Para PRT yang disekap didata ke Mapolres
A
A
A
Sindonews.com - Setelah memebebaskan ratusan calon pembantu rumah tangga (PRT) dan Baby sister, polisi membawa ratusan wanita muda tersebut ke Mapolresta Tangerang untuk didata.
Salah seorang PRT bercerita bagaimana buruknya manajemen di kantor biro penyalur tersebut. Bahkan karena tak betah, salahsatu PRT nekat memutus kontrak secara sepihak kendati gajinya selama sebulan harus hilang sebagai kompensasinya.
Namun yang membuatnya miris, renacna pulang ke kampung halamnnya hari ini terpksa batal karena tiba-tiba saja uangnya hilang subuh tadi.
Euis (18) PRT asal Indramayu tersebut, seharusnya pulang hari ini ke kampung halamannya. Namun seusai dia mandi dan bergegas akan pulang, uangnya hasil tabungan selama 6 bulan bekerja sebagai PRT lenyap entah kemana.
"Saat subuh sebelum saya mandi, uang itu masih aman di tas saya didalam kamar. Namun, setelah saya selesai mandi dan rapih, uang itu sudah lenyap," ujarnya ketika berada di dalam bus, Jumat (18/10/2013).
Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang tega mengambil hasil jerih payahnya selama setengah tahun bekerja itu. Tapi, Euis mengaku pulang ke kampung halamannya di Indramayu sebelum waktunya.
"Saya putus kontrak. Seharusnya saya kontrak setahun, tapi karena enggak betah, jadi saya putuskan hanya enam bulan saja," tuturnya.
Karena pemutusan sepihak itu, gaji sebulan Euis pun lenyap. Dipotong oleh yayasan sebagai kompensasi dia memutuskan kontrak kerjanya.
Salah seorang PRT bercerita bagaimana buruknya manajemen di kantor biro penyalur tersebut. Bahkan karena tak betah, salahsatu PRT nekat memutus kontrak secara sepihak kendati gajinya selama sebulan harus hilang sebagai kompensasinya.
Namun yang membuatnya miris, renacna pulang ke kampung halamnnya hari ini terpksa batal karena tiba-tiba saja uangnya hilang subuh tadi.
Euis (18) PRT asal Indramayu tersebut, seharusnya pulang hari ini ke kampung halamannya. Namun seusai dia mandi dan bergegas akan pulang, uangnya hasil tabungan selama 6 bulan bekerja sebagai PRT lenyap entah kemana.
"Saat subuh sebelum saya mandi, uang itu masih aman di tas saya didalam kamar. Namun, setelah saya selesai mandi dan rapih, uang itu sudah lenyap," ujarnya ketika berada di dalam bus, Jumat (18/10/2013).
Dia mengaku tidak mengetahui siapa yang tega mengambil hasil jerih payahnya selama setengah tahun bekerja itu. Tapi, Euis mengaku pulang ke kampung halamannya di Indramayu sebelum waktunya.
"Saya putus kontrak. Seharusnya saya kontrak setahun, tapi karena enggak betah, jadi saya putuskan hanya enam bulan saja," tuturnya.
Karena pemutusan sepihak itu, gaji sebulan Euis pun lenyap. Dipotong oleh yayasan sebagai kompensasi dia memutuskan kontrak kerjanya.
(ysw)