Gawat, tanah Jakarta amblas 5 cm per tahun
A
A
A
Sindonews.com – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa penurunan permukaan tanah di Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta terus terjadi. Penurunan permukaan air tanah yang terjadi di DKI Jakarta rata-rata per tahun mencapai 5 cm.
“Penurunan permukaan tanah semakin ke selatan semakin kecil, namun semakin ke utara semakin besar," ujar Kepala Pusat Sumber Air Tanah Dan Geologi Lingkungan, Kementerian ESDM Dodid Murdohardono di Acara Workshop Informasi Geologi Lingkungan Dalam Menunjang Penataan Ruang Bawah Tanah di Jakarta , Rabu (4/12/2013).
Ia menjelaskan, karena itu di Jakarta Utara masih terdapat tanah lunak yang cukup luas sehingga natural consolidation secara alami yang menuju pemadatan.
Menurut dia, amblesan tanah di DKI Jakarta mempengaruhi insfrastruktur yang ada seperti bangunan dan drainase. Sebagai contoh hasil pemantauan selama 1 tahun (2011 - 2012) pada 15 titik pantau, beberapa daerah telah mengalami penurunan.
Penurunan permukaan tanah juga sudah merambah jauh ke daratan hingga Kawasan Gunung Sahari yang turun hingga 0,62 centimeter. Kendati tidak parah, kondisi tersebut tetap harus diwaspadai.
“Penurunan permukaan tanah semakin ke selatan semakin kecil, namun semakin ke utara semakin besar," ujar Kepala Pusat Sumber Air Tanah Dan Geologi Lingkungan, Kementerian ESDM Dodid Murdohardono di Acara Workshop Informasi Geologi Lingkungan Dalam Menunjang Penataan Ruang Bawah Tanah di Jakarta , Rabu (4/12/2013).
Ia menjelaskan, karena itu di Jakarta Utara masih terdapat tanah lunak yang cukup luas sehingga natural consolidation secara alami yang menuju pemadatan.
Menurut dia, amblesan tanah di DKI Jakarta mempengaruhi insfrastruktur yang ada seperti bangunan dan drainase. Sebagai contoh hasil pemantauan selama 1 tahun (2011 - 2012) pada 15 titik pantau, beberapa daerah telah mengalami penurunan.
Penurunan permukaan tanah juga sudah merambah jauh ke daratan hingga Kawasan Gunung Sahari yang turun hingga 0,62 centimeter. Kendati tidak parah, kondisi tersebut tetap harus diwaspadai.
(ysw)