Perbaikan Manajemen Transportasi Ibu Kota Hanya Pencitraan
A
A
A
JAKARTA - Perbaikan manajemen angkutan umum yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan nampaknya tidak banyak membawa perubahan.
Perilaku sopir angkutan yang ugal ugalan masih kerap ditemui di jalanan Ibu Kota. Rabu (30/7/2014) belasan penumpang terluka setelah Kopami P12 jurusan Senen - Kalideres yang terguling setelah ditabrak bus Transjakarta di Jalan Gunung Sahari Raya, Sawah Besar Jakarta Pusat.
Humas BLU Transjakarta, Sri Ulina menyayangkan kejadian tersebut, pasalnya pengemudi Transjakarta sudah melakukan hal yang benar yakni berjalan ketika lampu sudah hijau. Meskipun pengemudi bus Transjakarta tidak bersalah, namun dirinya masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak Polda, terkait peristiwa tersebut. "Yang pasti kita mengalami kerugian atas peristiwa tersebut," ujarnya.
Pengamat Transportasi dari Institut Studi Transportasi, Izzul Waro menilai perbaikan manajemen transportasi di Ibu kota hanya sebagai pencitraan. Tidak ada perubahan signifikan baik dari sumber daya manusianya, maupun dari ketersediaan armada.
Masih banyak sopir tembak yang dibawah umur bisa membawa angkutan umum. Artinya pemahaman tentang rambu lalu lintas dipertanyakan. Kemudian beberapa waktu lalu pengemudi angkutan umum diwajibkan mengenakan seragam, namun saat ini hal tersebut sudah jarang terlihat. "Manajamen angkutan umum belum berubah, Dinas Perhubungan hanya melakukan perbaikan secara seporadis," ujarnya.
Perilaku sopir angkutan yang ugal ugalan masih kerap ditemui di jalanan Ibu Kota. Rabu (30/7/2014) belasan penumpang terluka setelah Kopami P12 jurusan Senen - Kalideres yang terguling setelah ditabrak bus Transjakarta di Jalan Gunung Sahari Raya, Sawah Besar Jakarta Pusat.
Humas BLU Transjakarta, Sri Ulina menyayangkan kejadian tersebut, pasalnya pengemudi Transjakarta sudah melakukan hal yang benar yakni berjalan ketika lampu sudah hijau. Meskipun pengemudi bus Transjakarta tidak bersalah, namun dirinya masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak Polda, terkait peristiwa tersebut. "Yang pasti kita mengalami kerugian atas peristiwa tersebut," ujarnya.
Pengamat Transportasi dari Institut Studi Transportasi, Izzul Waro menilai perbaikan manajemen transportasi di Ibu kota hanya sebagai pencitraan. Tidak ada perubahan signifikan baik dari sumber daya manusianya, maupun dari ketersediaan armada.
Masih banyak sopir tembak yang dibawah umur bisa membawa angkutan umum. Artinya pemahaman tentang rambu lalu lintas dipertanyakan. Kemudian beberapa waktu lalu pengemudi angkutan umum diwajibkan mengenakan seragam, namun saat ini hal tersebut sudah jarang terlihat. "Manajamen angkutan umum belum berubah, Dinas Perhubungan hanya melakukan perbaikan secara seporadis," ujarnya.
(whb)