Orang Tua Murid SMAN 70 Kembali Gelar Aksi Solidaritas

Rabu, 17 September 2014 - 17:46 WIB
Orang Tua Murid SMAN...
Orang Tua Murid SMAN 70 Kembali Gelar Aksi Solidaritas
A A A
JAKARTA - Aksi solidaritas mempertanyakan kebijakan sekolah memberhentikan 13 siswa SMAN 70 berlanjut hari ini.

Tadi siang, puluhan orang tua murid SMAN 70 melakukan aksi solidaritas terkait di drop out-nya (DO) 13 Siswa kelas 12.

Perwakilan orang tua siswa kelas 12 SMAN 70, Oki mengatakan, kedatangan seluruh orang tua siswa kelas 12 adalah sebagai bentuk solidaritas.

"Sejak ada surat untuk men-DO 13 anak, maka seluruh murid kelas 12 yang ada di SMAN 70 tidak ada yang masuk," katanya.

Dia menegaskan, alasan seluruh murid tersebut bukan hanya sebagai bentuk solidaritas melainkan juga ada yang terintimidasi dan lainnya yang dilakukan oleh pihak sekolah.

Dia melanjutkan, sampai saat ini orang tua murid juga tidak mengetahui siapa korban dan bentuk pengeroyokan yang dilakukan oleh para murid senior tersebut.

"Katanya korbannya murid kelas 10, tapi sampai saat ini kita belum mengetahui siapa dan lukanya seperti apa. Bentuk pengeroyokannya juga seperti apa kita juga tidak mengetahuinya," tegasnya kepada Sindonews di SMAN 70, Rabu (17/9/2014).

Dia mengakui, sempat ada mediasi yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan orang tua murid. Dalam mediasi ini tidak ada titik temu karena pihak sekolah tidak bisa menunjukan bukti pengeroyokan.

"Pihak sekolah bilang mereka punya saksi kunci, dan tidak pernah dipertemukan," tuturnya. Bahkan, satu murid yang dikeluarkan juga ada yang sedang sakit DBD sehingga tidak mungkin melakukan perbuatan tersebut.

Orang tua murid lainnya, May menuturkan, selama ini tradisi bullying di sekolah tersebut sudah ada sejak lama.

Namun, selalu diselesaikan dengan perdamaian. "Memang sudah tradisi, dan semuanya selesai damai," tuturnya.

Tetapi, kali ini tidak ada satupun keterangan dari korban dan saksi yang didapatkan dari para orang tua.

Dia menegaskan, dalam mengambil keputusan mengeluarkan anaknya tersebut diambil secara sepihak. Sehingga, ada ketidakadilan dalam pengambilan keputusan.

"Kalau ada korbannya kan dia tinggal tunjuk siapa yang memukulinya, tapi ini tidak," tukasnya. Setelah ini, pihak orang tua murid akan mengadukan ke KPAI, Komnas Ham dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0788 seconds (0.1#10.140)