Puluhan dokter RSU Tangsel protes
A
A
A
Sindonews.com – Puluhan dokter yang biasa bertugas di RSU Kota Tangerang Selatan memprotes kebijakan rumah sakit yang menyulitkwan warga miskin. Selain itu, mereka juga mempertanyakan dokter asing yang bertugas di rumah sakit tersebut.
Aksi protes tersebut dilakukan bertepatan dengan kedatangan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie yang tengah menghadiri sebuah acara di RSU Kota Tangsel.
“Kami sengaja datang kemari untuk menyampaikan berbagai permasalahan internal RSU, seperti rencana penghapusan poli khusus, pelayanan RSU yang kami rasa mempersulit warga dan adanya dokter asing,” kata dr Arif Kurniawan, salah seorang dokter yang ikut aksi tersebut, Jumat (20/9/2013).
Adapun alur pengobatan yang cenderung mempersulit warga, di jelaskan dr Arif, warga terjadi pada kalangan tidak mampu yang mempergunakan fasilitas pelayanan pengobatan gratis.
"Selama ini jika masyarakat berobat, dibiarkan konsultasi dulu. Kemudian bila harus berobat atau membutuhkan penanganan lebih lanjut, harus datang besok, kan kasihan warga miskin yang butuh penanganan segera," papar Arif.
Selain itu, para dokter di RSU Kota Tangsel juga merasa keberatan dengan adanya dokter asing. "Tim dokter yang katanya datang dari Korea Selatan, knowladge yang mereka berikan sama saja seperti yang kami praktekan selama ini. Tidak ada yang baru," ujarnya.
Selain itu, dokter asing tersebut juga tak berkoordinasi dulu dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan tak menempuh tahapan administrasi lainnya. Langsung saja datang dan melakukan transfer knowladge di RSU Tangsel.
Aksi protes tersebut dilakukan bertepatan dengan kedatangan Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie yang tengah menghadiri sebuah acara di RSU Kota Tangsel.
“Kami sengaja datang kemari untuk menyampaikan berbagai permasalahan internal RSU, seperti rencana penghapusan poli khusus, pelayanan RSU yang kami rasa mempersulit warga dan adanya dokter asing,” kata dr Arif Kurniawan, salah seorang dokter yang ikut aksi tersebut, Jumat (20/9/2013).
Adapun alur pengobatan yang cenderung mempersulit warga, di jelaskan dr Arif, warga terjadi pada kalangan tidak mampu yang mempergunakan fasilitas pelayanan pengobatan gratis.
"Selama ini jika masyarakat berobat, dibiarkan konsultasi dulu. Kemudian bila harus berobat atau membutuhkan penanganan lebih lanjut, harus datang besok, kan kasihan warga miskin yang butuh penanganan segera," papar Arif.
Selain itu, para dokter di RSU Kota Tangsel juga merasa keberatan dengan adanya dokter asing. "Tim dokter yang katanya datang dari Korea Selatan, knowladge yang mereka berikan sama saja seperti yang kami praktekan selama ini. Tidak ada yang baru," ujarnya.
Selain itu, dokter asing tersebut juga tak berkoordinasi dulu dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan tak menempuh tahapan administrasi lainnya. Langsung saja datang dan melakukan transfer knowladge di RSU Tangsel.
(ysw)