konsumsi ARV di Depok Masih Rendah

Jum'at, 24 Oktober 2014 - 14:17 WIB
Kesadaran ODHA Konsumsi ARV di Depok Masih Rendah
Kesadaran ODHA Konsumsi ARV di Depok Masih Rendah
A A A
DEPOK - Tingkat kesadaran orang dengan HIV/Aids (ODHA) di Depok untuk mengonsumsi obat anti retroviral virus (ARV) masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah akses lokasi yang kurang strategis.

Hal itu disampaikan Pendiri LSM Kuldesak Samsu Budiman. Berdasarkan catatannya, kata dia, dari 387 penderita HIV/Aids, hanya 35 orang yang bersedia mengonsumsi ARV.

"Karena kan mulanya hanya di RS di Jakarta kemudian sekarang di RSUD Depok. Kemungkinan mereka yang jauh dari RSUD Depok enggan mengakses kesana karena alasan lokasi," katanya di Depok, Jumat (24/10/2014).

Faktor lainnya, kata Samsu, masih banyak ODHA yang menolak karena adanya efek samping dari ARV. Efek samping sementara yang ditimbulkan misalnya ruam kulit dan terasa mual. Namun, seharusnya ODHA tetap mengonsumsi ARV agar daya tahan tubuhnya stabil.

"Fungsinya untuk menekan jumlah virus agar imunitas tubuh menjadi bagus," ungkapnya.

Sayangnya, kata dia, tingkat kesadaran para ODHA belum tinggi. Dari ratusan penderita ODHA, hanya puluhan orang atau kurang dari 10 persen yang rutin mengonsumsi.

Padahal ARV dibutuhkan para ODHA agar daya tahan tubuh terjaga. Data yang dikutip, wilayah paling tinggi ODHA ada di Kecamatan Pancoran Mas (62).

Kemudian, Kecamatan Sukmajaya (55), Cimanggis (40), Beji (35), Cinere (33), Sawangan (26), Cipayung (22), Cilodong (14), Limo (9), Bojongsari (7) dan Tapos (6). Dengan korban meninggal dunia seluruhnya mencapai 19 orang.

"Dalam waktu dekat kami usulkan adaya satelit untuk ODHA bisa mengambil ARV. Sehingga mereka tidak kesulitan harus mengambil ke RSUD Depok," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7110 seconds (0.1#10.140)