Dody-Untung akui Bima-Usmar menang tipis
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung W Maryono (Dody-Untung) mengakui keunggulan pasangan nomor urut 2 Bima Arya Sugiarto-Usmar Hariman (Bima-Usmar) dalam Pilkada Kota Bogor.
Pengakuan kemenangan pasangan calon yang diusung PAN, Demokrat, Gerindra, PKB dan PBB itu berdasarkan hasil rekapitulasi suara dari para saksi formulir C1 pasangan calon yang didukung PDIP, Golkar, PKPI dan belasan parpol non parlemen lainnya di enam kecamatan.
"Hasil rekapitulasi ini berdasarkan perhitungan formulir C1 dari para saksi kami di seluruh Tempat Pemungutan Suara (1.814 TPS)," ungkap Dody, di Posko Pemenangan Dody-Untung di Jalan Pandu Raya, Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (18/9/2013).
Menurutnya, dalam rekap tersebut pasangan Bima-Usmar unggul dibanding empat pasang calon lainnya dengan perolehan 132.112 suara (33,05 persen), disusul pasangan nomor urut 3 Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana yang diusung PKS, PPP dan Hanura sebanyak 131.131 suara (32,80 persen).
"Kami (Dody-Untung) sendiri hanya memperoleh 67.545 suara (16,90 persen), dan pasangan nomor urut 5 Syaiful Anwar-Muztahidin 43.298 (10,83 persen), dan terakhir nomor urut 1 hanya meraih suara 25.684 (6,42 persen)," paparnya.
Alasan ia merilis hasil rekapitulasi suara dari para saksi yang memegang formulir C1 ini karena membutuhkan waktu cukup lama dan ingin mengapresiasi terhadap pasangan Bima-Usmar.
"Karena saat hari H pencoblosan kita tidak melakukan quick count, maka dari itu hari ini kita mengekspose realcount rekapitulasi suara yang sudah selesai dilakukan ditingkat kecamatan," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya tetap menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU Kota Bogor pada Kamis 19 September 2013 besok.
"Kita tetap menunggu pengumuman dari KPU, perhitungan ini hanya untuk mempertegas bahwa Pilkada Kota Bogor berdasarkan rekapitulasi yang kami lakukan dimenangkan pasangan Bima-Usmar," kata.
Selain itu, pihaknya menyayangkan tingkat partisipasi publik dalam Pilkada Kota Bogor tahun ini cukup rendah.
"Dibanding tahun-tahun sebelumnya, Pilkada di Kota Bogor tahun ini jumlah suara tidak sah dan para pemilih yang tidak datang ke TPS sangat tinggi yakni mencapai 40 persen," tandasnya.
Pihaknya siap bila suatu hari nanti diminta untuk membantu Bima-Usmar untuk membangun Bogor lebih baik. "Bila saya dilibatkan dalam membangun Bogor, saya siap karena saya dan Bima-Usmar mempunyai visi yang sama dalam membangun Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, Bima Arya sendiri menanggapi bahwa sosok Dody merupakan senior yang sudah lama melintang di dunia birokrasi pemerintahan.
"Kang Dody ini sebagai senior yang lama di pemerintahan dan bila saya dipercaya sebagai pemimpin tentunya saya sangat perlu pemikiran dan pengalamannya dalam memajukan Kota Bogor," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan rekapitulasi dari para saksinya yang memegang formulir C1, meski baru 95 persen memang tidak jauh bebeda dan tidak merubah posisi perolehan suara.
Bima-Usmar unggul dengan perolehan 132.835 suara (33.13 persen).
Sedangkan Ru'yat-Aim kalah tipis dengan perolehan suara 131.080 suara (32.69 persen). Kemudian di posisi ketiga Dody-Untung memperoleh 67.715 (16.89 persen). Sedangkan Syaiful Anwar-Muztahidin hanya meraih 43.466 suara (10.84 persen), terakhir pasangan Firman Halim-Gartono hanya memperoleh 25.842 suara (6.45 persen).
