Jokowi: Pengerukan kali baru 20 persen
A
A
A
Sindonews.com - Nada pesimisme kembali dilontarkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo terhadap program normalisasi sungai, kali hingga waduk yang digeber jajarannya menjadi salah satu program penanggulangan banjir di Jakarta.
Menurut Jokowi, hingga akhir tahun ini, proses pengerukan seluruh saluran penghubung, kali dan waduk, diprediksi tidak akan bisa mencapai kedalaman ideal. Sejauh ini, kali yang sudah dikeruk di Jakarta baru berjalan 20 persen dari kedalaman ideal sekitar empat meter.
"Makanya tahun depan akan kita sambung lagi pengerukannya," kata Jokowi di Kali Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (19/11).
Jokowi mengutarakan, kondisi kali dan waduk-waduk di seluruh Jakarta buruk karena tidak pernah dikeruk selama puluhan tahun.
"Idealnya, pengerukan dikerjakan setiap hari tanpa henti. Di negara-negara maju itu perawatan kali terus terpantau," jelasnya.
Persoalan lainnya, lanjut Jokowi, banyaknya pemukiman warga yang di bantaran kali maupun waduk. Kondisi tersebut menyebabkan alat berat kesulitan masuk ke areal pengerukan.
"Bagaimana ekskavator atau truk mau masuk kalau di pinggirnya rapat rumah," terangnya.
Ia menambahkan, persoalan pemukiman warga di bantaran, baru akan selesai setelah pembangunan rusun dirampungkan.
"Urusan pemukiman ini bisa beres setelah ada rumah susun," pungkasnya.
Menurut Jokowi, hingga akhir tahun ini, proses pengerukan seluruh saluran penghubung, kali dan waduk, diprediksi tidak akan bisa mencapai kedalaman ideal. Sejauh ini, kali yang sudah dikeruk di Jakarta baru berjalan 20 persen dari kedalaman ideal sekitar empat meter.
"Makanya tahun depan akan kita sambung lagi pengerukannya," kata Jokowi di Kali Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (19/11).
Jokowi mengutarakan, kondisi kali dan waduk-waduk di seluruh Jakarta buruk karena tidak pernah dikeruk selama puluhan tahun.
"Idealnya, pengerukan dikerjakan setiap hari tanpa henti. Di negara-negara maju itu perawatan kali terus terpantau," jelasnya.
Persoalan lainnya, lanjut Jokowi, banyaknya pemukiman warga yang di bantaran kali maupun waduk. Kondisi tersebut menyebabkan alat berat kesulitan masuk ke areal pengerukan.
"Bagaimana ekskavator atau truk mau masuk kalau di pinggirnya rapat rumah," terangnya.
Ia menambahkan, persoalan pemukiman warga di bantaran, baru akan selesai setelah pembangunan rusun dirampungkan.
"Urusan pemukiman ini bisa beres setelah ada rumah susun," pungkasnya.
(ysw)