Terbukti, JLNT Tak Pecahkan Kemacetan
A
A
A
JAKARTA - Rencana uji coba penerapan sistem satu arah di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari, Jakarta Selatan, oleh Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya disoroti oleh Forum Warga Kota Jakarta.
Uji coba itu dinilai suatu bukti nyata pembuatan jalan baru bukan solusi mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Menurut Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan, jalan baru justru jadi karpet merah bagi pengendara kendaraan pribadi dan menambah macet.
Azis mengambil contoh solusi kemacetan yang dilakukan oleh Korea Selatan. Negeri Ginseng ini merobohkan jalan-jalan layang, dan tidak lagi membuat jalan baru. "Mereka perbaiki layanan angkutan umum," ujarnya kepada Koran SINDO, Rabu (4/6/2014).
Bahkan, lanjutnya, Singapura melakukan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi dengan menerapkan ERP, serta membangun layanan angkutan umum massal yang nyaman. "Jadi jalan baru justru mengundang penambahan kendaraan pribadi," tegasnya. Sehingga yang paling utama tetap mengembangkan angkutan umum.
Dari pantauan di lapangan terlihat kemacetan parah terjadi di JLNT yang mengarah ke Blok M. Lampu merah di depan kantor Wali Kota Jakarta Selatan jadi penyebab utama kemacetan. Karena arus lalu lintas yang mengalir dari JLNT terhadang lampu merah.
Kemacetan di titik ini bisa mencapai dua kilometer. Sementara pantauan di lokasi, petugas kepolisian tidak bisa berbuat banyak.
Kemacetan di lokasi ini rutin terjadi setiap hari. Kemacetan terjadi mulai dari pagi, saat jam makan siang, hingga sore mulai pukul 16.00-21.00 WIB.
Uji coba itu dinilai suatu bukti nyata pembuatan jalan baru bukan solusi mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Menurut Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan, jalan baru justru jadi karpet merah bagi pengendara kendaraan pribadi dan menambah macet.
Azis mengambil contoh solusi kemacetan yang dilakukan oleh Korea Selatan. Negeri Ginseng ini merobohkan jalan-jalan layang, dan tidak lagi membuat jalan baru. "Mereka perbaiki layanan angkutan umum," ujarnya kepada Koran SINDO, Rabu (4/6/2014).
Bahkan, lanjutnya, Singapura melakukan pengendalian penggunaan kendaraan pribadi dengan menerapkan ERP, serta membangun layanan angkutan umum massal yang nyaman. "Jadi jalan baru justru mengundang penambahan kendaraan pribadi," tegasnya. Sehingga yang paling utama tetap mengembangkan angkutan umum.
Dari pantauan di lapangan terlihat kemacetan parah terjadi di JLNT yang mengarah ke Blok M. Lampu merah di depan kantor Wali Kota Jakarta Selatan jadi penyebab utama kemacetan. Karena arus lalu lintas yang mengalir dari JLNT terhadang lampu merah.
Kemacetan di titik ini bisa mencapai dua kilometer. Sementara pantauan di lokasi, petugas kepolisian tidak bisa berbuat banyak.
Kemacetan di lokasi ini rutin terjadi setiap hari. Kemacetan terjadi mulai dari pagi, saat jam makan siang, hingga sore mulai pukul 16.00-21.00 WIB.
(hyk)