Dengan demikian jika melihat dari jumlah perolehan suara ditingkat kelurahan pasangan Bima-Usmar unggul atas pasangan Ru'yat-Aim dengan selisih suara 1.755 suara (0,44 persen).
"Kedatangan saya hadir ke posko Dody-Untung dalam rilis ini guna menurunkan tensi politik pasca pemungutan suara. Sebab banyak yang menghubungi saya, menanyakan kondisi atau situasi keamanan di Kota Bogor paska pemungutan suara ini dimana masing-masing tim sukses mengklaim menang, seolah-olah kota Bogor mau kiamat," katanya.
Selain itu, pihaknya datang berniat untuk terus memperpanjang tali silaturahmi yang sudah dibangun, saat sebelum pertarungan Pilkada dimulai.
"Saat deklarasi Dody-Untung saya datang, maka dari itu saya wajib bersilaturahmi," katanya.
Terkait dengan hasil rekapitulasi yang dirilis pasangan Dody-Untung memiliki perbedaan cukup jauh hanya, urutannya tidak berubah, menurutnya wajar.
"Tapi urutannya tidak berbeda, salah sedikit wajar, apapun saya mengapresiasi rilis rekap formulir C1 versi pasangan nomor 4 ini," katanya.
Meski demikian pihaknya siap menerima semua keputusan KPU Kota Bogor dalam rapat pleno rekapitulasi yang digelar Kamis (19/9) mendatang.
"Tunggu saja besok, saya sudah dihubungi oleh pihak KPU, bahwa pleno rekapitulasi digelar di Hotel Brajamustika, Kota Bogor, Kita tunggu saja besok. Siapapun pemenangnya harus bisa mengajak membangun Bogor kedepan. Karena bagaimanapun. Pemenang harus bersama-sama, tidak bisa sendiri, tidak bisa satu partai, tidak bisa satu golongan atau kelompok tertentu saja," ungkapnya.
Pengakuan kemenangan pasangan calon yang diusung PAN, Demokrat, Gerindra, PKB dan PBB itu berdasarkan hasil rekapitulasi suara dari para saksi formulir C1 pasangan calon yang didukung PDIP, Golkar, PKPI dan belasan parpol non parlemen lainnya di enam kecamatan.
"Hasil rekapitulasi ini berdasarkan perhitungan formulir C1 dari para saksi kami di seluruh Tempat Pemungutan Suara (1.814 TPS)," ungkap Dody, di Posko Pemenangan Dody-Untung di Jalan Pandu Raya, Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (18/9/2013).
Menurutnya, dalam rekap tersebut pasangan Bima-Usmar unggul dibanding empat pasang calon lainnya dengan perolehan 132.112 suara (33,05 persen), disusul pasangan nomor urut 3 Achmad Ru'yat-Aim Halim Hermana yang diusung PKS, PPP dan Hanura sebanyak 131.131 suara (32,80 persen).
"Kami (Dody-Untung) sendiri hanya memperoleh 67.545 suara (16,90 persen), dan pasangan nomor urut 5 Syaiful Anwar-Muztahidin 43.298 (10,83 persen), dan terakhir nomor urut 1 hanya meraih suara 25.684 (6,42 persen)," paparnya.
Alasan ia merilis hasil rekapitulasi suara dari para saksi yang memegang formulir C1 ini karena membutuhkan waktu cukup lama dan ingin mengapresiasi terhadap pasangan Bima-Usmar.
"Karena saat hari H pencoblosan kita tidak melakukan quick count, maka dari itu hari ini kita mengekspose realcount rekapitulasi suara yang sudah selesai dilakukan ditingkat kecamatan," ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya tetap menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU Kota Bogor pada Kamis 19 September 2013 besok.
