Demam berdarah mengancam setiap tahun, salah siapa?

Selasa, 03 September 2013 - 21:29 WIB
Demam berdarah mengancam setiap tahun, salah siapa?
Demam berdarah mengancam setiap tahun, salah siapa?
A A A
Sindonews.com - Memasuki musim kemarau, kawasan tropis rawan terjangkit nyamuk demam berdarah. Tidak jarang, serangan ini mengakibatkan kematian kepada korbannya. Seperti yang terjadi di Kelurahan dan Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Dua orang bocah, Rifat (5), dan Faisal (5), meninggal dunia digigit nyamuk ini.

Berdasarkan hasil diagnosa dokter yang memeriksanya, bocah-bocah malang itu menderita Dengue Shock Syndrome (DSS), pada Demam Berdarah Dengue (DBD).

DSS pada DBD merupakan virus yang sangat mematikan dari demam berdarah. Penderita DBD yang terjangkit virus ini, akan mengalami renjatan syok dengan gejala-gejala seperti nadi cepat dan kecil, ujung-ujung tangan dan kaki dingin, tekanan darah turun atau hilangnya kesadaran pada korban.

Gejala-gejala itu akan mulai tampak pada hari ke empat hingga ke tujuh periode sakit. Berdasarkan catatan kedokteran, virus ini sangat mematikan bagi penderitanya.

Ironisnya, penyakit demam berdarah di negeri ini terjadi hampir setiap tahun, dan selalu memakan korban jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Berasal dari keluarga miskin, menengah, dan kaya. Singkatnya, penyakit ini tidak memandang siapa korbannya.

Kepala Puskemas Pondok Aren drg I Gusti AR Ratih dengan jujur mengatakan, penyakit ini ada karena kesalahan masyarakat yang kurang peka dengan perilaku hidup bersih, dan sehat.

"Kesadaran penduduk kurang, karena pendidikan mereka rendah. Kalau buat orang yang pendidikan tinggi, mereka pasti tahu bahaya dari lingkungan yang kotor. Karena, demam berdarah penyakit lingkungan," ujarnya, saat berbincang dengan Sindonews, di Puskesmas Pondok Aren, Selasa (3/9/2013).

Dilanjutkan dia, virus yang dibawa nyamuk demam berdarah banyak menyerang kekebalan tubuh. Saat penderita sedang kurang sehat, lalu digigit, maka virus itu akan semakin cepat beraksi. Sebaliknya, jika tubuh si penderita sedang prima, virus itu akan kalah, dan bis menghindari maut.

"Obat virus itu adalah daya tahan tubuh yang kuat. Untuk mencegahnya, hanya melalui kebersihan lingkungan. Jadi untuk pengasapan hanya untuk mengusir nyamuk dewasa. Tetapi tidak membunuh nyamuk-nyamuk kecil. Untuk itu tidak bisa terlalu diharapkan," terangnya.

Ditambahkan dia, selama lingkungan tempat tinggal warga masih kotor, maka serangan nyamuk demam berdarah akan tetap mengintai. Lebih jauh, dia bahkan melihat negara-negara maju dan modern yang kebersihannya terjaga. Warga negara-negara kelas satu itu, terbebas dari demam berdarah.

"Jadi selama lingkungan kita masih kotor, selama itu juga demam berdarah itu ada. Coba bandingkan dengan lingkungan di luar negeri, kenapa nyamuk demam berdarah di sana tidak ada? Karena bersih," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5864 seconds (0.1#10.140)