Situasi mencekam, Kalimalang dijaga ketat polisi
A
A
A
Sindonews.com - Pasca bentrokan antar warga, ruas Jalan Kalimalang Kilometer 37, Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada malam ini masih mencekam. Beberapa warga masih berkumpul di sekitar lokasi.
Tampak penjagaan ketat dari beberapa personel Brigadir Mobil (Brimob) bersama Petugas Polresta Bekasi Kabupaten dengan segala atributnya. Ruas Jalan Kalimalang dari batas kota Bekasi hingga Jatimulya Tambun Selatan, masih ditutup.
Beberapa petugas kepolisian banyak yang menjadi korban lemparan batu dari warga Jatimulya. Karena berusaha melakukan penghadangan kepada warga yang akan melakukan sweeping kepada kelompok Ambon yang tinggal di gedung bekas pabrik Tongyang tersebut.
Bahkan, beberapa polisi mengeluarkan puluhan tembakan air mata kepada warga yang berusaha merangsek maju dengan cara melemparkan batu. Alhasil, ribuan batu masih melayang di atas langit Kalimalang sambil marah dan mengacungkan segala senjata tajam kepada petugas.
Untuk sementara diduga korban tewas diketahui bernama Made (38) warga Kampung Jati RT 04/02, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Made ditemukan tewas dengan luka bacok sekitar pukul 14.00 siang tadi. Sedangkan, Dedi (18) menderita luka parah di sekujur tubuhnya.
Sementara puluhan warga yang mengalami luka parah dilarikan di rumah sakit terdekat untuk perawatan lebih lanjut. Hingga berita ini diturunkan belum ada kejelasan terkait bentrokan yang kerap terjadi di ruas Kalimalang itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sindonews, gedung Tongyang Tambun sudah sejak lama dikosongkan dan dijadikan sebagai tempat pemukiman kelompok Ambon. Bahkan, kehadiran warga Maluku Utara ini dianggap warga sebagai biang kerusuhan selama ini di wilayah itu.
Warga yang enggan disebutkan namanya disebutkan mengakui, kelompok Ambon kerap membuat onar di wilayah sekitar dengan memintai uang keamanan kepada warga sekitar. Apalagi, warga merasa kesal yang kerap menjadi korban pemalakan oleh kelompok yang sering mabuk-mabukan.
Alhasil puncak kemarahan warga sekitaran Tambun itu saat salah satu warga yang belum diketahui identitasnya dihakimi oleh kelompok itu. Sehingga, warga yang kesal dan emosi melakukan pembalasan dengan mencari seluruh kelompok Ambon di sekitar wilayah Tambun.
Tampak penjagaan ketat dari beberapa personel Brigadir Mobil (Brimob) bersama Petugas Polresta Bekasi Kabupaten dengan segala atributnya. Ruas Jalan Kalimalang dari batas kota Bekasi hingga Jatimulya Tambun Selatan, masih ditutup.
Beberapa petugas kepolisian banyak yang menjadi korban lemparan batu dari warga Jatimulya. Karena berusaha melakukan penghadangan kepada warga yang akan melakukan sweeping kepada kelompok Ambon yang tinggal di gedung bekas pabrik Tongyang tersebut.
Bahkan, beberapa polisi mengeluarkan puluhan tembakan air mata kepada warga yang berusaha merangsek maju dengan cara melemparkan batu. Alhasil, ribuan batu masih melayang di atas langit Kalimalang sambil marah dan mengacungkan segala senjata tajam kepada petugas.
Untuk sementara diduga korban tewas diketahui bernama Made (38) warga Kampung Jati RT 04/02, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Made ditemukan tewas dengan luka bacok sekitar pukul 14.00 siang tadi. Sedangkan, Dedi (18) menderita luka parah di sekujur tubuhnya.
Sementara puluhan warga yang mengalami luka parah dilarikan di rumah sakit terdekat untuk perawatan lebih lanjut. Hingga berita ini diturunkan belum ada kejelasan terkait bentrokan yang kerap terjadi di ruas Kalimalang itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sindonews, gedung Tongyang Tambun sudah sejak lama dikosongkan dan dijadikan sebagai tempat pemukiman kelompok Ambon. Bahkan, kehadiran warga Maluku Utara ini dianggap warga sebagai biang kerusuhan selama ini di wilayah itu.
Warga yang enggan disebutkan namanya disebutkan mengakui, kelompok Ambon kerap membuat onar di wilayah sekitar dengan memintai uang keamanan kepada warga sekitar. Apalagi, warga merasa kesal yang kerap menjadi korban pemalakan oleh kelompok yang sering mabuk-mabukan.
Alhasil puncak kemarahan warga sekitaran Tambun itu saat salah satu warga yang belum diketahui identitasnya dihakimi oleh kelompok itu. Sehingga, warga yang kesal dan emosi melakukan pembalasan dengan mencari seluruh kelompok Ambon di sekitar wilayah Tambun.
(hyk)