Polisi harus ungkap identitas 'mayat koper'
A
A
A
Sindonews.com - Polisi diminta segera mengungkap identitas mayat perempuan dalam koper yang menggegerkan warga Desa Cibadung, RT 01/03, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor Sabtu 2 November 2013.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin menuturkan, ada dua cara yang bisa dilakukan polisi. Pertama dengan mengumumkan dan menerima tiap laporan masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga. Kedua mengumumkan ciri fisik korban dan menyebar fotonya.
"Itu kuncinya. Dan saya rasa polisi sudah ke arah itu," kata Iqrak kepada wartawan di Depok, Senin (4/11/2013).
Yang patut didalami setelah pengungkapan identitas adalah melacak orang terdekat korban. Karena dalam kasus pembunuhan, kata Iqrak, biasanya dilakukan oleh orang terdekat.
Orang itu mengetahui pribadi korban dan sering berkomunikasi. "Dari hasil riset dan sejumlah kasus memang seperti itu faktanya," tukasnya.
Dalam teori pembunuhan ada dua hal yang biasanya terjadi. Pertama, kasus pembunuhan didasarkan atas adanya anggapan korban adalah orang yang membahayakan. Kedua, bisa jadi korban adalah pelaku tindakan itu sendiri.
Dia mencontohkan, ketika dua orang berkomunikasi dan salah satunya kerap menghina maka ada rasa dendam dalam hati pelaku. "Dalam hal ini, korban adalah pelaku yang memicu tindakan itu sendiri. Sehingga pelaku lainnya terpancing dal melakukan pembunuhan," paparnya.
Baca berita terkait:
Kriminolog: Pembunuhan dilatarbelakangi masalah interpersonal
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin menuturkan, ada dua cara yang bisa dilakukan polisi. Pertama dengan mengumumkan dan menerima tiap laporan masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga. Kedua mengumumkan ciri fisik korban dan menyebar fotonya.
"Itu kuncinya. Dan saya rasa polisi sudah ke arah itu," kata Iqrak kepada wartawan di Depok, Senin (4/11/2013).
Yang patut didalami setelah pengungkapan identitas adalah melacak orang terdekat korban. Karena dalam kasus pembunuhan, kata Iqrak, biasanya dilakukan oleh orang terdekat.
Orang itu mengetahui pribadi korban dan sering berkomunikasi. "Dari hasil riset dan sejumlah kasus memang seperti itu faktanya," tukasnya.
Dalam teori pembunuhan ada dua hal yang biasanya terjadi. Pertama, kasus pembunuhan didasarkan atas adanya anggapan korban adalah orang yang membahayakan. Kedua, bisa jadi korban adalah pelaku tindakan itu sendiri.
Dia mencontohkan, ketika dua orang berkomunikasi dan salah satunya kerap menghina maka ada rasa dendam dalam hati pelaku. "Dalam hal ini, korban adalah pelaku yang memicu tindakan itu sendiri. Sehingga pelaku lainnya terpancing dal melakukan pembunuhan," paparnya.
Baca berita terkait:
Kriminolog: Pembunuhan dilatarbelakangi masalah interpersonal
(mhd)