Proyek Monorel Menggantung
A
A
A
JAKARTA - PT Jakarta Monorail belum dapat memastikan kapan akan kembali mengerjakan proyek monorel di DKI Jakarta. Sebab, semua kelengkapan dokumen masih dikaji Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Direktur Utama PT Jakarta Monorail John Aryananda mengatakan, saat ini pihaknya hanya tinggal menunggu izin pengerjaan monorel dari Pemprov DKI Jakarta. Sebab, semua kelengkapan dokumen yang diminta Pemprov DKI sudah diserahkan.
"Selasa (30/9/2014) kami diundang Pemprov DKI untuk membahas semua dokumen yang telah kami serahkan," kata John Aryananda saat dihubungi, Minggu (28/9/2014).
John menjelaskan, sejauh ini pihaknya berusaha untuk meminta izin pengerjaan hingga semua kelengkapan dokumen yang diminta Pemprov DKI memenuhi syarat.
Namun, John belum dapat memastikan apakah dalam pembahasan dokumen Selasa mendatang, pihaknya mendapat persetujuan dari Pemprov DKI untuk melakukan pengerjaannya.
"Intinya kami sudah berusaha. Disetujui atau tidak, lihat saja dalam pembahasan dokumen nanti."
Sementara itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefulloh mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apakah PT Jakarta Monorail dapat mengerjakan proyek monorel tersebut atau tidak. Padahal, kelengkapan dokumen PT JM sudah di tangannya. Dia pun menegaskan, dalam pembahasan nanti pimpinanannya yang berwenang memutuskan apakah proyek monorel tersebut dilanjutkan atau tidak.
Menurut Saefulloh, Jakarta saat ini sangat butuh moda transportasi massal untuk menekan angka kepadatan arus lalu lintas. Untuk itu, monorel atau program transportasi massal lainnya sangat dibutuhkan. Namun, karena program monorel yang sudah dimulai dan dalam perjalanannya terhenti dengan berbagai macam kendala, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun akhirnya berencana mengganti program monorel dengan program Light Rail Transit (LRT) yang sudah dipersiapkan pembangunannya tahun depan.
"Ini semua masih dalam pembahasan. Kami belum tahu apakah akan dilanjutkan atau memang diganti," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (25/9/2014), Basuki mengatakan John Aryananda telah berhenti menjabat sebagai Direktur Utama PT Jakarta Monorail. Menurutnya, John berhenti karena tidak sanggup dengan proyek monorel. Ia pun mengatakan pihaknya saat ini tengah mengkaji pembangunan LRT yang akan dilaksanakan pada tahun depan.
Rencananya, lanjut Basuki, pembangunan sarana transportasi massal ini tidak menggunakan dana alokasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta. Namun dari pihak swasta dan BUMD DKI Jakarta.
"Kami masih mengkajinya dengan beberapa pihak swasta yang mau menggelontorkan dananya. Pembangunan itu akan berpusat di tiga titik pusat Ibu Kota seperti di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan dan Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat," jelasnya.
Direktur Utama PT Jakarta Monorail John Aryananda mengatakan, saat ini pihaknya hanya tinggal menunggu izin pengerjaan monorel dari Pemprov DKI Jakarta. Sebab, semua kelengkapan dokumen yang diminta Pemprov DKI sudah diserahkan.
"Selasa (30/9/2014) kami diundang Pemprov DKI untuk membahas semua dokumen yang telah kami serahkan," kata John Aryananda saat dihubungi, Minggu (28/9/2014).
John menjelaskan, sejauh ini pihaknya berusaha untuk meminta izin pengerjaan hingga semua kelengkapan dokumen yang diminta Pemprov DKI memenuhi syarat.
Namun, John belum dapat memastikan apakah dalam pembahasan dokumen Selasa mendatang, pihaknya mendapat persetujuan dari Pemprov DKI untuk melakukan pengerjaannya.
"Intinya kami sudah berusaha. Disetujui atau tidak, lihat saja dalam pembahasan dokumen nanti."
Sementara itu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefulloh mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apakah PT Jakarta Monorail dapat mengerjakan proyek monorel tersebut atau tidak. Padahal, kelengkapan dokumen PT JM sudah di tangannya. Dia pun menegaskan, dalam pembahasan nanti pimpinanannya yang berwenang memutuskan apakah proyek monorel tersebut dilanjutkan atau tidak.
Menurut Saefulloh, Jakarta saat ini sangat butuh moda transportasi massal untuk menekan angka kepadatan arus lalu lintas. Untuk itu, monorel atau program transportasi massal lainnya sangat dibutuhkan. Namun, karena program monorel yang sudah dimulai dan dalam perjalanannya terhenti dengan berbagai macam kendala, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun akhirnya berencana mengganti program monorel dengan program Light Rail Transit (LRT) yang sudah dipersiapkan pembangunannya tahun depan.
"Ini semua masih dalam pembahasan. Kami belum tahu apakah akan dilanjutkan atau memang diganti," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (25/9/2014), Basuki mengatakan John Aryananda telah berhenti menjabat sebagai Direktur Utama PT Jakarta Monorail. Menurutnya, John berhenti karena tidak sanggup dengan proyek monorel. Ia pun mengatakan pihaknya saat ini tengah mengkaji pembangunan LRT yang akan dilaksanakan pada tahun depan.
Rencananya, lanjut Basuki, pembangunan sarana transportasi massal ini tidak menggunakan dana alokasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta. Namun dari pihak swasta dan BUMD DKI Jakarta.
"Kami masih mengkajinya dengan beberapa pihak swasta yang mau menggelontorkan dananya. Pembangunan itu akan berpusat di tiga titik pusat Ibu Kota seperti di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan dan Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat," jelasnya.
(zik)