Pengamat Kritik Pembangunan Sirkuit Motor di Jakarta

Kamis, 07 Agustus 2014 - 10:40 WIB
Pengamat Kritik Pembangunan Sirkuit Motor di Jakarta
Pengamat Kritik Pembangunan Sirkuit Motor di Jakarta
A A A
JAKARTA - Pembangunan sirkuit motor di Marunda, Jakarta Utara dinilai kurang efektif guna mengantisipasi maraknya balapan liar di ibu kota. Karena, pembangunan sirkuit itu harus memiliki tujuan yang jelas.

"Pembangunan sirkuit itu harus punya visi yang jelas, sebagai bentuk penyaringan bakat. Bahkan, balapan itu juga nantinya harus ada batasan umur yang sudah berusia 17 tahun misalnya," kata pengamat sosial dan budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati saat berbincang dengan Sindonews, Kamis (7/8/2014).

Devie mengatakan, seharusnya guna mengantisipasi maraknya balapan liar di Jakarta, sebaiknya peraturan yang ada dijalankan terlebih dahulu ketimbang membuat sirkuit. Karena, pembangunan itu belum tentu akan memiliki dampak positif bagi remaja yang ada di Jakarta.

"Seharusnya yang pokok dahulu yang fardhu ain dahulu, itu akan lebih baik. Karena, hukum di negara kita ini masih lemah ditambah kasih sayang orang tua yang memberikan segala macam benda untuk anak yang sebetulnya belum pas untuk mereka," beber dosen tetap UI ini.

Devie menjelaskan, banyak energi positif yang dimiliki remaja, tetapi hal itu berbenturan dengan hukum. Menurutnya, Gelangga Olah Raga (GOR) yang ada itu dimaksimalkan kembali untuk membangun kreatifitas remaja ketimbang dibuatkan sirkuit untuk balapan.

"Seharusnya itu dimaksimalkan kembali untuk memacu energi positif para remaja itu. Hal itu juga bisa meminimalisir adanya balapan liar," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9918 seconds (0.1#10.140)