Pembangunan MRT, bus Transjakarta diminta lebih maksimal
A
A
A
Sindonews.com - Perilaku masyarakat Jakarta dalam berkendara bisa dikatakan masih kurang baik. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang berani melanggar aturan yang ada.
Kasubdit Bin Gakum Polda Metro Jaya, AKBP Hindarsono mengatakan, pihaknya sengaja akan menaikan denda bagi pelanggar yang melawan arus. Hal ini dilakukan segera, sebab ketika jalan mulai dibongkar untuk pembangunan MRT maka besar kemungkinan beberapa titik akan terkunci, sehingga masyarakat lebih memilih melawan arus. Padahal resiko melawan arus cukup besar.
Menurutnya, meski belum tahu kapan akan dijalankan, namun pihaknya menilai penerapan denda maksimal bagi pelawan arus lalu lintas patut diterapkan. Hal tersebut karena kenyataan di lapangan telah membuktikan bahwa lebih banyak dan beragam kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan seseorang yang melawan arus.
Hal tersebut juga dilakukan kepada pengendara yang menerobos Jalur Bus Transjakarta. Hindarsono mengaku kewalahan untuk menertibkan pengendara yang masuk Jalur Bus Transjakarta. Namun setelah berbagai media mengangkat program tersebut, terbukti pengendara tidak banyak lagi yang masuk jalur bus Transjakarta.
"Jika ini ditetapkan, otomatis akan memberi efek jera dan tentunya waktu tempuh bus Transjakarta bisa terprediksi," katanya di Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Selain itu, anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abubakar mengatakan, meskipun sudah dilakukan sosialisasi, hal tersebutbelum maksimal. Lanjutnya, agar pembangunan MRT tidak membuat kemacetan yang parah, maka harus dibuat strategi manajemen lalu lintas dan dikendalikan dengan baik.
Di antaranya adalah bekerja pada malam hari, pembatas waktu kerja serta peningkatan kapasitas bus Transjakarta. Seperti diketahui Pemprov DKI kembali akan mendatangkan 300 unit bus baru pada 2014.
Kedatangan bus ini harus bisa menjadi moda transportasi yang mumpuni, baik dari segi waktu tempuh, waktu kedatangan hingga kenyamanan. Dengan upaya ini tidak menutup kemungkinan para pengendara kendaraan pribadi akan beralih menggunakan mobil pribadi.
"Yang akan menjadi masalah adalah ketika ada pembangunan, pengguna kendaraan pribadi tetap menggunakan kendaraannya, dan penumpang bus Transjakarta tidak kunjung sampai," ucapnya.
Hal ini akan terjadi jika BLU tidak bisa memaksimalkan pelayanan. Sebab bagainmanapun ketika ada pembangunan, kata Iskandar, otomatis jalan semakin sempit dan kemacetan akan semakin panjang.
Namun, tambahnya, jalur bus Transjakarta sudah steril maka akan timbul kepercayaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.
"Ini merupakaan saatnya bagi kita semua untuk bersusah agar ke depan tercipta Jakarta yang lebih manusiawi," tuturnya.
Kasubdit Bin Gakum Polda Metro Jaya, AKBP Hindarsono mengatakan, pihaknya sengaja akan menaikan denda bagi pelanggar yang melawan arus. Hal ini dilakukan segera, sebab ketika jalan mulai dibongkar untuk pembangunan MRT maka besar kemungkinan beberapa titik akan terkunci, sehingga masyarakat lebih memilih melawan arus. Padahal resiko melawan arus cukup besar.
Menurutnya, meski belum tahu kapan akan dijalankan, namun pihaknya menilai penerapan denda maksimal bagi pelawan arus lalu lintas patut diterapkan. Hal tersebut karena kenyataan di lapangan telah membuktikan bahwa lebih banyak dan beragam kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan seseorang yang melawan arus.
Hal tersebut juga dilakukan kepada pengendara yang menerobos Jalur Bus Transjakarta. Hindarsono mengaku kewalahan untuk menertibkan pengendara yang masuk Jalur Bus Transjakarta. Namun setelah berbagai media mengangkat program tersebut, terbukti pengendara tidak banyak lagi yang masuk jalur bus Transjakarta.
"Jika ini ditetapkan, otomatis akan memberi efek jera dan tentunya waktu tempuh bus Transjakarta bisa terprediksi," katanya di Jakarta, Rabu (6/11/2013).
Selain itu, anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abubakar mengatakan, meskipun sudah dilakukan sosialisasi, hal tersebutbelum maksimal. Lanjutnya, agar pembangunan MRT tidak membuat kemacetan yang parah, maka harus dibuat strategi manajemen lalu lintas dan dikendalikan dengan baik.
Di antaranya adalah bekerja pada malam hari, pembatas waktu kerja serta peningkatan kapasitas bus Transjakarta. Seperti diketahui Pemprov DKI kembali akan mendatangkan 300 unit bus baru pada 2014.
Kedatangan bus ini harus bisa menjadi moda transportasi yang mumpuni, baik dari segi waktu tempuh, waktu kedatangan hingga kenyamanan. Dengan upaya ini tidak menutup kemungkinan para pengendara kendaraan pribadi akan beralih menggunakan mobil pribadi.
"Yang akan menjadi masalah adalah ketika ada pembangunan, pengguna kendaraan pribadi tetap menggunakan kendaraannya, dan penumpang bus Transjakarta tidak kunjung sampai," ucapnya.
Hal ini akan terjadi jika BLU tidak bisa memaksimalkan pelayanan. Sebab bagainmanapun ketika ada pembangunan, kata Iskandar, otomatis jalan semakin sempit dan kemacetan akan semakin panjang.
Namun, tambahnya, jalur bus Transjakarta sudah steril maka akan timbul kepercayaan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.
"Ini merupakaan saatnya bagi kita semua untuk bersusah agar ke depan tercipta Jakarta yang lebih manusiawi," tuturnya.
(mhd)