Bersihkan monyet dari Jakarta, Jokowi dapat dukungan
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi pemerhati hewan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mendukung keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membersihkan topeng monyet di Jakarta.
Koordinator perlindungan satwa liar JAAN Femke den Hass mengatakan, langkah Jokowi yang akan menempatkan monyet-monyet itu ke Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Pasalnya, hal itu bisa menolong trauma monyek yang selama dipekerjakan dalam tekanan.
"Cara pawang mendidik monyet itu sangat kejam, mereka dipaksa bekerja, dan giginya di potong. Demi mendapatkan sedikit makanan, mereka dipaksa bekerja keras. Monyet-monyet itu pasti mengalami trauma cukup berat," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (22/10/2013).
Dia melanjutkan, dengan menempatkannya ke kebun binatang, hewan jenis primata itu nantinya bisa menjadi sarana pendidikan masyarakat.
Sejauh ini, kata dia, masyarakat bisa menilai jika para monyet itu menjadi korban eksploitasi manusia dalam mencari uang.
"Masyarakat dapat melihat, khususnya anak-anak kalau monyet-monyet itu dulunya dieksploitasi, dipaksa bekerja keras di jalan, menari sambil disiksa dengan kejam," tuturnya.
Sejak 2009, kata Femke, jumlah monyet yang dipekerjakan sebagai topeng monyet terus bertambah. Berdasarkan data di lapangan, pada 2012 ada sebanyak 300 ekor kera yang dipaksa bekerja sebagai topeng monyet.
Ratusan topeng monyet itu tersebar di beberapa titik Ibu Kota Jakarta.
"Berdasarkan riset yang kami lakukan trennya dari tahun 2009 terus naik. Pada 2012 sebanyak 350 ekor. Bersama Pemda DKI, 50 ekor di antaranya berhasil kita sita. Jadi mungkin saat ini sekitar 300-an jumlahnya," bebernya.
Baca berita terkait:
Minggu ini, topeng monyet ditertibkan
Bukan asli Jakarta, pawang monyet ditertibkan
Koordinator perlindungan satwa liar JAAN Femke den Hass mengatakan, langkah Jokowi yang akan menempatkan monyet-monyet itu ke Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Pasalnya, hal itu bisa menolong trauma monyek yang selama dipekerjakan dalam tekanan.
"Cara pawang mendidik monyet itu sangat kejam, mereka dipaksa bekerja, dan giginya di potong. Demi mendapatkan sedikit makanan, mereka dipaksa bekerja keras. Monyet-monyet itu pasti mengalami trauma cukup berat," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (22/10/2013).
Dia melanjutkan, dengan menempatkannya ke kebun binatang, hewan jenis primata itu nantinya bisa menjadi sarana pendidikan masyarakat.
Sejauh ini, kata dia, masyarakat bisa menilai jika para monyet itu menjadi korban eksploitasi manusia dalam mencari uang.
"Masyarakat dapat melihat, khususnya anak-anak kalau monyet-monyet itu dulunya dieksploitasi, dipaksa bekerja keras di jalan, menari sambil disiksa dengan kejam," tuturnya.
Sejak 2009, kata Femke, jumlah monyet yang dipekerjakan sebagai topeng monyet terus bertambah. Berdasarkan data di lapangan, pada 2012 ada sebanyak 300 ekor kera yang dipaksa bekerja sebagai topeng monyet.
Ratusan topeng monyet itu tersebar di beberapa titik Ibu Kota Jakarta.
"Berdasarkan riset yang kami lakukan trennya dari tahun 2009 terus naik. Pada 2012 sebanyak 350 ekor. Bersama Pemda DKI, 50 ekor di antaranya berhasil kita sita. Jadi mungkin saat ini sekitar 300-an jumlahnya," bebernya.
Baca berita terkait:
Minggu ini, topeng monyet ditertibkan
Bukan asli Jakarta, pawang monyet ditertibkan
(mhd)