Sebelum koma, Natali sempat minta dokter hubungi bapaknya
A
A
A
Sindonews.com - Korban tewas dalam kecelakaan maut KRL vs truk tangki di Bintaro, sempat meminta dokter untuk menghubungi bapaknya sebelum dirinya koma.
"Saya salut, adik saya ke sini (RS Fatmawati, red), dengan sisa nafas terakhirnya masih bertahan ngasih tahu nama dan nomor telepon keluarga ke dokter," kata Depri kepada Sindonews di RS Fatmawati, Selasa (10/12/2013).
Ia menceritakan, saat kejadian, ponsel pribadi adik perempuannya itu masih aktif dan bisa dihubungi namun tidak ada jawaban. Diduga handphone korban terpental di dalam gerbong ketika peristiwa tabrakan maut itu berlangsung.
"Waktu kejadian, handphonenya bisa dihubungi, aktif tapi enggak ada yang ngangkat. Handphonenya itu mungkin terpental dan ketinggalan di dalam kereta," ujarnya.
Depri mengutarakan, kabar kecelakaan yang menimpa korban, baru diketahui keluarga sekira pukul 12.30 WIB. Begitu mendengar insiden itu, pihak keluarga langsung mengecek korban di Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro.
"Jadi awalnya dibawa ke RS Suyoto, lalu dibawa ke Fatmawati. Saya sudah ke (RS) Suyoto, tapi adik saya enggak ada. Lalu dokter dari Fatmawati kasih tahu kami lewat sms kalau korban berada di sana. Setengah jam kemudian kami sampai ke sini," tuturnya.
Menurutnya, ketika keluarga sampai di RS Fatmawati, korban sudah dalam kondisi tidak siuman di ruang Intensive Care Unit (ICU). Tim dokter rumah sakit menginformasikan, korban tak sadarkan diri setelah memberitahukan identitas dan nomor telepon keluarganya.
"Jadi pas kami datang, korban sudah koma. Begitu sampai sini, adik saya masih sadar dan minta dokter telepon bapak saya. Setelah itu dia tidak siuman," tandasnya.
"Saya salut, adik saya ke sini (RS Fatmawati, red), dengan sisa nafas terakhirnya masih bertahan ngasih tahu nama dan nomor telepon keluarga ke dokter," kata Depri kepada Sindonews di RS Fatmawati, Selasa (10/12/2013).
Ia menceritakan, saat kejadian, ponsel pribadi adik perempuannya itu masih aktif dan bisa dihubungi namun tidak ada jawaban. Diduga handphone korban terpental di dalam gerbong ketika peristiwa tabrakan maut itu berlangsung.
"Waktu kejadian, handphonenya bisa dihubungi, aktif tapi enggak ada yang ngangkat. Handphonenya itu mungkin terpental dan ketinggalan di dalam kereta," ujarnya.
Depri mengutarakan, kabar kecelakaan yang menimpa korban, baru diketahui keluarga sekira pukul 12.30 WIB. Begitu mendengar insiden itu, pihak keluarga langsung mengecek korban di Rumah Sakit Dr Suyoto, Bintaro.
"Jadi awalnya dibawa ke RS Suyoto, lalu dibawa ke Fatmawati. Saya sudah ke (RS) Suyoto, tapi adik saya enggak ada. Lalu dokter dari Fatmawati kasih tahu kami lewat sms kalau korban berada di sana. Setengah jam kemudian kami sampai ke sini," tuturnya.
Menurutnya, ketika keluarga sampai di RS Fatmawati, korban sudah dalam kondisi tidak siuman di ruang Intensive Care Unit (ICU). Tim dokter rumah sakit menginformasikan, korban tak sadarkan diri setelah memberitahukan identitas dan nomor telepon keluarganya.
"Jadi pas kami datang, korban sudah koma. Begitu sampai sini, adik saya masih sadar dan minta dokter telepon bapak saya. Setelah itu dia tidak siuman," tandasnya.
(ysw)