Cara Ekstrem Ahok Kurangi Penduduk Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Untuk mengurangi populasi Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai perlu langkah tegas dengan membenahi pemukiman kumuh di bantaran Kali. Langkah ini sekaligus untuk mengurangi penduduk Jakarta dan membangun jalur inspeksi di bantaran kali.
"Pelanggaran Jakarta mah di semua tempat. Makanya kita mesti buat skala prioritas benahi Jakarta," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Ahok menjelaskan, skala prioritas pembenahan Jakarta yang utama adalah memperbaiki jalur inspeksi sungai agar warga Ibu Kota memiliki jalur alternatif.
"Supaya bisa ada jalur alternatif, sekaligus mengatasi banjir dulu. Nah, selesai itu baru kita sikat yang di dalem-dalem," katanya.
Selain itu, Ahok meyakini jika kampung-kampung kumuh yang berada di Jakarta disingkirkan, maka bisa menekan pertumbuhan penduduk ibu kota.
"Kami yakin, kalau semua tempat-tempat kumuh itu disingkirkan, Jakarta berkurang penduduknya. Kenapa? Karena rata-rata yang tinggal di situ 80 persen mungkin penyewa. Orang dari luar kota. Dia pulang kampung," jelasnya.
Disampaikan Ahok, perkampungan kumuh didorong juga oleh banyaknya warga yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib sehingga mereka banyak membangun kontrakan yang murah.
"Yang jadi masalah Jakarta orang banyak ngadu nasib, banyak sewa tempat murah-murah. Misalnya Rp5.000 sehari, Rp10.000. Dibuat kontrak kos-kosan murah-murah. Dapat air dapat listrik. Itu yang masalah. Konsepnya kalau mau hidup layak ya pindahin ke rumah susun," jelasnya.
"Pelanggaran Jakarta mah di semua tempat. Makanya kita mesti buat skala prioritas benahi Jakarta," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Ahok menjelaskan, skala prioritas pembenahan Jakarta yang utama adalah memperbaiki jalur inspeksi sungai agar warga Ibu Kota memiliki jalur alternatif.
"Supaya bisa ada jalur alternatif, sekaligus mengatasi banjir dulu. Nah, selesai itu baru kita sikat yang di dalem-dalem," katanya.
Selain itu, Ahok meyakini jika kampung-kampung kumuh yang berada di Jakarta disingkirkan, maka bisa menekan pertumbuhan penduduk ibu kota.
"Kami yakin, kalau semua tempat-tempat kumuh itu disingkirkan, Jakarta berkurang penduduknya. Kenapa? Karena rata-rata yang tinggal di situ 80 persen mungkin penyewa. Orang dari luar kota. Dia pulang kampung," jelasnya.
Disampaikan Ahok, perkampungan kumuh didorong juga oleh banyaknya warga yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib sehingga mereka banyak membangun kontrakan yang murah.
"Yang jadi masalah Jakarta orang banyak ngadu nasib, banyak sewa tempat murah-murah. Misalnya Rp5.000 sehari, Rp10.000. Dibuat kontrak kos-kosan murah-murah. Dapat air dapat listrik. Itu yang masalah. Konsepnya kalau mau hidup layak ya pindahin ke rumah susun," jelasnya.
(ysw)