Berawal dari Telur Asin di Kereta
A
A
A
Sindonews.com - Kereta api adalah bagian dari kehidupan Darman. Suasana rentetan gerbong panjang tidak terasa asing bagi Darman, tatkala ia memulai karirnya sebagai masinis.
Bagaimana tidak, jauh sebelum Darman menjadi pengemudi kereta, ia telah terbiasa dengan ruang lingkup ular besi. Warga asal Tegal itu pernah mengais rejeki dari berjualan telur asin di gerobong kereta.
Setahun lamanya, pria yang dikenal sebagai sosok pekerja keras itu mengumpulkan pundi-pundi dari butiran telur asin, yang ditawarkan kepada pengguna jasa kereta jurusan Semarang-Tegal.
Tak jarang, ayah satu anak ini harus kucing-kucingan dengan petugas kereta api, karena larangan berjualan di kereta. Keuntungan yang didapatnya terbilang minim, hanya Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per hari.
"Tapi baginya itu cukup, karena dia belum berkeluarga waktu itu," kenang sahabat Darmanto, Bambang Haryadi (55) saat ditemui di RS Polri, Jakarta Timur, Selasa (10/12/2013).
Kecintaannya akan dunia kereta api ini yang membuat Darman mencoba keberuntungan, dengan melamar pekerjaan di PT KAI. Bambang mengaku selalu bangga, akan kegigihan pria yang telah dianggap anak baginya.
"Beruntung ia diterima di PT KAI. Orangnya gigih, makanya sering dapat prestasi," papar Bambang, yang mengaku tak memiliki firasat apapun tentang kejadian tragis itu.
Diketahui, Darman menjadi salah satu korban kecelakaan maut kereta api di perlintasan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember 2013 siang. Darman yang sejak tahun 2011 menjadi masinis itu, menjadi pengemudi Kereta Api RL Commuter Line 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang yang menabrak truk tangki Pertamina berisi 24 ribu liter BBM jenis premium.
Akibat kecelakaan tersebut, truk tangki dan bagian depan gerbong kereta ludes terbakar.
Tiga jenasah ditemukan di bagian kabin kereta, diduga salah satu dari ketiga jenasah yang hangus terbakar adalah Darman. Saat ini jenasah masih dilakukan proses identifikasi oleh tim VI Mabes Polri.
Klik di sini untuk berita Darman masinis berprestasi.
Bagaimana tidak, jauh sebelum Darman menjadi pengemudi kereta, ia telah terbiasa dengan ruang lingkup ular besi. Warga asal Tegal itu pernah mengais rejeki dari berjualan telur asin di gerobong kereta.
Setahun lamanya, pria yang dikenal sebagai sosok pekerja keras itu mengumpulkan pundi-pundi dari butiran telur asin, yang ditawarkan kepada pengguna jasa kereta jurusan Semarang-Tegal.
Tak jarang, ayah satu anak ini harus kucing-kucingan dengan petugas kereta api, karena larangan berjualan di kereta. Keuntungan yang didapatnya terbilang minim, hanya Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per hari.
"Tapi baginya itu cukup, karena dia belum berkeluarga waktu itu," kenang sahabat Darmanto, Bambang Haryadi (55) saat ditemui di RS Polri, Jakarta Timur, Selasa (10/12/2013).
Kecintaannya akan dunia kereta api ini yang membuat Darman mencoba keberuntungan, dengan melamar pekerjaan di PT KAI. Bambang mengaku selalu bangga, akan kegigihan pria yang telah dianggap anak baginya.
"Beruntung ia diterima di PT KAI. Orangnya gigih, makanya sering dapat prestasi," papar Bambang, yang mengaku tak memiliki firasat apapun tentang kejadian tragis itu.
Diketahui, Darman menjadi salah satu korban kecelakaan maut kereta api di perlintasan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember 2013 siang. Darman yang sejak tahun 2011 menjadi masinis itu, menjadi pengemudi Kereta Api RL Commuter Line 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang yang menabrak truk tangki Pertamina berisi 24 ribu liter BBM jenis premium.
Akibat kecelakaan tersebut, truk tangki dan bagian depan gerbong kereta ludes terbakar.
Tiga jenasah ditemukan di bagian kabin kereta, diduga salah satu dari ketiga jenasah yang hangus terbakar adalah Darman. Saat ini jenasah masih dilakukan proses identifikasi oleh tim VI Mabes Polri.
Klik di sini untuk berita Darman masinis berprestasi.
(stb)