PT KAI Bangun Dua Stasiun di Bekasi
A
A
A
BEKASI - PT Kereta Api Indonesia (KAI) bakal membangun dua stasiun kereta baru di wilayah Bekasi. Pembangunan dua stasiun baru tersebut direncanakan untuk mendukung pengoperasian jalur double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang.
Dua Stasiun baru yang akan dibangun itu pertama berada sekitaran Bulak Kapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi dan yang kedua yaitu Stasiun Telaga Asih yang berada di antara Stasiun Cibitung dan wilayah Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.
"Untuk menunjang DDT Manggarai-Cikarang, kami segera membangun dua stasiun baru di tahun ini, pembangunan DDT sendiri masih berlangsung dan ditarget secepatnya rampung," ujar Kepala Stasiun Bekasi Teguh Budiono kepada Sindonews, Rabu 6 Agustus 2014.
Menurut Teguh, untuk stasiun yang ada saat ini akan dilakukan perombakan dan renovasi demi meningkatkan pelayanan jasa tranportasi masal kereta api di wilayah Bekasi dan sekitarnya. "Stasiun lama direnovasi, dan segala infrastruktur penunjangnya diperbaiki," katanya.
Stasiun yang akan direnovasi itu di antaranya, Stasiun Tambun dan Cikarang. Khusus di Stasiun Bekasi, kata dia, bakal dirombak total, dan infrastrukturnya bakal diubah menjadi dua tingkat layaknya seperti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta.
Teguh mengaku, di Stasiun Tanah Abang penumpang akan naik keatas lantai dua untuk membeli tiket dan kemudian turun kembali ke peron untuk naik kereta api Comuter Line maupun nantinya kereta cepat ke Jawa Barat dan wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
Pada pelaksanaannya, lanjut dia, setiap stasiun mulai dari Cikarang hingga ke Manggarai kereta rel listrik Comuter Line bakal berhenti mengangkut penumpang. "Rencananya, mulai 2019 mendatang sudah bisa dioperaikan. Saat ini tahap pembangunan kontruksi," ungkapnya.
Teguh menambahkan, jumlah penumpang di stasiun Bekasi rata-rata per hari mencapai 28 ribu penumpang, sedangkan penumpang kereta lokal sekitar 200 orang. Jumlah penumpang paling banyak yakni mulai pukul 06.00-08.30 WIB, dan pukul 16.00-20.00 WIB.
Hanya saja, kata dia, jadwal kereta masih terjadi keterlambatan kereta. Sebab, sebagian tertahan di Manggarai. Akan tetapi, kalau pagi, diklaim selalu tepat waktu. Soalnya, terdapat delapan rangkaian yang stanby untuk mengangkut penumpang di Stasiun Bekasi.
Untuk itu, Teguh berpendapat apabila double-double track sudah dioperasi, penumpang semakin banyak dan masyarakat Bekasi beralih ke tranportasi kereta. "Pasti bertambah, kereta sudah menjadi kebutuhan, selain cepat dan tepat waktu ke tujuan," tegasnya.
Jalur DDT dibangun dari wilayah Stasiun Manggarai sampai ke Cikarang. Sehingga, nantinya jalur untuk kereta rel listrik dan kereta api jarak jauh memisah. Dua jalur khusus KRL, dan dua lainnya untuk kereta jarak jauh. Sehingga, ketika beroperasi kedua kereta tersebut tak bersinggungan.
DDT sendiri sudah dikerjakan mulai dari Cipinang, Jakarta Timur hingga Cikarang. Saat ini, masih pengurukan jalur Sedang dari Stasiun Bekasi hingga ke Cikarang pihak Satuan Kerja (Satker) PT KAI baru saja merampungkan pemasangan tiang listrik aliran atas (TLAA).
Wakil Kepala Stasiun Bekasi, Andri menambahkan, pengerjaan kontruksi dikerjakan terlebih dahulu mulai dari Cipinang hingga Stasiun Bekasi. Usai pengurukan, baru dikerjakan pembuatan jembatan, serta pembuatan trap. Adapun aliran listrik sudah tersedia.
"Tinggal melebarkan saja," katanya menambahkan. Setelah nanti DDT beroperasi, jalur untuk kereta rel listrik dan kereta api jarak jauh memisah. Dua jalur khusus KRL, dan dua lainnya untuk kereta jarak jauh."Ini solusi antrean kereta api selama ini," katanya.
Sayangnya, kata dia, jalur tersebut tak didukung dengan penambahan di Manggarai sampai Jakarta Kota. Soalnya, dari jalur tersebut masih terdapat dua jalur, belum double-double track. "Bentroknya dan penumpukan akan terjadi di Stasiun Manggarai," paparnya.
Seorang pengguna KRL, Nur Anisa Oktaviani (24), mengatakan, rencana pembangunan double-double track sudah didengungkan sejak 10 tahun lalu. Tapi, kenyataannya tak kunjung diselesaikan, bahkan mulai dibangun, dan secepatnya pembangunanya harus selesai.
