Gagal rekam e-KTP, Mahmudi sambangi kantor Disdukcapil
A
A
A
Sindonews.com - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menyambangi Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Depok, pagi tadi. Kedatangannya untuk melakukan perekaman ulang data e-KTP, karena disinyalir perekaman yang telah dilakukan sebelumnya gagal.
"Kami sekeluarga yang beranggotakan lima orang sudah diinput datanya, namun hanya satu diantara kami yang berhasil mendapatkan e-KTP, yaitu Ahmad Syihan Ismail," jelasnya kepada wartawan di Balai Kota Depok, Rabu (17/7/2013).
Ia mengungkapkan, kegagalan perekaman itu tidak pilih kasih, karena ia juga harus merekam ulang datanya untuk mendapatkan e-KTP. Untuk itu, ia meminta kepada seluruh warga untuk mengecek kepada kelurahan masing-masing tentang status e-KTP-nya.
"Apakah masih menunggu proses printing atau gagal. Di Depok, ada sekira 5.000 yang gagal, dan data yang gagal telah diinformasikan di kelurahan. Tolong dicek kembali biar jelas. Kalaupun gagal, tidak usah kecewa, karena ini kesalah teknis atau kesalahan sistem yang ada," paparnya.
perekaman ulang, kata dia, harus dilakukan lagi dari awal, mulai dari foto, sidik jari, hingga tanda tangan dan lainnya. Karena gagalnya itu keseluruhan, jadi harus diulang semuanya. Dari Pemkot Depok telah ada data-data yang mengalami kegagalan.
"Saya imbau warga Depok untuk berkomunikasi kepada kelurahan dan Disdukcapil, sehingga bisa melakukan perekaman ulang," katanya.
Kepala Disdukcapil Kota Depok Mulyamto mengatakan, 5.000 ribu perekaman yang gagal tersebut kebanyakan dikarenakan oleh sistem off line. Sistem off line, adalah sistem yang menggunakan data base dan tidak menggunakan jaringan IT.
Jadi hanya memindahkan data dari komputer tempat pengambilan data e-KTP, kemudian dipindahkan dan ditransfer.
Sedangkan, untuk perekaman sistem online, sudah tersambung dengan jaringan IT dan data bisa langsung ditransfer ke Kemendagri saat itu juga.
"Hari ini, di Luewinanggung juga ada pelayanan perekaman e-KTP dan akan berkeliling ke sekolah-sekolah. Mengapa pelayanan off line? Jadi tidak bisa menggunakan kabel," ujarnya.
"Kami sekeluarga yang beranggotakan lima orang sudah diinput datanya, namun hanya satu diantara kami yang berhasil mendapatkan e-KTP, yaitu Ahmad Syihan Ismail," jelasnya kepada wartawan di Balai Kota Depok, Rabu (17/7/2013).
Ia mengungkapkan, kegagalan perekaman itu tidak pilih kasih, karena ia juga harus merekam ulang datanya untuk mendapatkan e-KTP. Untuk itu, ia meminta kepada seluruh warga untuk mengecek kepada kelurahan masing-masing tentang status e-KTP-nya.
"Apakah masih menunggu proses printing atau gagal. Di Depok, ada sekira 5.000 yang gagal, dan data yang gagal telah diinformasikan di kelurahan. Tolong dicek kembali biar jelas. Kalaupun gagal, tidak usah kecewa, karena ini kesalah teknis atau kesalahan sistem yang ada," paparnya.
perekaman ulang, kata dia, harus dilakukan lagi dari awal, mulai dari foto, sidik jari, hingga tanda tangan dan lainnya. Karena gagalnya itu keseluruhan, jadi harus diulang semuanya. Dari Pemkot Depok telah ada data-data yang mengalami kegagalan.
"Saya imbau warga Depok untuk berkomunikasi kepada kelurahan dan Disdukcapil, sehingga bisa melakukan perekaman ulang," katanya.
Kepala Disdukcapil Kota Depok Mulyamto mengatakan, 5.000 ribu perekaman yang gagal tersebut kebanyakan dikarenakan oleh sistem off line. Sistem off line, adalah sistem yang menggunakan data base dan tidak menggunakan jaringan IT.
Jadi hanya memindahkan data dari komputer tempat pengambilan data e-KTP, kemudian dipindahkan dan ditransfer.
Sedangkan, untuk perekaman sistem online, sudah tersambung dengan jaringan IT dan data bisa langsung ditransfer ke Kemendagri saat itu juga.
"Hari ini, di Luewinanggung juga ada pelayanan perekaman e-KTP dan akan berkeliling ke sekolah-sekolah. Mengapa pelayanan off line? Jadi tidak bisa menggunakan kabel," ujarnya.
(mhd)