"Kita tetap menunggu pengumuman dari KPU, perhitungan ini hanya untuk mempertegas bahwa Pilkada Kota Bogor berdasarkan rekapitulasi yang kami lakukan dimenangkan pasangan Bima-Usmar," kata.
Selain itu, pihaknya menyayangkan tingkat partisipasi publik dalam Pilkada Kota Bogor tahun ini cukup rendah.
"Dibanding tahun-tahun sebelumnya, Pilkada di Kota Bogor tahun ini jumlah suara tidak sah dan para pemilih yang tidak datang ke TPS sangat tinggi yakni mencapai 40 persen," tandasnya.
Pihaknya siap bila suatu hari nanti diminta untuk membantu Bima-Usmar untuk membangun Bogor lebih baik. "Bila saya dilibatkan dalam membangun Bogor, saya siap karena saya dan Bima-Usmar mempunyai visi yang sama dalam membangun Kota Bogor," katanya.
Sementara itu, Bima Arya sendiri menanggapi bahwa sosok Dody merupakan senior yang sudah lama melintang di dunia birokrasi pemerintahan.
"Kang Dody ini sebagai senior yang lama di pemerintahan dan bila saya dipercaya sebagai pemimpin tentunya saya sangat perlu pemikiran dan pengalamannya dalam memajukan Kota Bogor," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan rekapitulasi dari para saksinya yang memegang formulir C1, meski baru 95 persen memang tidak jauh bebeda dan tidak merubah posisi perolehan suara.
Bima-Usmar unggul dengan perolehan 132.835 suara (33.13 persen).
Sedangkan Ru'yat-Aim kalah tipis dengan perolehan suara 131.080 suara (32.69 persen). Kemudian di posisi ketiga Dody-Untung memperoleh 67.715 (16.89 persen). Sedangkan Syaiful Anwar-Muztahidin hanya meraih 43.466 suara (10.84 persen), terakhir pasangan Firman Halim-Gartono hanya memperoleh 25.842 suara (6.45 persen).
Dengan demikian jika melihat dari jumlah perolehan suara ditingkat kelurahan pasangan Bima-Usmar unggul atas pasangan Ru'yat-Aim dengan selisih suara 1.755 suara (0,44 persen).
"Kedatangan saya hadir ke posko Dody-Untung dalam rilis ini guna menurunkan tensi politik pasca pemungutan suara. Sebab banyak yang menghubungi saya, menanyakan kondisi atau situasi keamanan di Kota Bogor paska pemungutan suara ini dimana masing-masing tim sukses mengklaim menang, seolah-olah kota Bogor mau kiamat," katanya.
Selain itu, pihaknya datang berniat untuk terus memperpanjang tali silaturahmi yang sudah dibangun, saat sebelum pertarungan Pilkada dimulai.
"Saat deklarasi Dody-Untung saya datang, maka dari itu saya wajib bersilaturahmi," katanya.
Terkait dengan hasil rekapitulasi yang dirilis pasangan Dody-Untung memiliki perbedaan cukup jauh hanya, urutannya tidak berubah, menurutnya wajar.
"Tapi urutannya tidak berbeda, salah sedikit wajar, apapun saya mengapresiasi rilis rekap formulir C1 versi pasangan nomor 4 ini," katanya.
Meski demikian pihaknya siap menerima semua keputusan KPU Kota Bogor dalam rapat pleno rekapitulasi yang digelar Kamis (19/9) mendatang.
"Tunggu saja besok, saya sudah dihubungi oleh pihak KPU, bahwa pleno rekapitulasi digelar di Hotel Brajamustika, Kota Bogor, Kita tunggu saja besok. Siapapun pemenangnya harus bisa mengajak membangun Bogor kedepan. Karena bagaimanapun. Pemenang harus bersama-sama, tidak bisa sendiri, tidak bisa satu partai, tidak bisa satu golongan atau kelompok tertentu saja," ungkapnya.
(mhd)