"Jangan janji saja, kami warga Bekasi ingin pelayanan kereta itu cepat dan tepat waktu," kata wanita yang bekerja di Wisma Nusantara Indosat, Jakarta Pusat ini.
Dua Stasiun baru yang akan dibangun itu pertama berada sekitaran Bulak Kapal, Bekasi Timur, Kota Bekasi dan yang kedua yaitu Stasiun Telaga Asih yang berada di antara Stasiun Cibitung dan wilayah Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.
"Untuk menunjang DDT Manggarai-Cikarang, kami segera membangun dua stasiun baru di tahun ini, pembangunan DDT sendiri masih berlangsung dan ditarget secepatnya rampung," ujar Kepala Stasiun Bekasi Teguh Budiono kepada Sindonews, Rabu 6 Agustus 2014.
Menurut Teguh, untuk stasiun yang ada saat ini akan dilakukan perombakan dan renovasi demi meningkatkan pelayanan jasa tranportasi masal kereta api di wilayah Bekasi dan sekitarnya. "Stasiun lama direnovasi, dan segala infrastruktur penunjangnya diperbaiki," katanya.
Stasiun yang akan direnovasi itu di antaranya, Stasiun Tambun dan Cikarang. Khusus di Stasiun Bekasi, kata dia, bakal dirombak total, dan infrastrukturnya bakal diubah menjadi dua tingkat layaknya seperti di Stasiun Tanah Abang, Jakarta.
Teguh mengaku, di Stasiun Tanah Abang penumpang akan naik keatas lantai dua untuk membeli tiket dan kemudian turun kembali ke peron untuk naik kereta api Comuter Line maupun nantinya kereta cepat ke Jawa Barat dan wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Timur.
Pada pelaksanaannya, lanjut dia, setiap stasiun mulai dari Cikarang hingga ke Manggarai kereta rel listrik Comuter Line bakal berhenti mengangkut penumpang. "Rencananya, mulai 2019 mendatang sudah bisa dioperaikan. Saat ini tahap pembangunan kontruksi," ungkapnya.
Teguh menambahkan, jumlah penumpang di stasiun Bekasi rata-rata per hari mencapai 28 ribu penumpang, sedangkan penumpang kereta lokal sekitar 200 orang. Jumlah penumpang paling banyak yakni mulai pukul 06.00-08.30 WIB, dan pukul 16.00-20.00 WIB.
Hanya saja, kata dia, jadwal kereta masih terjadi keterlambatan kereta. Sebab, sebagian tertahan di Manggarai. Akan tetapi, kalau pagi, diklaim selalu tepat waktu. Soalnya, terdapat delapan rangkaian yang stanby untuk mengangkut penumpang di Stasiun Bekasi.
Untuk itu, Teguh berpendapat apabila double-double track sudah dioperasi, penumpang semakin banyak dan masyarakat Bekasi beralih ke tranportasi kereta. "Pasti bertambah, kereta sudah menjadi kebutuhan, selain cepat dan tepat waktu ke tujuan," tegasnya.
Jalur DDT dibangun dari wilayah Stasiun Manggarai sampai ke Cikarang. Sehingga, nantinya jalur untuk kereta rel listrik dan kereta api jarak jauh memisah. Dua jalur khusus KRL, dan dua lainnya untuk kereta jarak jauh. Sehingga, ketika beroperasi kedua kereta tersebut tak bersinggungan.
DDT sendiri sudah dikerjakan mulai dari Cipinang, Jakarta Timur hingga Cikarang. Saat ini, masih pengurukan jalur Sedang dari Stasiun Bekasi hingga ke Cikarang pihak Satuan Kerja (Satker) PT KAI baru saja merampungkan pemasangan tiang listrik aliran atas (TLAA).
Wakil Kepala Stasiun Bekasi, Andri menambahkan, pengerjaan kontruksi dikerjakan terlebih dahulu mulai dari Cipinang hingga Stasiun Bekasi. Usai pengurukan, baru dikerjakan pembuatan jembatan, serta pembuatan trap. Adapun aliran listrik sudah tersedia.
"Tinggal melebarkan saja," katanya menambahkan. Setelah nanti DDT beroperasi, jalur untuk kereta rel listrik dan kereta api jarak jauh memisah. Dua jalur khusus KRL, dan dua lainnya untuk kereta jarak jauh."Ini solusi antrean kereta api selama ini," katanya.
Sayangnya, kata dia, jalur tersebut tak didukung dengan penambahan di Manggarai sampai Jakarta Kota. Soalnya, dari jalur tersebut masih terdapat dua jalur, belum double-double track. "Bentroknya dan penumpukan akan terjadi di Stasiun Manggarai," paparnya.
Seorang pengguna KRL, Nur Anisa Oktaviani (24), mengatakan, rencana pembangunan double-double track sudah didengungkan sejak 10 tahun lalu. Tapi, kenyataannya tak kunjung diselesaikan, bahkan mulai dibangun, dan secepatnya pembangunanya harus selesai.
"Jangan janji saja, kami warga Bekasi ingin pelayanan kereta itu cepat dan tepat waktu," kata wanita yang bekerja di Wisma Nusantara Indosat, Jakarta Pusat ini.
(mhd)