Ahok Jadi Gubernur, Monorel di Ujung Tanduk?
A
A
A
JAKARTA - Naiknya Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang jadi Presiden RI menimbulkan perspektif. Salah satunya, soal pembangunan monorail?
Dikarenakan, Basuki atau biasa disapa Ahok ini merupakan salah satu yang menolak pembangunan monorail dengan alasan desain yang tak masuk akal. Bahkan dia terkesan menghindar saat bos Monorel John Aryananda datang ke Balai Kota, untuk menemui Joko Widodo terkait proyek monorel itu.
"Tergantung desain dan gambarnya. Kalau gambarnya masuk akal ya masuk saja. Pesannya Pak Jokowi, semua moda transportasi harus kita izinkan, asalkan desain, hitungannya masuk akal. Kalau enggak masuk akal kita akan coret," tegas Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Ahok memang masih menuntut bagaimana jaminan bank yang ada dan PT Jakarta Monorail (JM) ingin membangun 4 lantai di atasnya dengan cara tidak mengganggu keindahan kota.
"Mana pinjamannya? Kalau ada pinjaman ternyata tunggu jualan properti ya gue enggak mau, mendingan gue jualan sendiri saja. Dapat duit itu. Iya dong, 200 meter persegi disewa Rp25 juta per tahun dapat Rp5 triliun setahun, kamu minta 50 tahun, 10 tahun saja kamu dapat Rp50 triliun. Enak saja. Barang Rp10 triliun mendingan gue bikin sendiri. Soal PT gue juga punya banyak BUMD," tandasnya.
Dikarenakan, Basuki atau biasa disapa Ahok ini merupakan salah satu yang menolak pembangunan monorail dengan alasan desain yang tak masuk akal. Bahkan dia terkesan menghindar saat bos Monorel John Aryananda datang ke Balai Kota, untuk menemui Joko Widodo terkait proyek monorel itu.
"Tergantung desain dan gambarnya. Kalau gambarnya masuk akal ya masuk saja. Pesannya Pak Jokowi, semua moda transportasi harus kita izinkan, asalkan desain, hitungannya masuk akal. Kalau enggak masuk akal kita akan coret," tegas Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Ahok memang masih menuntut bagaimana jaminan bank yang ada dan PT Jakarta Monorail (JM) ingin membangun 4 lantai di atasnya dengan cara tidak mengganggu keindahan kota.
"Mana pinjamannya? Kalau ada pinjaman ternyata tunggu jualan properti ya gue enggak mau, mendingan gue jualan sendiri saja. Dapat duit itu. Iya dong, 200 meter persegi disewa Rp25 juta per tahun dapat Rp5 triliun setahun, kamu minta 50 tahun, 10 tahun saja kamu dapat Rp50 triliun. Enak saja. Barang Rp10 triliun mendingan gue bikin sendiri. Soal PT gue juga punya banyak BUMD," tandasnya.
(mhd)